Lalu, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Fenomena ini tidak bisa dibiarkan. Ada beberapa langkah nyata yang bisa dilakukan:
- Edukasi gizi sejak dini, baik di sekolah maupun keluarga, agar remaja paham pentingnya pola makan seimbang.
- Kantin sehat, sekolah dapat berperan menyediakan pilihan makanan bergizi, bukan hanya jajanan instan.
- Tablet tambah darah, program pemerintah untuk remaja putri seharusnya lebih diperkuat dan diawasi penggunaannya.
- Pendampingan diet sehat, bagi remaja yang ingin menjaga berat badan, sebaiknya dilakukan dengan bimbingan ahli gizi.
- Peran keluarga, orang tua perlu mengawasi pola makan anak, sekaligus menjadi teladan dalam memilih makanan bergizi.
Anemia pada remaja adalah masalah klasik, tetapi masih sangat relevan hingga kini. Tantangan terbesar bukan hanya soal ketersediaan makanan, melainkan bagaimana gaya hidup modern membentuk kebiasaan makan yang kurang sehat.
Jika remaja ingin tetap aktif, berprestasi, dan tumbuh optimal, maka kita perlu lebih bijak dalam memilih makanan. Tubuh yang sehat dan bugar tidak lahir dari sekadar mengikuti tren, tetapi dari pola makan seimbang yang kaya zat gizi.
Karena itu, mari kita jadikan isu anemia ini sebagai alarm bersama bahwa kesehatan remaja Indonesia adalah investasi masa depan bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI