Mohon tunggu...
NAYLA PUTRI LESTARI
NAYLA PUTRI LESTARI Mohon Tunggu... 43225110004 (Universitas Mercu Buana)

43225110004 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

13 Oktober 2025   11:56 Diperbarui: 13 Oktober 2025   11:56 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true

Berbeda dari Stoik dan Nietzsche:
Berbeda dengan ajaran Stoik yang menuntun kita untuk tenang menghadapi badai atau Nietzsche yang mendorong kita untuk mencintai badai itu, William James justru berkata:
“Bangun badaimu sendiri.”
Baginya, hidup bukan tentang bertahan di tengah kenyataan, tetapi menulis ulang kenyataan melalui keyakinan yang tulus.

Contoh Penerapan, bayangkan seseorang yang kehilangan pekerjaan, harapan, dan arah. Stoik akan berkata, “Terimalah dengan lapang dada.” Nietzsche akan berkata, “Cintailah penderitaan itu.”
Namun, William James akan berbisik, “Percayalah dulu bahwa hidupmu masih berarti—dan lihat bagaimana keyakinan itu mulai menciptakan makna yang baru.”
Di sinilah keindahan tersembunyi dalam teori James: bukan sekadar berpikir positif, tetapi berpikir produktif secara eksistensial. James mengajarkan bahwa kita harus menulis ulang takdir kita dengan keyakinan, bukan menunggu bukti eksternal.

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
Matriks Perbedaan James dengan Stoikisme dan Nietzsche

•Stoikisme mengajarkan penerimaan aktif terhadap dunia yang sudah ada dan menekankan pada ketenangan batin serta kemampuan mengendalikan reaksi kita terhadap peristiwa eksternal.
•Nietzsche, dengan Amor Fati-nya, mendorong kita untuk mencintai kehidupan apa adanya, termasuk penderitaan, dengan mengatakan “ya” terhadap semua aspek kehidupan, baik itu baik atau buruk.
•William James, berbeda dengan Stoikisme dan Nietzsche, melangkah lebih jauh dengan menekankan keberanian untuk menciptakan realitas kita sendiri melalui keyakinan, serta mengajarkan bahwa keyakinan kita membentuk dunia kita. James percaya pada tindakan kreatif yang berasal dari keyakinan kita, dan bahwa dunia kita bisa diubah melalui pikiran.

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
Contoh Nyata: “Realitas yang Diciptakan oleh Keyakinan”
Bayangkan dua orang pasien dengan penyakit yang sama:
•Pasien pertama berkata, “Saya tidak akan sembuh.”
•Pasien kedua berkata, “Saya bisa sembuh.”

Secara medis, kondisi mereka sama—tetapi hasil akhirnya bisa berbeda. Dalam kerangka William James, keyakinan bukanlah ilusi psikologis, tetapi daya kausal—yaitu sesuatu yang mempengaruhi perilaku, keputusan, dan bahkan proses biologis seseorang. Dengan kata lain, kepercayaan bukan akibat dari kesembuhan—kepercayaan adalah bagian dari proses kesembuhan itu sendiri.

Kutipan William:
Kata-kata James yang paling berani dapat diringkas seperti ini:
“Kamu tidak menunggu hidup menjadi baik baru percaya—kamu percayalah dulu, dan barulah hidup mulai menjadi baik.”

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
Albert Ellis (1913–2007) – Filsuf dan Psikolog Modern: Model ABC

1. Model ABC menurut Albert Ellis:
Albert Ellis menjelaskan bagaimana pikiran manusia dapat mempengaruhi perasaan dan perilaku melalui model sederhana yang disebut ABC Theory. Dalam model ini, setiap peristiwa (A) tidak langsung menyebabkan perasaan (C), melainkan melalui cara kita berpikir atau keyakinan (B) tentang peristiwa tersebut.

 Model ABC:
•A (Activating Event): Peristiwa yang terjadi. Ini adalah kejadian atau situasi yang terjadi dalam kehidupan kita.
•B (Belief): Keyakinan atau pikiran kita tentang peristiwa tersebut. Bagaimana kita menilai atau memandang peristiwa yang terjadi.
•C (Consequence): Hasil emosional dan perilaku yang muncul sebagai akibat dari keyakinan kita terhadap peristiwa tersebut.

https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
https://docs.google.com/presentation/d/1NxTkQ7qrotV6blxt13-KTEe_OJpyE1B_/edit?usp=sharing&ouid=100149006473150013732&rtpof=true&sd=true
2. Rasionalitas sebagai Kekuatan Positif:
Albert Ellis percaya bahwa banyak penderitaan emosional manusia berasal dari pikiran irasional—keyakinan yang tidak realistis, berlebihan, atau “harus”-isme (contohnya: “Saya harus selalu disukai!”, “Hidup harus adil!”). Ia mengajarkan bahwa berpikir rasional dan positif bukan berarti menipu diri, melainkan mengoreksi cara berpikir yang salah agar lebih sesuai dengan kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun