Mohon tunggu...
Nayla Cahya
Nayla Cahya Mohon Tunggu... Mahasiswa

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Shielding dalam Mengurangi Paparan Radiasi pada Radiologi Diagnostik

20 Juni 2025   18:43 Diperbarui: 25 Juni 2025   19:18 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Denah ruang radiologi (Sumber: Dokumen pribadi)

Dosen pengampu : Weni Purwanti, S.Si., M.Si.

Radiologi diagnostik adalah metode medis yang menggunakan radiasi ionisasi, terutama sinar-X, untuk tujuan diagnostik pasien. Dengan menggunakan metode ini, radiografer dapat memperoleh gambar bagian dalam tubuh pasien tanpa perlu melakukan operasi atau prosedur bedah lainnya. Teknologi ini memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini dan memilih metode pengobatan terbaik untuk pasien. Namun, penggunaan radiasi ionisasi dalam radiologi diagnostik melibatkan risiko kesehatan yang harus dipertimbangkan dengan serius. 

Paparan radiasi dapat menyebabkan efek biologis pada jaringan tubuh melalui ionisasi molekul, yang dapat menyebabkan efek negatif jangka pendek hingga jangka panjang seperti efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik, seperti luka bakar radiasi, kerusakan jaringan, dan sindrom radiasi akut, dapat terjadi akibat paparan dosis tinggi radiasi dalam waktu singkat, sedangkan efek stokastik, seperti peningkatan risiko kanker dan mutasi genetik, dapat terjadi akibat paparan radiasi kumulatif selama periode waktu yang lebih lama. Dengan begitu, prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) selalu diterapkan untuk memastikan bahwa dosis radiasi yang diterima pasien seminimal mungkin tanpa mengorbankan kualitas hasil diagnosis. Selain itu, keselamatan di tempat kerja dan perlindungan tenaga kesehatan dari radiasi merupakan prioritas utama, yang dicapai melalui penggunaan alat pelindung, kalibrasi rutin peralatan, dan pelaksanaan prosedur kerja dengan benar.

Penggunaan shielding pada radiologi diagnostik sangat penting digunakan untuk menjaga keselamatan baik pasien, pendamping pasien, tenaga medis, maupun masyarakat sekitar. Shielding bekerja dengan cara menghalangi atau menyerap radiasi agar tidak menyebar ke area yang tidak diinginkan. Hal ini sesuai dengan prinsip proteksi radiasi yang dikenal sebagai "waktu, jarak, dan pelindung" yang bertujuan meminimalkan paparan radiasi dengan mengurangi waktu terpapar, meningkatkan jarak dari sumber radiasi, dan menggunakan perisai yang efektif.

Shielding berbahan timbal (Pb) digunakan dalam radiologi karena kemampuannya yang sangat efektif dalam menyerap dan menghalangi radiasi pengion, khususnya sinar-X. Timbal memiliki densitas dan nomor atom yang tinggi, yang membuatnya mampu menahan dan menyerap radiasi dengan efisiensi tinggi meskipun dengan ketebalan yang relatif kecil. Selain kemampuannya dalam menyerap radiasi, timbal juga memiliki sifat fisik dan kimia yang membuatnya ideal untuk digunakan sebagai bahan pelindung radiasi dalam lingkungan medis. Timbal tahan terhadap kerusakan akibat paparan radiasi dan suhu tinggi, sehingga dapat bertahan lama tanpa mengalami degradasi signifikan. Shielding dalam radiologi diagnostik dibagi menjadi dua yaitu, shielding area dan shielding personal:

  • Shielding area merupakan pelindung utama untuk melindungi lingkungan radiologi dari kebocoran radiasi. Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) juga mengatur standar keselamatan dan ketentuan teknis mengenai ketebalan dan jenis material shielding yang harus digunakan pada instalasi radiologi untuk menjamin perlindungan radiasi yang optimal. Shielding area ini menggunakan timbal yang dipasang mengelilingi dinding, pintu, bahkan penggunaan timbal pada kaca jendela ruang radiologi. Ketebalan timbal yang digunakan tergantung pada intensitas radiasi pada instalasi radiologi tersebut antara 0,5 mm sampai 1 mm. Selain penggunaan timbal penempatan sumber radiasi juga perlu diperhitungkan agar tidak terjadi kebocoran radiasi.

  • Shielding personal merupakan pelindung yang digunakan secara individu untuk mengurangi dosis serap pasien, tenaga medis, pendamping pasien dan masyarakat. Dosis serap yang diterima harus diminimalkan khususnya pendamping pasien agar tidak melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan oleh BAPETEN. Beberapa shielding personal atau APD (Alat Pelindung Diri) yang umum digunakan pada instalasi radiologi:

    • Apron Pb: Merupakan apron yang dibuat menggunakan timbal untuk melindungi tubuh seperti bagian dada dan perut agar tidak terkena radiasi hambur berlebih. Apron Pb perlu disimpan dengan baik dan dicek efektifitasnya secara berkala agar dosis yang diterima tetap dalam batas aman.

    • Goggles: Merupakan alat pelindung diri yang fokus untuk melindungi bagian mata karena bagian retina merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sensitif terhadap radiasi. 

    • Gonad shielding: Alat yang digunakan untuk melindungi area organ reproduksi dan digunakan pada area panggul. Pelindung ini mencegah efek deterministik seperti kemandulan atau kerusakan genetik.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
      Lihat Pendidikan Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun