Kongres XXIX Himpunan Mahasiswa Islam di Pekanbaru Provinsi Riau memberi kesan “Kurang Baik” bagi masyarakat Riau khususnya Pekanbaru. Setelah hiruk pikuk dana kongres yang diambil dari APBD Perubahan 2015 senilai 3 Milyar Rupiah. Begitu banyaknya penggembira yang tak jelas berasal dari HMI cabang mana hingga membuat kericuhan dan penjarahan diberbagai tempat seperti Rumah Makan Umega Kota Lama di Indragiri Hulu serta warung-warung sekitarnya menyebabkan kerugian sebesar 13 juta rupiah lebih.
Belum lagi perusakan fasilitas umum kota Pekanbaru halte Trans Metro, Gelanggang Olahraga Remaja, pembakaran ban-ban bekas, penutupan jalan, perusakan mobil Patroli Polisi yang mengantar nasi bungkus buat mereka serta menjarah pedagang keliling yang selalu mangkal di sekitar Lapangan Bandar Serai (Lap. Purna MTQ) jalan Sudirman Pekanbaru.
Tingkah para penggembira “Kongres” yang membuat kekacauan ini sehingga warga Pekanbaru menyebut mereka “ROMLI alias ROMBONGAN LIAR” memberi arti Konotasi Negatif.
Masyarakat Riau yang sangat “Hetorogen” ini sangat tidak menyukai kericuhan-kericuhan karena kami warga Riau sudah teruji saat demo kejatuhan Pak Harto di tahun 1998 yang tidak pernah “Terpancing” melakukan perusakan terhadap fasilitas umum dan pertokoan dimana kota-kota lain di Indonesia banyak melakukan perusakan dan sekarang ketenangan dan kebanggaan kami warga Riau “Agak Terusik”sehingga membuat banyak Ormas dan OKP serta tokoh masyarakat dan tokoh adat bersuara keras.
Kedepannya kita berharap saat Kongres, Munas, Muktamar ormas-ormas kalau datang kesuatu tempat tidak perlu mengerahkan “ROMLI” jika sang PENGGERAK tidak punya Kemampuan dalam pengendalian massa.
Selamat Berkongres XXIX HMI semoga Ketua Terpilih “BERANI” meminta”MAAF” terhadap kami warga Riau yang “Agak Terusik” dan kepada Panitia jangan lupa Dana APBD Riau yang digunakan untuk dibuat LPJnya....
Pekanbaru, 24 November 2015
