Penerapan e-learning bukan tanpa hambatan. Kurang stabilnya koneksi internet menjadi munculnya kontra di tengah masyarakat terhadap penerapan e-learning. Â Namun, hal tersebut bisa menjadi suatu tantangan untuk dihadapi. Butuhnya kerjasama yang bagus antara penyedia koneksi dengan pemerintah bisa sebagai solusi agar koneksi internet cepat dapat terjangkau hingga daerah terpencil dan pelosok. Dibalik hal itu masih terdapat alasan lain dalam kontra pembelajaran berbasis online.
Peserta didik/mahasiswa yang mengambil kelas online tidak mendapatkan kesempatan dalam berinteraksi langsung dengan pebelajar lain dan pengajar/dosen/guru. Komunikasi secara online hanya bisa dilakukan dengan e-mail, grup diskusi aplikasi whatsapp, video dua arah dan classroom.Â
Hal itu membuat sangat sulit dalam mengembangkan hubungan. Sebaliknya, apabila pembelajaran secara offline hubungan antar peserta didik/mahasiswa bisa berinteraksi sosial dengan baik dan peserta didik/mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan terkait materi bisa secara langsung.
Ada peningkatan hasil belajar di pembelajaran berbasis online. Peningkatan tersebut terlihat pada kualitas belajar pebelajar dalam hal ini pada pengetahuan dan ketrampilan serta sikap. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pebelajar lebih menyukai interaksi aktif daripada partisipasi pasif. Sejalan dengan hal tersebut, Knapp dan Glenn (1996) menjelaskan pebelajar menyukai penggunaan teknologi dan lebih senang mengikuti pembelajaran yang menggunakan teknologi.
Pembelajaran melalui online mencakup hal penting, antara lain : pengembangan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan media, isi yang disajikan memiliki relevansi dengan tujuan khusus pembelajaran yang dicapai, dan dapat sebagai mengembangkan ketrampilan baru sesuai tujuan individu.
