Mohon tunggu...
Nayla Istiqomah
Nayla Istiqomah Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Hobby membaca, mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sejarah dan Perkembangan Filsafat Dakwah

25 September 2025   19:21 Diperbarui: 25 September 2025   19:21 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat dakwah adalah kajian yang berfokus pada prinsip-prinsip, metode, dan tujuan dalam penyampaian ajaran agama, khususnya Islam. Dalam konteks ini, dakwah tidak hanya berarti mengajak orang lain untuk memeluk agama, tetapi juga mencakup pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan moralitas.

Sejarah Filsafat Dakwah

1. Era Awal Islam

Filsafat dakwah dapat ditelusuri kembali ke zaman Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah sosok pertama yang menerapkan metode dakwah dengan pendekatan yang bijaksana, penuh kasih sayang, dan argumentatif. Dalam periode ini, dakwah dilakukan dengan cara dialog, contoh teladan, dan penerangan ajaran Islam.

2. Periode Khulafaur Rashidin

Setelah wafatnya Nabi, para Khulafaur Rashidin melanjutkan misi dakwah dengan cara yang sistematis. Mereka menggunakan pendekatan yang lebih strategis, menyebarkan Islam melalui penaklukan dan diplomasi. Filsafat dakwah pada masa ini lebih menekankan pada penyebaran ajaran dan penegakan syariat.

3. Abad Pertengahan

Selama abad pertengahan, pemikir Muslim seperti Al-Ghazali dan Ibnu Rushd mengembangkan pemikiran filosofis yang mendukung dakwah. Mereka menekankan pentingnya akal dan logika dalam memahami agama, serta mendorong dialog antara agama dan filsafat.

Perkembangan Filsafat Dakwah

1. Modernisasi Dakwah

Dengan masuknya era modern, dakwah menghadapi tantangan baru, seperti globalisasi dan kemajuan teknologi. Filsafat dakwah kini mencakup penggunaan media massa, internet, dan platform digital untuk menyebarkan pesan Islam. Pendekatan ini memungkinkan dakwah menjangkau audiens yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun