Mohon tunggu...
nayla azizah
nayla azizah Mohon Tunggu... UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HI

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kerusuhan Dan Putusnya Komunikasi: Tragedi Rakyat, Arogansi Elite, dan Jalan Keluar.

23 September 2025   20:03 Diperbarui: 23 September 2025   20:03 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kerusuhan tidak bisa semata-mata dipandang sebagai tindakan anarkis atau perusakan fasilitas umum. Lebih dari itu, kerusuhan lahir ketika komunikasi antara rakyat dan elite tidak berjalan. Demonstrasi yang awalnya dimaksudkan sebagai jalan penyampaian aspirasi berubah menjadi amarah kolektif ketika tuntutan diabaikan, ketidakadilan tak ditindak, dan bahasa kekuasaan justru melukai perasaan rakyat. Dalam situasi seperti ini, kerusuhan menjadi bahasa terakhir yang dipilih masyarakat agar suaranya didengar.

Tragedi meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, memperlihatkan betapa rakyat kecil sering menjadi korban dari benturan besar antara rakyat dengan penguasa. Affan yang bukan bagian dari aktor politik akhirnya harus menanggung risiko dari konflik sosial yang terjadi. Peristiwa ini menegaskan bahwa kerusuhan selalu membawa korban nyata, terutama dari kalangan masyarakat biasa yang rentan.

Di sisi lain, arogansi elite juga memperburuk keadaan. Ucapan, sikap, dan simbol yang dianggap merendahkan masyarakat semakin memperdalam luka. Hal ini memperlebar jarak antara mereka yang berkuasa dan rakyat yang diwakilinya. Jika kondisi ini dibiarkan, kepercayaan publik terhadap elite akan kian hilang, dan kerusuhan pun menjadi berulang.

Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan adalah komunikasi kritis yang berlandaskan empati. Elite politik perlu berhati-hati dalam bersikap dan menggunakan bahasa, aparat dituntut untuk lebih manusiawi dalam menjaga ketertiban, dan masyarakat sipil harus mampu menyampaikan protes dengan cara konstruktif. Dengan membangun ruang dialog yang sehat, kerusuhan tidak lagi menjadi satu-satunya cara rakyat berbicara, melainkan bisa digantikan dengan komunikasi yang lebih adil, terbuka, dan bermartabat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun