Mohon tunggu...
Naviela Illiyin
Naviela Illiyin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka dalam hal kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pencemaran Tanah Akibat Limbah Kotoran Sapi di Pasar Hewan (SAPI) Jetis dalam Sudut Pandang Islam, Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat

21 April 2024   19:20 Diperbarui: 21 April 2024   19:33 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pasar hewan dikenal sebagai pusat perdagangan dan pemeliharaan ternak, menyediakan lingkungan di mana kotoran sapi dapat mengalir dengan signifikan. Akumulasi kotoran sapi ini mengandung berbagai zat organik dan anorganik, termasuk nitrogen dan fosfor, yang merupakan nutrien penting bagi pertumbuhan tanaman. Namun, ketika kotoran sapi tidak dikelola dengan baik, terutama di daerah pasar hewan yang padat, mereka dapat menjadi sumber pencemaran tanah yang serius (Rusdiyana dkk, 2022). Pencemaran tanah oleh kotoran sapi memiliki potensi untuk menyebabkan eutrofikasi tanah dan perairan di sekitarnya. Kandungan nutrien yang tinggi dalam kotoran sapi, terutama nitrogen dan fosfor, dapat merangsang pertumbuhan tanaman air dan ganggang, menyebabkan penurunan oksigen terlarut di perairan dan merusak ekosistem akuatik. Selain itu, bau yang ditimbulkan oleh kotoran sapi dapat mengganggu kenyamanan masyarakat lokal dan bahkan memengaruhi sektor pariwisata
Menurut Saputro (2014) Pencemaran tanah oleh kotoran sapi juga membawa risiko kesehatan bagi masyarakat sekitar. Bakteri dan patogen yang terkandung dalam kotoran sapi dapat mencemari sumber air tanah, yang digunakan untuk irigasi pertanian dan pasokan air minum. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular, seperti infeksi saluran pencernaan dan penyakit kulit, jika tidak ditangani dengan baik. Meskipun ada teknologi yang tersedia untuk mengelola limbah di pasar hewan, penerapannya seringkali terbatas. Penggunaan teknologi pengomposan atau pembuatan biogas dapat menjadi solusi efektif untuk mengelola kotoran sapi, mengubahnya menjadi sumber energi atau pupuk organik yang bernilai tambah. Namun, tantangan dalam hal investasi awal, infrastruktur, dan kesadaran tentang manfaat teknologi ini sering menjadi hambatan
Pencemaran tanah di sekitar pasar hewan karena kotoran sapi yang menumpuk adalah contoh konkret dari kompleksitas interaksi antara islam, sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (Isalingtemas). Adapun kaitannya dengan pendekatan ini yakni:
Islam: Dalam agama islam sendiri sudah dijelaskan yang terdapat pada Al Quran surat Al A'raf ayat 56 bahwa "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik" Dengan ayat tersebut dapat disimpulkan apabila kita tidak dapat menjaga kebersihan dan berusaha memperbaiki masalah pencemaran tanah di pasar hewan tersebut maka Allah pun tidak akan mengabulkan apa yang diminta tanpa usaha.
Sains: Melalui pendekatan ilmiah, kita dapat memahami dampak kotoran sapi terhadap tanah. Ini melibatkan studi mengenai komposisi kotoran sapi, proses dekomposisi, dan bagaimana zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat berinteraksi dengan tanah. Melalui penelitian ilmiah, kita dapat menentukan seberapa besar dampaknya terhadap lingkungan.
Lingkungan: Kotoran sapi yang menumpuk di sekitar pasar hewan dapat menyebabkan pencemaran tanah. Pencemaran ini dapat merusak ekosistem lokal, mengganggu keseimbangan nutrisi dalam tanah, serta berpotensi mencemari sumber air tanah di sekitarnya. Dalam perspektif lingkungan, penting untuk memahami bagaimana pencemaran ini mempengaruhi ekosistem secara keseluruhan.
Teknologi: Pendekatan teknologi dapat memberikan solusi untuk mengurangi atau mengatasi dampak pencemaran tersebut. Misalnya, teknologi pengolahan limbah dapat digunakan untuk mengelola kotoran sapi, seperti pengomposan atau pembuatan biogas. Teknologi juga dapat digunakan untuk mengontrol dan memantau limbah yang dihasilkan oleh pasar hewan.
Masyarakat: Aspek masyarakat penting untuk dipertimbangkan dalam mengatasi masalah ini. Keterlibatan masyarakat lokal, petani, pemilik hewan, dan pemerintah daerah dalam upaya pencegahan pencemaran tanah sangatlah penting. Edukasi tentang dampak pencemaran lingkungan dan pentingnya praktik-praktik yang ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah juga dapat membantu mengurangi masalah ini (Liani, 2018).
Dengan pendekatan isalingtemas, kita dapat melihat bagaimana berbagai aspek ini saling terkait dan perlu diperhatikan secara bersama-sama untuk menemukan solusi yang berkelanjutan terhadap pencemaran tanah di sekitar pasar hewan. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan limbah di pasar hewan adalah kunci dalam mengatasi masalah pencemaran tanah ini. Melalui kerja sama antara pemerintah, petani, pemilik hewan, dan masyarakat lokal, solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi pencemaran tanah di pasar hewan dapat dicapai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun