Warga Desa Sumberpetung dikenal dengan matapencahariannya yang mayoritas bertani di ladang Tebu. Tak heran, ladang tebu di desa ini sangatlah melimpah, hampir sepanjang jalan di desa ini bagai berpagar ladang tebu. Namun, Pak. Yunus seolah memberi warna di antara mereka. Produksi tahu gembos milik Pak Yunus sukses mendatangkan ladang rezeki baginya dan keluarga.Â
Pada hari Rabu (25/2/2025), kelompok KKM 126 UIN Malang berkunjung ke kediaman Pak Yunus untuk menyaksikan secara langsung pengolahan tahu gembos miliknya. Pak Yunus tampak sedang mendidihkan air sambil menggiling sisa-sisa kacang kedelai menunjukkan kegiatan tersebut sudah dimulai dari beberapa saat yang lalu.Â
Setelah penggilingan kacang kedelai selesai, Pak Yunus dengan telaten menumpahkan hasil penggilingan ke dalam air di gentong yang sudah mendidih. Alat-alat yang digunakan terlihat merupakan rakitan dan buatan sang empunya.Â
Sambil menunggu sari kedelai mendidih merata, Pak Yunus bercerita bahwa ia sempat bekerja di sebuah pabrik tahu besar di Kota Malang. Pengalaman itulah yang kemudian membekalinya keahlian memproduksi tahu sampai saat ini.Â
Walaupun begitu, pada alat-alat yang ia gunakan sekarang sangat jauh berbeda dibandingkan dengan mesin-mesin canggih khas pabrik. Hal ini lah yang menjadi tantangan utama saat Pak Yunus mulai merintis produksi tahu miliknya sendiri.Â
"Awal-awal mencoba itu gagal terus dan berakhir jadi pakan kambing lah itu bahan-bahannya. Sampai suatu saat, saya berhasil dan sampai sekarang sudah lihai dengan tekniknya," ujar Pak Yunus penuh bangga.Â
Usaha rumahan ini sudah berjalan lebih dari 10 tahun lamanya. Pak Yunus bersyukur tak ada rintangan ataupun kesulitan yang melanda bisnisnya. Modal minim yang dikeluarkan berhasil meraup keuntungan yang cukup besar baginya.Â
"Kalau rintangan ya syukurnya tidak ada, hanya saja saat pandemi covid-19 melanda itu usaha ini sedikit vakum," ungkap pemilik produksi tahu gembos rumahan tersebut saat ditanya mengenai rintangan dalam menjalankan produksinya.Â