Mohon tunggu...
NAYLA PUTRI LESTARI
NAYLA PUTRI LESTARI Mohon Tunggu... 43225110004 (Universitas Mercu Buana)

43225110004 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

13 Oktober 2025   11:56 Diperbarui: 13 Oktober 2025   11:56 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true

3. Contoh Kehidupan Nyata:
Misalnya, seseorang gagal dalam wawancara kerja.
•Pikiran irasional: “Saya benar-benar gagal total, hidup saya hancur.”
•Perasaan yang muncul: Kecewa, rendah diri, putus asa.
Namun, dengan pendekatan Ellis, ia diajak berpikir ulang:
•Pikiran rasional: “Saya gagal hari ini, tapi itu tidak berarti saya gagal selamanya. Saya bisa belajar dan memperbaiki diri.”
•Hasilnya: Perasaan berubah—dari kecewa menjadi termotivasi.

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
4. Relevansi Filosofis:
Pemikiran Albert Ellis menggeser fokus dari dunia luar ke dunia dalam. Ellis menekankan bahwa logika dan kesadaran rasional berperan penting dalam membentuk emosi. Jika para Stoik menekankan kendali diri dan Nietzsche menekankan afirmasi kehidupan, Ellis lebih menekankan tanggung jawab intelektual kita untuk memilih cara berpikir yang sehat.

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
Matriks Lima Tokoh Pemikir Berpikir Positif

Matriks Lima Tokoh Pemikir Berpikir Positif
Slide ini menunjukkan matriks perbandingan lima tokoh pemikir besar yang mengajarkan tentang berpikir positif. Setiap tokoh memiliki pendekatan dan filosofi yang unik tentang bagaimana berpikir positif dapat membentuk kehidupan seseorang. Lima tokoh tersebut mengajarkan konsep berpikir positif yang berbeda, namun semuanya menekankan pada peran aktif seseorang dalam membentuk kehidupan mereka melalui pikiran dan keyakinan. Masing-masing pemikir menawarkan cara untuk mengatasi tantangan hidup dengan memfokuskan pada pengendalian diri, keberanian, dan rasionalitas untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
Simpulan Benang Merah Evolusi Pemikiran Positif


1.Stoikisme (Epictetus, Marcus Aurelius) → Fokus pada kendali batin dan penerimaan realitas.
•Pemikir Stoik seperti Epictetus dan Marcus Aurelius mengajarkan pentingnya mengendalikan diri kita terhadap reaksi emosional kita terhadap peristiwa eksternal dan menerima apa yang tidak bisa kita ubah. 


2.Eksistensialisme (Nietzsche) → Menegaskan penerimaan aktif dan pencintaan terhadap hidup.
•Friedrich Nietzsche mengajarkan konsep Amor Fati, yaitu mencintai takdir dan hidup dengan segala suka dan dukanya. 


3.Pragmatisme (William James) → Beralih ke kekuatan keyakinan dalam menciptakan realitas.
•William James memperkenalkan pemikiran tentang bagaimana keyakinan kita dapat membentuk realitas kita, mengajarkan bahwa hidup bukanlah tentang menunggu bukti, tetapi tentang menciptakan kebenaran dan bukti melalui keyakinan yang kita miliki.


4.Psikologi Modern (Albert Ellis) → Mengonkretkan prinsip itu menjadi terapi pikiran rasional untuk kesejahteraan emosional.
•Albert Ellis, dengan teori REBT (Rational Emotive Behavior Therapy), mengajarkan bahwa dengan berpikir rasional dan mengoreksi pikiran irasional, kita bisa mengubah perasaan kita dan dengan demikian meningkatkan kesejahteraan emosional kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun