Mohon tunggu...
Krisman Nazara
Krisman Nazara Mohon Tunggu... PNS BPS -

Pecinta Statistik

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Cabai Meroket, Sinyal Kenaikan Inflasi Nyata

10 Januari 2017   16:04 Diperbarui: 10 Januari 2017   16:15 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedagang Cabai di pasar Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara, Sumut (dokpri)

Beberapa hari ini, kenaikan harga cabai menjadi soroton. Tidak sedikit masyarakat yang mengeluh karena tingginya harga cabai. Bagaimana mungkin harga cabai bisa menembus angka Rp 100.000/kg hingga Rp 200.000/kg di beberapa tempat di Indonesia. Memang tidak dipungkiri, masyarakat Indonesia sudah menjadi kultur dalam konsumsi makanan tidak afdol tanpa sambal, atau yang berbau pedas.

Menurut Menteri Pertanian, kenaikan harga disebabkan oleh cuaca yang buruk. Menteri Perdagangan menyarankan menanam cabai sendiri. Sebenarnya himbauan ini bagus, namun harusnya jauh-jauh hari sebelum harga sudah memuncak. Solusi yang diberikan lebih kepada mencegah. Kalau harga sudah naik sebaiknya memikirkan cara menekan harga agar tidak terlalu signifikan kenaikannya.

Sudah bisa dipastikan, dengan tidak adanya langkah konkrit dari pemerintah maka inflasi diawal tahun ini akan meningkat. Hal ini selain berdampak bagi konsumen cabai, juga berdampak pada usaha-usaha kecil yang menjadikan cabai sebagai bahan pokok usahanya. Solusi paling ideal salah satunya subsidi dari pemerintah untuk mendatangkan pasokan dari daerah-daerah sekitar agar merata dan memenuhi permintaan konsumen.

Penasaran dengan harga cabai, akhirnya saya mengecek langsung ke pasar. Hingga hari ini Selasa (10/1/2016) harga cabai di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara sudah normal. Cabai merah Rp 46.000/kg, cabai rawit Rp 46.000/kg, dan cabai hijau Rp 20.000/kg. Sehari sebelumnya, dicek di pasar yang sama harga cabai merah mencapai Rp 60.000/kg. Malah komoditas lain yang meroket, yakni tomat dan kentang. Tomat biasanya Rp 8.000/kg sekarang menjadi Rp 14.000/kg. Harga ini akan semakin turun, karena petani sudah mulai panen.

Dari data tersebut, terjadi penurunan harga karena petani sudah mulai panen. Untuk menekan tingginya harga cabai, mestinya dilakukan distribusi pasokan dari daerah lain yang pasokannya sudah cukup. Pemerintah memfasilitasi pengiriman ini agar kesenjangan harga ini tidak terlalu lama dinikmati oleh masyarakat. Pengiriman dapat dilakukan melalui jalur udara mengingat komoditas tidak mampu bertahan lama.

Tercatat, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi setiap bulan dan data menunjukkan bahwa komoditas yang selalu mengalami kenaikan harga adalah cabai merah. Kenaikan berturut-turut harga cabai tahun 2016 tercatat yakni September - Desember.

Paling tidak untuk mencegah meroketnya harga cabai untuk bulan berikutnya bisa berpatokan dari data tersebut. Pemerintah juga menyiapkan langkah-langkah konkrit guna mengantisipasi melambungnya harga tersebut.

Sudah bisa dipastikan, inflasi akan meningkat pada awal tahun 2017 ini, akibat kenaikan harga bahan makanan pokok. Kalau kondisi ini masih bertahan hingga beberapa bulan berikutnya, maka akan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat. Daya beli masyarakat akan berkurang.

Pemerintah dan petani harus bekerjasama mensiasati cara menanam cabai. Petani kita terkadang tidak konsisten ketika menanam suatu komoditas. Ketika musim hujan, cenderung menanam padi, musim berikutnya lahan dialihkan untuk menanam semangka atau cabai. Bahkan ada yang beralih fungsi menjadi kebun karet. Tanpa memperhatikan permintaan pasar.

Mengingat kondisi cuaca yang kurang baik, dan maraknya penyakit pada tanaman khususnya cabai. Pemerintah perlu mengatur sistem tanam agar saling mem-backup pasokan permintaan konsumen. Selain itu, adanya perkiraan cuaca yang canggih saat ini, pemerintah bisa memberikan saran kepada petani mengenai komoditas yang sesuai untuk ditanam. Meningkatkan produktivitas untuk daerah yang memiliki cuaca yang baik.

Mestinya kita bisa belajar dari Jepang, sistem pertanian mereka sangat baik dan penuh perhatian pemerintah. Setiap komoditas yang akan ditanam disesuaikan dengan permintaan pasar.  Pemerintah juga membeli hasil panen petani, sehingga harga bisa diatur. Petani sejahtera dan konsumen bisa menjangkau harga. Semoga kondisi ini tidak bertahan lama dan masyarakat dapat merasakan lagi pedasnya cabai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun