Mohon tunggu...
Nazwa Adawiyah Safitri
Nazwa Adawiyah Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Seorang yang mencintai kata ✒️, senang menulis tentang kisah hidup, isu sosial politik, dan pengalaman yang membentuk karakter.✨

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Di Balik Buzzer dan Tipu-Tipu Dunia Online

7 Juni 2025   18:56 Diperbarui: 7 Juni 2025   18:56 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria membuka paket berisi barang tidak sesuai pesanan. Sumber: AI oleh ChatGPT (OpenAI).

Pernah gak sih beli barang di toko online karena ulasannya bagus banget, tapi pas barang datang... zonk? Entah itu baju yang ternyata tipis seperti tisu basah, kosmetik abal-abal dengan label tempel sendiri, atau bahkan kasus tragis: beli HP tapi yang datang mainan anak-anak. Fenomena ini semakin hari semakin marak. Kenapa? Salah satu biangnya adalah: buzzer ulasan palsu.

Buzzer, Si Penebar Ilusi

Buzzer zaman sekarang bukan cuma main politik. Mereka sudah masuk ke dunia jual beli online. Mereka dibayar untuk menulis ulasan positif, memalsukan testimoni, dan membuat toko terlihat "laku keras" padahal kosong kualitas. Mereka bisa menciptakan ilusi seolah-olah ribuan orang puas, padahal kenyataannya produk itu menjebak pembeli pertama yang percaya.

Lebih gila lagi, ada toko-toko yang rela mengirim produk gratis ke para buzzer supaya dapat rating bagus. Akibatnya, ulasan jadi bukan cerminan kualitas, tapi cerminan berapa banyak anggaran marketing yang dikeluarkan untuk menipu.

Toko Online: Surga Belanja atau Ladang Penipuan?

Platform e-commerce yang seharusnya jadi tempat belanja aman, kini makin banyak dihuni pedagang nakal yang memanfaatkan sistem algoritma dan ulasan. Semakin tinggi rating toko, semakin besar kemungkinan muncul di pencarian teratas.
Dan itu yang dimanfaatkan mulai dari rating palsu, testimoni palsu, bahkan video unboxing palsu.

Kita sebagai konsumen jadi sasaran empuk. Beli karena review, bukan karena riset. Apa akibatnya? Banyak yang akhirnya beli kecewa, tapi malas ribut. Dan makin banyak yang diam, makin leluasa para penipu itu beraksi.

Telaah Sebelum Belanja Wajib di Era Digital

Belanja online memang praktis, tapi juga butuh otak yang cerdas. Jangan hanya lihat bintang lima. Periksa komentar yang jujur---biasanya ada yang nyelip mengungkap fakta. Jangan mudah percaya video ulasan sempurna. Jangan tertipu label "terlaris" atau "best seller". Yang paling penting itu hati-hati kalau harganya terlalu murah untuk sesuatu yang mahal. Bisa jadi itu umpan agar kita membeli barang tersebut dengan iming-iming lebih murah dari harga seharusnya di toko lain.

Tips singkat:

-Cek nama toko dan histori penjual.

-Lihat ulasan satu bintang, bukan cuma yang lima. bintang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun