Mohon tunggu...
Ahmad Sastra
Ahmad Sastra Mohon Tunggu... Dosen - penulis

Ahmad Sastra adalah seorang penulis buku, baik fiksi maupun non fiksi sekaligus berprofesi sebagai dosen filsafat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menduniakan Gagasan

21 November 2022   10:03 Diperbarui: 1 Desember 2022   12:31 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Dr. Ahmad, MM

Semua berawal dari sebuah gagasan. Ungkapan singkat ini memiliki makna yang mendalam. Gagasan atau ide adalah konsepsi hasil olah pikir tentang fakta empirik atau inderawi. Gagasan bisa lahir dari sebuah proses dialektika, baik pikiran maupun fakta. Gagasan melahirkan keyakinan, keyakinan melahirkan paradigma, sedangkan paradigma melahirkan sikap dan tindakan.

Paradigma dalam disiplin intelektual memiliki arti cara pandang (worldview) orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.

Tidak akan mungkin lahir pesawat terbang, jika tidak dimulai dari gagasan pertama seorang Abbas bin Firnas.  Ilmuwan muslim ini  adalah penemu mesin penerbangan pertama, seribu tahun sebelum pesawat bermotor ditemukan. Temuannya diawali dari gagasannya untuk melakukan suatu penerbangan. Lahirnya pesawat terbang dimulai dari sebuah gagasan.

Dari Abbas bin Firnas inilah lahir Wright Bersaudara (Wright Brother) adalah Orville (lahir 19 Agustus 1871) dan Wilbur Wright (lahir 16 April 1867) yang merupakan dua orang saudara kandung asal Amerika yang dipercaya orang yang mengembangkan sains bidang pesawat terbang. Pada 17 Desember 1903, mereka berhasil membuat pesawat terbang dengan penerbangan pertamanya yang bisa dikendalikan oleh manusia. 

Abbas Ibn Firnas, dengan demikian adalah penggagas pertama mesin penerbangan, 1.000 tahun sebelum Wright bersaudara. Abbas Ibn Firnas telah berhasil menduniakan gagasan, sehingga kini masyarakat dunia bisa menikmati perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat terbang berbagai jenisnya.

Muammad bin Ms al-Khwrizm al-majousi al katarbali adalah Ilmuwan Islam Yang Merupakan seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Kufah, Irak. Lahir sekitar tahun 780 di Khwarezmia dan wafat sekitar tahun 850 di Bagdad. Al Khawarizmi dikenal sebagai bapak matematika dunia.

Karya terbesarnya adalah Aljabar dan algoritma. Bukunya yang berjudul Al-kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing), menjadi pondasi penting dalam aljabar di era modern. Aljabar, juga menjadi materi yang banyak dipelajari di dunia sampai saat ini. Tidak akan ada AlJabar dan pengembangan ilmu matematika, tanpa dimulai dari gagasan pertama Al Khwarizmi. Keterbukaannya dalam mengadopsi ilmu-ilmu pengetahuan dari manapun, membuat Khawarizmi melahirkan banyak gagasan brilian dan karya mendunia.

Konsep angka nol setidaknya sudah digunakan pada abad 400 SM oleh matematikawan Babilonia. Saat itu, angka nol belum ditulis dengan angka '0', tetapi dengan simbol " saja. Lalu, angka nol dikembangkan oleh Al Khawarizmi  hingga dikenal di seluruh dunia sampai saat ini.

Dari penelitian pada tablet batu peninggalan Babilonia, rupanya simbol angka nol " semula digunakan di Babilonia untuk membedakan angka yang dimaksud. Contohnya yaitu seperti membedakan angka 216 dan 21"6 (2106), seperti dikutip dari penelitian Marina Toma, "A History of Zero" dalam Journal of Science and Arts.

Al Khawarizmi kelak menyempurnakan kembali beberapa perhitungan yang menggunakan angka nol dari Brahmagupta sekitar tahun 810 M. Di awal penggalian konsep angka nol dari buku-buku dari India, Al Khawarizmi menuliskan upaya dan temuannya dalam buku Al Khawarizmi on the Hindu Art of Reckoning . Kitab karya Al Khawarizmi tersebut mendeskripsikan sistem penempatan bilangan India berdasarkan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 0.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun