Mohon tunggu...
Nazhif Ezra Rambe
Nazhif Ezra Rambe Mohon Tunggu... mahasiswa

suka dengerin cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

fenomena ghosting sebagai bentuk gerakan menjauh dari orang lain : studi psikoanalisi Karen Horneys

28 Mei 2025   10:11 Diperbarui: 31 Mei 2025   14:20 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernah nggak sih kamu tiba-tiba ditinggalin tanpa kabar—nggak dibalas chat-nya, nggak diangkat teleponnya, bahkan di-unfollow? Atau jangan-jangan… kamu sendiri pernah jadi pelakunya?

Fenomena ini disebut ghosting, dan makin sering ditemui. Bukan cuma dalam hubungan percintaan, tapi juga pertemanan atau kerja. Ghosting sering dianggap cara cepat dan 'aman' untuk keluar dari situasi nggak nyaman tanpa harus menjelaskan apa-apa.
Teori Karen Horney
Karen Horney, seorang tokoh psikoanalisis, menyebut bahwa banyak perilaku manusia berakar dari 'kecemasan dasar'. Kecemasan ini muncul karena takut ditolak, ditinggalkan, atau sendirian sejak kecil. Untuk mengatasi itu, manusia mengembangkan tiga strategi:
1. Bergerak menuju orang lain, yaitu strategi untuk mendapatkan rasa aman dengan menjadi sangat patuh, menyenangkan orang lain, dan menghindari konflik. (Dalam psikologi modern, perilaku ini sering disebut sebagai “people pleaser”, meski istilah ini bukan berasal langsung dari Horney).
2. Bergerak melawan orang lain (dominasi/agresif).
3. Bergerak menjauh dari orang lain (menarik diri).

Nah, ghosting ini paling cocok dengan strategi ketiga. Pelakunya biasanya menarik diri karena takut dekat atau nggak nyaman dengan hubungan emosional.
Ghosting dan Studi Penunjang
Alih-alih jujur, ghoster lebih milih menghilang. Bagi korban, ini menyakitkan dan membingungkan. Bagi pelaku, bisa muncul rasa bersalah atau cemas.

Lima penelitian terbaru juga nunjukkin hal serupa:
1. Gili Freedman, Benjamin Le, Darcey N. Powell (2023), *From Close to Ghost: Examining the Relationship Between the Need for Closure, Intentions to Ghost, and Reactions to Being Ghosted*. Journal of Social and Personal Relationships. Penelitian ini menyoroti hubungan antara kebutuhan akan kepastian dan kecenderungan ghosting. Relevan dengan strategi 'moving away from people'.
2. Sonia Mangialavori, María del Mar Molero Jurado, María del Carmen Pérez-Fuentes, José Jesús Gázquez Linares (2020), *Psychological Correlates of Ghosting and Breadcrumbing Experiences: A Preliminary Study among Adults*. International Journal of Environmental Research and Public Health. Individu dengan harga diri rendah cenderung ghosting untuk menghindari kedekatan emosional.
3. Gili Freedman, Darcey N. Powell, Benjamin Le, Kipling D. Williams (2024), *Emotional Experiences of Ghosting*. The Journal of Social Psychology. Meneliti dampak emosional ghosting, termasuk stres, ruminasi, dan mindfulness sebagai mekanisme penanganan.
4. Jimmie Manning, Katherine Denker, Rebecca Marie Johnson (2019), *Justifications for Ghosting Out of Developing or Ongoing Romantic Relationships: Anxieties Regarding Digitally-Mediated Romantic Interaction*. Dalam buku *It Happened on Tinder*. Penelitian ini menjelaskan ghosting sebagai respons terhadap kecemasan sosial dan rendahnya harga diri.
5.  (2023), *Ghosting: Abandonment in the Digital Era*. MDPI – Encyclopedia. Artikel ini membahas ghosting sebagai respons dari karakteristik dark triad dan penghindaran dalam hubungan emosional.
Refleksi
Ghosting bisa jadi cerminan dari luka batin dan ketakutan menghadapi emosi. Lebih baik jujur daripada menghilang. Bilang aja, “Aku butuh waktu sendiri,” itu lebih dewasa dan sehat. Karena pada akhirnya, hadir itu butuh keberanian.
Daftar Pustaka
Arslan, G., & Yıldırım, M. (2021). Psychological correlates of ghosting. Current Psychology, 40, 2916–2925.
Freedman, G., et al. (2019). Ghosting and destiny. Journal of Social and Personal Relationships, 36(11–12), 3379–3399.
Horney, K. (1945). Our Inner Conflicts. W. W. Norton & Company.
Navarro, D. J., & Lammers, J. (2022). From close to ghost. Journal of Social and Personal Relationships, 39(8), 2462–2483.
Timar, J., et al. (2023). Emotional experiences of ghosting. Journal of Social and Clinical Psychology, 42(2), 112–130.
Zhang, H. (2020). Justifications for ghosting. International Journal of Human–Computer Interaction, 36(3), 219–231

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun