Mohon tunggu...
Jhon Gipedi Nawipa
Jhon Gipedi Nawipa Mohon Tunggu... Lihat, Berfikir dan Lakukan

✍️📖Belajar untuk Gipedi berkarya📖✍️

Selanjutnya

Tutup

Love

Opini: Dari Cinta Ingusan Hingga Kenangan di Bangku Kuliah: Sebuah Odisi Cinta yang Membekas

10 Oktober 2025   01:11 Diperbarui: 10 Oktober 2025   01:11 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari Cinta Ingusan Hingga Kenangan di Bangku Kuliah: Sebuah Odisi Cinta yang Membekas [Gipedi/Kompasiana.Com]

JAKARTA, KOMPASIANA.COM _  Dari Cinta Ingusan Hingga Kenangan di Bangku Kuliah: Sebuah Odisi Cinta yang Membekas
 
Bayangkan sebuah kisah cinta yang tumbuh bersamaan dengan tinggi badan, dimulai dari polosnya bangku Sekolah Dasar (SD) hingga kompleksitas kehidupan perkuliahan. Inilah sepenggal cerita yang bermula di tahun 2011, di SD YPPGI Kagokadagi yang sederhana, Desa Pasir Putih, Distrik Ekadide. Di sanalah, keberanian cinta monyet bersemi, dengan harapan menjadi suluh yang membakar semangat belajar dan menapaki jalan hidup.
 
Masih terngiang janji polos yang terucap di antara riuhnya jam istirahat, "Kamu itu tetap pacarku sampai kita kakek-nenek!" Kata-kata itu menjadi mantra yang mengiringi langkah kaki ke sekolah setiap hari, dari kelas dua hingga kelas enam SD YPPGI Kagokadagi, di jantung Papua Tengah.
 
Lulus SD, petualangan berlanjut ke SMP Negeri 1 Ekadide. Jarak 100 meter tak mampu meruntuhkan jembatan komunikasi. Di sanalah, penulis merasakan debaran cinta remaja saat menyambut siswa baru, termasuk sang tambatan hati. Awalnya malu-malu kucing, namun akhirnya cinta mereka mekar hingga kelas tiga SMP.
 
Tahun 2018 menjadi babak baru, saat penulis merantau ke SMK AMAMAPARE di Timika. Jarak dan sinyal yang kerap hilang timbul menjadi ujian berat bagi komunikasi. Namun, takdir punya rencana indah. Sang pujaan hati menyusul lulus SMP dan melanjutkan SMA di Paniai. Jalinan cinta kembali terajut, meski terpisah jarak yang hanya bisa ditempuh dengan pesawat.
 
Penulis selalu menyuarakan mimpinya untuk kuliah di luar Papua. Impian itu menjadi kenyataan saat ia menggenggam beasiswa KIP Kuliah dan terbang ke Jakarta.
 
Setelah 14 tahun merajut kasih, penulis pulang ke Papua usai menyelesaikan Ujian Akhir Semester (UAS) pada 19 Juli 2025. Kepulangan ini bukan sekadar liburan, melainkan janji untuk membalas budi sang kekasih yang telah membantu biaya tiket. Namun, takdir kadang memang suka bercanda. Di Timika, penulis harus menelan pil pahit, cintanya berujung pada perpisahan.
 
Meski hati remuk redam, penulis tetap memberikan kesan dan pesan terakhir dengan lapang dada. Ia berterima kasih atas setiap kenangan dan dukungan yang telah diberikan, serta berpesan agar sang mantan kekasih fokus pada kuliah dan mengejar cita-cita setinggi langit.
 
Kisah ini adalah bukti bahwa cinta masa kecil bisa menjadi kenangan yang membekas di hati. Walaupun berakhir dengan air mata, kenangan manis dan pelajaran berharga akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup.
 
Kesimpulan:
Odisi cinta yang dimulai dari polosnya bangku SD hingga pahitnya perpisahan di bangku kuliah adalah sebuah kisah yang menyentuh kalbu. Walaupun berujung dengan luka, kenangan indah dan pelajaran hidup akan selalu menjadi kompas dalam mengarungi kehidupan. Pesan untuk sang mantan kekasih adalah terus berjuang meraih mimpi dan jangan pernah melupakan kenangan indah yang pernah terukir.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun