Mohon tunggu...
Nazilatul chusna
Nazilatul chusna Mohon Tunggu... Guru - Penulis blog

Mahasiswa Uin Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajarkan Sikap Jujur Pada Anak

14 November 2019   02:18 Diperbarui: 14 November 2019   02:21 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap generasi yang lahir pasti memiliki kerakter, karena karakter merupakan sifat alamiah pada diri seseorang dan tidak akan bisa diubah. Tetapi jika melakukan pembiasaan maka karakter itu akan mengikutinya. Contohnya seperti pembiasaan berprilaku baik, berprilaku jujur, dan disiplin.

Saat ini banyak sekali anak yang memiliki sifat kurang percaya diri, misalkan anak menyontek pada saat kuis, itu sama saja dengan anak kurang percaya diri dengan apa yang ada pada kemampuannya. Penanaman sikap jujur yang paling tepat yaitu sejak usia dini. Karena akan membentuk karakter yang akan dibawa hingga dewasa. Dan penanaman sikap jujur salah satu karakter yang wajib ditanamkan pada anak usia dini

Jujur sendiri memiliki arti sebagai perilaku yang akan membuat orang percaya terhadap kita, percaya dengan tindakan maupun ucapan. Penanaman sikap jujur pada anak sendiri bukanlah hal yang mudah, orangtua harus lebih hati-hati dalam memberikan contoh. Karena, saat anak-anak menerima contoh yang diajarkan orang tua atau orang lain disanalah anak akan merekam semua kejadian tersebut

Metode pengembangan nilai yang dikembangkan Montessori, dan Frabel yaitu pengembangan karakter untuk anak usia dini didasarkan dengan pengembangan panca indra, dan penciptaann belajar yang menyenangkan.

Anak akan melihat apa yang dikerjakan orangtuanya sebagai sikap jujur salah satu cara membuat anak terbiasa dengan sikap jujur. Tindakan tersebut masuk metode Mentossori, dan Frabel yang pengembangan dengan panca indra

Memberikan anak pujian agar hati anak senang memang perlu, tetapi jika pujian itu hanyalah kebohongan maka orangtua wajib meminimalisir pujian yang bersifat kebohongan tersebut, karena jika terus terjadi maka anak akan terbiasa dengan kata-kata bohong. Penanaman kejujuran juga bisa dilakukan dengan memberikan cerita tentang akibat dari berbohong.

(Dzakiyyah.https://www.kompasiana.com/dzakiyya/59c4084c5a676f46e8340782/penanaman-nilai-karakter-jujur-pada-anak-usia-dini.akses13november2019)

Adapun cara menanamkan kesadaran tentang pentingnya kejujuran pada anak usia dini yang dikutip dari buku Komisi Pemberantasan Korupsi berjudul Agar Anak Jujur yaitu:

Pertama, menanamkan sikap jujur dengan membarikan teladan kepada anak, bukan dengan larangan dan perintah. Memberikan teladan bagi anak merupakan cara yang efektif agar anak bersikap jujur. Orangtua memberi teladan dengan cara mencontohkan dalam perbuatan sehari-hari, agar sikap jujir menjadi kebiasaan anak.

Memberikan teladan dengan perkataan, contohnya "kamu harus makan dahulu, jika tidak makan kamu bisa sakit" bukan kalimat kebohongan seperti "kamu harus makan dahulu, jika tidak makan nanti dicari orang gila" sebagai orangtua jangan memberikan contoh kebohongan meskipun bohong untuk kebaikan.

Kedua, dengan komunikasi bisa memumbuhkan kejujuran pada anak. Komunikasi yang baik akan menumbuhkan sikap jujur pada anak dengan cara, anak melihat mimik wajah, bahasa tubuh, dan pemilihan kata yang mudah dipahami oleh anak. Sebagai contoh komunikasi yang baik adalah jangan membicarakan kesalahannya secara tertutup agar anak tidak merasa malu. Jangan mudah marah saat anak berbuat salah, tunjukkan kesabaran dan penerimaan terhadap kesalahan tersebut

Ketiga, paksa anak untuk berkata jujur meskipun berbuat salah dan orangtua tidak langsung memarahi anak ketika berbuat salah. Beri pengertian apa konsekuensi jika berbuat salah. Jika orangtua langsung memarahi, anak akan takut untuk berkata jujur.

Keempat, ajarkan anak untuk meminta izin. Maksudnya, jika anak mengambil barang milik orang lain maka harus meminta izin terlebih dahulu kepada yang punya. Beri pengertian yang lembut jika mengambil tanpa meminta izin adalah perbuatan jelek

Kelima, hargai jika anak mau berkata jujur. Jangan langsung marah ketika anak berkata jujur tentang kesalahannya, karena itu akan membuat anak takut untuk berkata jujur kembali. Ketika anak sudah mau berkata jujur maka berilah pujian agar anak selalu berani berkata yang sebenarnya

Keenam, berilah pemahaman tentang apa saja konsekuensi dari berbuat salah tersebut. Misalkan "jika kamu membohongi temanmu, maka temanmu akan marah padamu" dengan hal tersebut anak akan menyadari seberapa penting sikap jujur
(Istiqomah.http://anggunpaud.kemdikbud.go.id/index.php/berita/index/20180930005412/Menumbuhkan-Karakter-Jujur-pada-Anak.akses13november2019)

Orangtua bisa mengerti jika anak itu berkata jujur atau berbohong, karena kosa kata anak maaih terbatas.
Diungkapkan pakar kebohongan, Handoko Gani, MBA, BHII, anak usia 5 tahun masih sedikit kosa kata yang mereka ketahui dan mereka akan mengarang membuat orangtua tahu apa saja yang menjadi kebiasaan mereka.
Sebagai contoh, anak menyukai Power Ranger, dia akan berkata bahwa semalam ada Power Ranger datang kerumah sebelah membawa TV yang besar berwarna putih. Disaat anak menceritakan khayalannya jangan katakan anak berbohong tetapi pahami konteksnya.

Memang, Power Ranger menjadi imajinasi anak, tetapi pahami saat membawa TV besar berwarna putij, bisa jadi itu adalah maling. Agar bisa menilai perkataan anak, orangtua harus bisa masuk kedalam dunia anak dahulu, pahami bahasa yang anak gunakan dan pahami konteksnya.

Handoko juga mengatakan, kurang tepat jika orangtua hanya melihat mimik anaknya saja. Ia pun juga kurang setuju dengan ungkapan anak tidak bisa berbohong
(Sukmasari.https://m.detik.com/health/anak-dan-remaja/d-3056080/ingin-tahu-anak-bohong-atau-tidak-coba-perhatikan-konteks-perkataannya.akses13november2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun