Mohon tunggu...
nayla nur nabilah
nayla nur nabilah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya sangat senang membuat kue

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pilar spiritual, moral, dan etika dalam membangun kepercayaan pasien

4 Oktober 2025   17:43 Diperbarui: 4 Oktober 2025   16:43 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilar spiritual, moral, dan etika dalam membangun kepecayaan pasien

 
Dosen
Ns. Ludovikus M.KEP

Penyusun
Natasya
Nayla Nur Nabilah

Abstrak
This article aims to analyze the spiritual, moral, and ethical pillars of building patient trust through principles such as veracity, fidelity, confidentiality, and respect for patient autonomy. Spirituality provides strength and meaning to patients' lives, while morality ensures the quality of care and patient rights. Ethics itself provides a framework for responsible decision-making and actions that prioritize patient safety, so that patients feel valued and more confident in the care provided.

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis Pilar spiritual, moral, dan etika membangun kepercayaan pasien melalui prinsip-prinsip seperti kejujuran (veracity), menepati janji (fidelity), kerahasiaan (confidentiality), dan penghormatan terhadap otonomi pasien. Spiritualitas memberikan kekuatan dan makna hidup bagi pasien, sementara moralitas memastikan kualitas layanan dan hak pasien. Etika sendiri menyediakan kerangka kerja untuk pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dan tindakan yang mengutamakan keselamatan pasien, sehingga pasien merasa dihargai dan lebih yakin dengan pelayanan yang diberikan.

Dalam dunia pelayanan kesehatan, kepercayaan pasien terhadap tenaga medis merupakan fondasi utama yang menentukan keberhasilan proses penyembuhan dan keberlangsungan hubungan profesional antara pasien dan penyedia layanan. Kepercayaan ini tidak hanya dibangun melalui kompetensi teknis dan keahlian medis, tetapi juga melalui pendekatan yang menyentuh aspek spiritual, moral, dan etika. Spiritualitas, sebagai bagian dari kebutuhan mendasar manusia, memainkan peran penting dalam memberikan ketenangan batin dan kekuatan psikologis kepada pasien. Ketika tenaga kesehatan mampu memahami dan menghormati nilai-nilai spiritual pasien, hubungan yang terbentuk menjadi lebih personal dan penuh empati. Di sisi lain, nilai moral seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian merupakan dasar perilaku profesional yang membentuk integritas tenaga medis. Sementara itu, etika kedokteran dan keperawatan memberikan panduan normatif dalam menghadapi dilema klinis serta menjaga hak dan martabat pasien. Dengan mengintegrasikan ketiga pilar ini  spiritual, moral, dan etika  tenaga kesehatan tidak hanya menjalankan tugas secara profesional, tetapi juga membangun hubungan yang humanis, penuh kepercayaan, dan berkelanjutan dengan pasien. Oleh karena itu, pemahaman dan penerapan ketiga pilar ini sangat penting dalam praktik pelayanan kesehatan yang bermutu dan beretika.
Pilar spiritual dalam pelayanan keperawatan merujuk pada pemenuhan kebutuhan spiritual pasien sebagai bagian dari asuhan holistik, yaitu kebutuhan akan makna hidup, tujuan, keyakinan, dan keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri, yang merupakan aspek penting untuk mencapai kesehatan yang optimal. Perawat berperan memenuhi kebutuhan ini melalui pendekatan yang sesuai dengan nilai-nilai spiritual pasien, seperti mendukung praktik keagamaan dan memberikan dukungan emosional.
Definisi Pilar Spiritual dalam Keperawatan
•Asuhan Holistik: Pilar spiritual menekankan bahwa asuhan keperawatan harus bersifat holistik, artinya selain memenuhi kebutuhan fisik, perawat juga wajib memenuhi kebutuhan spiritual klien.
•Pemenuhan Kebutuhan: Kebutuhan spiritual meliputi keyakinan, nilai-nilai, dan cara seseorang memahami makna hidup serta tujuan hidupnya.
•Kesejahteraan Spiritual: Ini adalah kondisi di mana individu memiliki prinsip, nilai, dan kepercayaan yang memberi rasa makna dan tujuan hidup, serta merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya.
Peran Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual
•Dukungan Emosional: Perawat dapat memberikan dukungan emosional kepada pasien yang menghadapi kondisi sakit.
•Fasilitasi Ibadah: Memberikan fasilitas bagi pasien untuk berdoa, berzikir, atau melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianut.
•Kolaborasi: Berkolaborasi dengan pemuka agama atau rohaniawan untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan spiritualnya.
•Pendampingan: Mendampingi pasien saat kesakitan, mengingatkan waktu ibadah, dan bahkan dapat melakukan sentuhan untuk memberikan kenyamanan
Pilar moral dalam pelayanan keperawatan adalah prinsip dan standar etika yang memandu perilaku perawat dalam memberikan perawatan pasien, seperti menghormati otonomi, menjaga kebaikan (beneficence), tidak membahayakan (non-maleficence), dan keadilan. Pilar-pilar ini menjadi dasar bagi perawat untuk membuat keputusan etis, bertindak benar, melindungi hak pasien, dan menciptakan lingkungan perawatan yang aman dan penuh kasih.
Berikut adalah pilar-pilar moral utama dalam pelayanan keperawatan:
•Otonomi (Menghormati Pilihan Pasien)
Perawat harus menghormati hak pasien untuk mengambil keputusan sendiri tentang perawatan mereka, memberikan informasi yang akurat, dan membantu pasien mencapai keputusan yang diinginkan tanpa paksaan.
•Kebaikan (Beneficence)
Perawat wajib bertindak demi kebaikan pasien, melakukan tindakan yang bermanfaat untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka, serta menjaga kepentingan pasien.
•Tidak Membahayakan (Non-maleficence)
Ini adalah landasan etika yang mengharuskan perawat untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan atau membahayakan pasien. KeadilanPerawat harus memperlakukan semua pasien secara adil, tidak membeda-bedakan ras, agama, atau status sosial, dan memberikan  perawatan yang setara sesuai dengan kebutuhan mereka. Kerahasiaan Perawat wajib menjaga kerahasiaan informasi pasien sesuai dengan standar etika yang berlaku untuk melindungi privasi mereka.
•Kejujuran (Veracity)
Perawat harus memberikan informasi yang benar, akurat, dan jujur kepada pasien dan keluarga mereka untuk memungkinkan mereka membuat keputusan yang tepat.
Pilar-pilar ini terwujud dalam tindakan perawat melalui:
•Advokasi Pasien: Melindungi hak-hak pasien dan bertindak untuk kepentingan mereka.
•Akuntabilitas: Tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas tindakan yang dilakukan.
•Kode Etik: Panduan standar praktik yang mengatur dan mengarahkan tindakan perawat.
Pilar etika keperawatan adalah prinsip-prinsip moral fundamental yang menjadi pedoman bagi perawat dalam memberikan asuhan, membuat keputusan, dan menjaga hubungan profesional dengan pasien dan masyarakat. Etika keperawatan adalah disiplin ilmu yang membantu perawat untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan memutuskan perilaku yang baik dalam situasi yang dihadapi, dengan mengacu pada martabat dan hak manusia.
Pilar-Pilar Utama Etika Keperawatan
Pilar-pilar ini adalah inti dari praktik etis dalam keperawatan:
•Otonomi (Autonomy): Menghormati hak pasien untuk membuat keputusan mengenai perawatan mereka sendiri.
•Tidak Merugikan (Non-Maleficence): Kewajiban perawat untuk menghindari tindakan yang dapat membahayakan pasien.
•Berbuat Baik (Beneficence): Keharusan untuk melakukan tindakan yang bermanfaat bagi pasien dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
•Keadilan (Justice): Memberikan pelayanan yang sama dan adil tanpa memandang status sosial, ras, atau faktor lainnya.
•Kerahasiaan (Confidentiality): Menjaga informasi pribadi pasien agar tidak diungkapkan kepada pihak yang tidak berwenang.
•Veracity (Kejujuran): Memberikan informasi yang benar kepada pasien dan keluarga.
•Fidelity (Kesetiaan): Menepati janji dan menjaga kepercayaan yang telah diberikan pasien.
•Akuntabilitas (Accountability): Bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil dalam praktik keperawatan.
Fungsi Pilar Etika Keperawatan
•Pedoman Perilaku: Memberikan standar profesional bagi perawat tentang apa yang seharusnya dilakukan dalam praktik.
•Kerangka Pengambilan Keputusan: Membantu perawat dalam membuat keputusan yang etis dalam situasi yang kompleks.
•Perlindungan: Melindungi pasien dari praktik yang tidak etis dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi keperawatan.
Dalam upaya membangun kepercayaan pasien, pilar spiritual, moral, dan etika memegang peran yang sangat penting. Profesionalisme dalam pelayanan kesehatan tidak hanya ditentukan oleh kompetensi teknis, tetapi juga oleh kualitas hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien, yang dilandasi oleh empati, kejujuran, dan integritas.Pendekatan spiritual memberikan makna dan harapan kepada pasien, terutama dalam menghadapi masa-masa sulit. Pilar moral menuntun tenaga kesehatan untuk selalu bertindak benar dan adil, sedangkan etika menjadi pedoman dalam menghadapi dilema dan pengambilan keputusan yang kompleks. Dengan mengintegrasikan ketiga pilar ini dalam praktik sehari-hari, tenaga kesehatan tidak hanya mampu memberikan layanan yang bermutu tinggi, tetapi juga menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan penuh kepercayaan bagi pasien. Kepercayaan yang terbangun ini pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan, kepatuhan, dan hasil kesehatan pasien secara menyeluruh.

Daftar Pustaka
Restinavia, Nyimas Arsilla & Supratman & lainnya. “Hubungan Aspek Penerapan Spiritualitas Perawat dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien Rawat Inap.” Restinavia: Babul Ilmi; Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, Vol. 16, No. 1, 2024.ustaka
Baguna, A. E., Pandeirot, C. Y. M., Juniarta, & Barus, N. S. (2024) korelasi persepsi perawat tentang spiritualitas dan perawatan spiritual dengan praktik perawatan spiritual di Indonesia: Survei cross-sectional. Jurnal Keperawatan Belitung, 10(5)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun