Mohon tunggu...
Nayunda Arin Fadhilla
Nayunda Arin Fadhilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nayunda Arin Fadhilla

Nayunda Arin Fadhilla Seorang Pejuang Komunikasi Yang Kuliah Di Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Respati Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ibu Siti, Pasang Surut Pedagang Pasar di Tengah Pandemi

5 Agustus 2021   12:50 Diperbarui: 5 Agustus 2021   13:10 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Suasana teriknya matahari yang membuat panas dan lembab disalah satu pasar di Cilacap, tak membuat para pedagang sayuran, sembako dan bahan-bahan makanan mengeluh. Meskipun suasana panas para pedagang tetap semangat dan sabar menunggu calon pembelinya datang untuk melarisi dagangan mereka. Semenjak pandemi membuat pedagang di pasar merasa omsetnya turun drastic tidak seperti biasanya, apalagi sejak PPKM dan adanya kebijakan bahwa setiap sabtu sampai minggu pasar tutu phal tersebut membuat para pedagang hanya bisa mengelus dada.

Ibu siti adalah salah satu pedagang yang berasal dari Cilacap, Jawa Tengah.Beliau berjualan sayur sejak 20 tahun silam, sebelumnya ibu siti berjualan sayur keliling desanya tetapi kondisi yang sudah sepuh beliau sudah tidak bisa mengayuh sepeda keliling desa akhirnya ibu siti menyewa salah satu ruko di pasar untuk berjualan sayur. Ibu siti berjualan dari pukul 6 pagi sampai pukul 2 siang. Setiap hari beliau dibantu berjualan oleh suami tercintanya. Menurut ibu Siti, beliau berjualan sayur itu tidak ada susahnya, seneng terus, karena beliau selalu menikmati apapun itu pekerjaannya.

Ruko jualan ibu siti terkenal ramai dan lancar, banyak konsumen yang datang dari pagi sampai siang hari, para pembeli senang jika datang ke ruko jualan bu siti karena dianggap menjual harga sayuran yang murah tapi kualitasnya bagus "Saya mending dapet untung dikit tapi jualan lanjar, jadi modalnya bisa jalan terus,"ujar ibu Siti.

Semenjak pandemi Covid-19 dan diberlakukannya PPKM hal tersebut membuat pedagang pasar terkena imbasnya salah satunya ibu Siti, pademi ini terlalu memberatkan ibu siti karena omset penualannya yang turun drastis, harga sayuran yang kian melonjak serta beliau harus membayar uang sewa kios setiap harinya. "Semenjak pandemi jualan saya jadi sepi pembelinya, biasanya dalam satu hari dagangan saya bisa habis tetapi sekarang masih sisa banyak" ujar ibu Siti saat berbincang santai.

Setiap hari ibu Siti selalu menjual sayuran yang masih fresh diambil dari pemasoknya langsung, jika ada sayuran yang sudah tidak layak beliau tidak akan mau menjualnya kembali.  Tetapi sejak pandemi kurangnya pembeli, ibu siti sempat mengalami kerugian karena jualannya yang tidak setiap hari bisa habis, sehingga sayuran seperti cabai, kangkung, bayam, tomat yang mudah layu bahkan membusuk mau tidak mau ibu siti harus membuang daganganya tersebut dan mengganti dengan barang dagangan yang baru supaya tidak mengecewakan pembelinya walaupun sedang sepi.

Walaupun sempat mengalami kerugian akibat turunnya omset penjualan akibat sepi pembeli akibat pandemi. Ibu siti tidak mudah putus asa beliau selalu bangkit lagi mencari bagaimana caranya supaya bisa bertahan supaya bisa terus berjualan walaupun harus mengalami kerugian terlebih dahulu tapi beliau selalu percaya pasti ada hikmah dibalik ini semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun