Mohon tunggu...
Hazimah
Hazimah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Novel "William" Karya Risa Saraswati

24 Mei 2024   00:07 Diperbarui: 24 Mei 2024   00:10 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Buku novel karya Risa Saraswati dengan judul "William" diterbitkan pada Mei tahun 2017 oleh penerbit PT Bukune Kreatif Cipta di Jakarta. Novel ini merupakan sebuah novel yang menceritakan tentang salah satu sahabat hantu Risa Saraswati yang tergabung dalam series novel peter cs.

Risa Saraswati juga menulis novel lain seperti Danur, Asih, Ivanna, dan Samantha. Bahkan, beberapa judul dari novel tersebut telah difilmkan dan mendapat banyak pujian dari masyarakat, seperti film Danur dan film Ivanna.

Sinopsis dari novel "William" mengisahkan tentang William Van Kemmen yang merupakan seorang anak laki-laki keturunan Belanda berumur sekitar 9 tahun yang tampan dan cerdas, dengan biola tua pemberian sang opa (kakek) yang senantiasa menemaninya.

Namun, dalam hati William sebenarnya merasa kesepian, tatapan matanya juga selalu kosong dan sedih. Hal tersebut terjadi dikarenakan semenjak ia pindah ke Hindia Belanda (Indonesia), tidak ada lagi orang yang mampu menghibur dan menyayanginya seperti perlakuan penuh kasih sang kakek padanya saat di Den Haag, Belanda. Ia rindu akan rasa kasih sayang, tetapi ia tidak mendapatkannya dari kedua orang tuanya.

Orang tua William berasal dari keluarga terpandang, sang papa yang bernama Johan Van Kemmen, adalah seorang tentara Belanda yang ditempatkan di Batavia (Jakarta) yang kemudian pindah ke Bandoeng (Bandung), serta mempunyai bisnis yang lumayan sukses. Sedangkan mamanya yang bernama Maria Van Kemmen, merupakan seorang bangsawan bergelimang harta yang sangat dimanja semua orang semasa hidupnya.

Maria bisa disebut sebagai ibu yang sangat buruk, bahkan ia tak pantas disebut sebagai seorang ibu karena sangat membenci anak kandung semata wayangnya sendiri yaitu William.


Kehadiran William sejak awal memang sudah sangat tidak diinginkan oleh Maria. Menurutnya, kehadiran William terlalu dini sehingga ia tidak bisa menikmati kehidupannya untuk berfoya-foya dan bersenang-senang.

Sikap mamanya yang sangat dingin dan memandang aneh terhadap dirinya ini membuat hubungan mereka menjadi sangat renggang. Sedangkan sang papa yang sudah terlalu mencintai mamanya pun tidak bisa berbuat banyak. William pun akhirnya tumbuh dalam perasaan tidak diinginkan oleh orang tuanya dan kesepian yang juga membuat dirinya menjadi lebih dewasa dan bijaksana sebelum umurnya.

William tidak pernah bahagia semasa hidupnya, ia ibarat boneka hidup yang digerakkan untuk membahagiakan kedua orang tuanya, hingga nafasnya berhenti pun ia tidak pernah merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh setiap keluarga pada umumnya.

Setelah kematian datang menyapa, barulah ia merasakan rasa bahagia karena bertemu dan berteman dengan Peter si anak nakal, Hendrick yang congkak, Hans yang perasa, Janshen si ompong, serta Risa si anak manusia yang bisa melihat hantu.

Buku ini mengajarkan kita banyak tentang sejarah, bagaimana kehidupan bangsa kita di masa akhir penjajahan kolonial. Rakyat yang terjajah di dalam tanah kelahirannya sendiri, sedangkan para penjajah semakin memperkaya diri dengan menindas kaum asli yang mereka sebut Inlander. Dapat terlihat dengan sangat jelas kasta yang jauh berbeda seperti majikan dan budak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun