Mohon tunggu...
Naufal Rospriandana
Naufal Rospriandana Mohon Tunggu... Konsultan - Ordinary

Ordinary

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bandung Beringas: Refleksi The Bogota Change

29 Desember 2013   10:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:23 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_302154" align="aligncenter" width="540" caption="Prosesi terhadap Alm. Andik, taruna TNI AU yang tewas oleh geng motor di Pasupati (sumber: http://harianandalas.com/kanal-berita-terkini/ini-persamaan-penusuk-deni-sama-dengan-penusuk-andik-taruna-tni-au)"][/caption] [caption id="attachment_302157" align="aligncenter" width="536" caption="Pelaku tak segan menikam dengan senjata tajam (sumber http://www.merdeka.com/peristiwa/4-fakta-kejam-pembunuhan-taruna-au-di-jembatan-pasupati/ditusuk-genk-motor.html)"]

1388328513982273317
1388328513982273317
[/caption]

Entah apa yang akhir-akhir ini terjadi di Bandung, kota Kembang di mana kembang pun kini sulit mengembang. Bukan masalah kemacetan, banjir, PKL, dan hal-hal itu, tapi mengenai keamanan dan kenyamanan warga dalam berkota.

Kematian tragis seorang taruna angkatan udara dengan luka tusuk pisau di jantungnya adalah puncak betapa ngerinya Bandung saat ini.

Jembatan Pasupati, jam 3 subuh, Kamis minggu lalu, lagi-lagi berandalan bermotor berulah. Dalam berita Koran disebutkan korban tengah mengantarkan sang kakak ke travel di daerah Cihampelas, nahas di atas jembatan sepanjang 2,8 kilometer tersebut, geng motor menantang keduanya, terjadi baku hantam karena sang taruna tentu tidak mau menyerah begitu saja. Akhirnya sang taruna tergelepak tak sadarkan diri dengan luka tusuk di dada kirinya menmbus jantung dan Ia meregang nyawa di RSHS.

Semoga kejadian tersebut adalah yang terakhir, namun jelas itu bukan yang pertama. Sudah sangat sering tindak kejahatan bahkan kekejian dilakukan para berandalan bermotor di Bandung, hingga akhirnya Polres menerbitkan himbauan daerah rawan “arisan malam” geng motor. Mahasiswa ITB pun tak absen dari list korban “pengajian” berandalan tersebut.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi pada kota ini? Di tengah semangat perubahan digalakkan di berbagai sudut kota, namun kenyamanan terusik oleh tangan-tangan dan otak-otak tidak beradab dan berperikemanusiaan.

13882830611293205582
13882830611293205582

THE BOGOTA CHANGE

Memikirkan hal tersebut, membuat saya teringat pada kisah kota yang difilmkan berjudul “Bogota Change”. Bogota, ibu kota Kolombia, di Amerika Selatan sana,dengan populasi 8 juta jiwa,  kota yang menjadi inspirasi hadirnya busway di Jakarta, salah satu kota dengan integrated transport terbaik di dunia. Namun mengapa “Bogota Change”? Ya Bogota saat ini adalah transformasi (change) Bogota masa lalu, di kurun 1990-1997. Lebih parah, Kota yang mengerikan, belasan bahkan puluhan orang terbunuh dan mati sia-sia oleh kehidupan kota yang tidak beradab dan stress, mafia, kartel narkoba, sampai Ingatkah Anda tentang kisah penembakan terhadap Andreas Escobar? Bek tengah Kolombia yang mencetak gol bunuh diri di World Cup 1994. Ia dibunuh oleh mafia judi di kota itu. Jahat, kejam, keji, itulah gambaran yang saya dapat dari scene-scene awal film “Bogota Change”. Bogota was The Worst City on The Planet.

[caption id="attachment_302160" align="aligncenter" width="575" caption="Kematian Andres Escobar menunjukkan betapa beringasnya kartel narkoba di Bogota (sumber http://www.booksports.com.br/esportes/atletas-que-morreram-cedo-de-mais)"]

13883289141455242181
13883289141455242181
[/caption] [caption id="attachment_301975" align="aligncenter" width="585" caption="Kerusuhan di Universitas Nacional Bogota, 1994"]
13882842001885987215
13882842001885987215
[/caption]

MASA PEMERINTAHAN ANTANAS MOCKUS (MENDIDIK KOTA TAK TERDIDIK

Namun 1994 menjadi tonggak awal metamorphosis Bogota menjadi kota yang hebat. Diawali dari peristiwa memalukan ketika rektor Universitas Nacional of Bogota kala itu, Antanas Mockus. Tidak tahan di booo oleh mahasiswanya dalam kuliah umum tersebut, Mockus memelorotkan celananya, dan memperlihatkan pantatnya di depan mahasiswa sebagai bentuk aksi protes. Itu adalah puncak kekesalan Mockus terhadap kerusakan moral masyarakat di Bogota. Pasca perisitiwa itu Mockus meminta maaf pada publik dan resmi mengundurkan diri dari jabatan rektor. Namun tidak sampai di sana, Ia akhirnya memilih maju dalam pemilihan walikota Bogota.

[caption id="attachment_302165" align="aligncenter" width="470" caption="Detik-detik saat Antanas Mockus berdemo di depan mahasiswanya (edited) (Sumber http://esferapublica.org/nfblog/?p=41240)"]

13883291512009901932
13883291512009901932
[/caption]

---

Bersaing dengan Enrique Penalosa, seorang arsitek muda yang gemar blusukan dan memiliki visi pembangunan kota yang ramah, Mockus yang merupakan dosen Filsafat dan turunan orang Lithuania ternyata mampu mengungguli jauh Penalosa dengan presentase 64% - 30%. Apa yang membuat Mockus menang melawan arsitek tata kota handal adalah karena Ia berani buka-bukaan dan tidak kenal kompromi dan sosoknya dianggap tepat untuk menyelamatkan Bogota dari kebobrokan moral multi-dimensi.  Satu hal yang belum diceritakan adalah ketika Mockus berani melempar balik kotoran manusia kepada demonstran dalam debat kandidat walikota. Warga sepertinya melihat bahwa memang masyarakat Bogota sudah sangat kurang ajar dan perlu diberi pelajaran.

Terpilih sebagai walikota periode 1994-1998, Mockus melakukan program-program yang oleh masyarakat umum terdengar silly alias bodoh, namun Mockus yakin bahwa perubahan kota tidak bisa serta merta dan harus lewat pendekatan fundamental: mental warga. Periode 1994-1997 ini disebut “Formar Ciudad” (Educate the City). Pendekatan Mockus berbasis simbolis, provokatif, dan humoris untuk mengajar warga merenungkan konsekuensi dari perilaku mereka dalam kehidupan perkotaan. Dalam urusan reduksi alcohol misalnya, Mockus membuat Undang-undang yang melarang penjualan minuman beralkohol di atas jam 01.00 AM, juga begitu untuk kembang api dan petasan. Meskipun aneh, tapi keberterimaan masyarakat cukup tinggi. Serangakaian program aneh Mockus lainnya antara lain:

  1. Penerbitan selembar bolak-balik kartu merah dan kartu putih bagi seluruh warga. Program ini membawa misi Everyone can be a police. Warga diminta menunjukkan kartu merah layaknya wasit sepak bola apabila dalam kehidupan berkota mereka menemukan orang berbuat pelanggaran (misal menerobos lampu merah). Sebaliknya kartu putih apabila warga melihat orang melakukan tindakan baik di kota (misal membantu orang tua menyebrang). Dalam pemikiran Mockus, dengan demikian akan terbentuk kontrol sosial antar manusia dan itulah hal fundamental dalam pembangunan.
  2. Pantomim dan aktor seperti biarawati di setiap setopan jalan raya. Dengan pantomime, mereka berfungsi untuk menghibur sekaligus memberikan pendidikan pada para sopir dan pengguna kendaraan tentang bagaimana cara berkendara yang baik di kota.
  3. Inisiatif pertunjukan seni untuk menghimbau warga agar tepat waktu membayar pajak

[caption id="attachment_301981" align="aligncenter" width="512" caption="Pantomim Jalan Raya di masa pemerintahan Antanas Mockus. Jempol putih adalah kartu untuk menunjukkan nilai benar bagi masyarakat"]

1388285685830077985
1388285685830077985
[/caption]

Lambat laun kehidupan berkota mulai berubah beradab. Bogota menjadi kota yang lebih baik dengan masyarakat yang sehat bersosial. Namun sayangnya, reputasi Walikota Mockus turun drastis ketika ia mengundurkan diri satu tahun sebelum akhir masa jabatannya (1997) untuk mencalonkan diri sebagai presiden Kolombia. Warga Bogota merasa dikhianati oleh aksi politik ini. Kendati perubahan moral tebentuk, namun ketika Mockus mengundurkan diri, 74% dari warga Bogota yang disurvei mengatakan bahwa kehidupan di kota tidak meningkat secara signifikan di bawah kepemimpinannya.

Jadi Jokowi nyapres atau jangan? Hehe OOT

PEMERINTAHAN ENRIQUE PENALOSA (INVESTASI FASILITAS PUBLIK)

Pemerintahan Mockus di kurun 1994-1997 membersihkan jalan bagi penggantinya, walikota visioner berikutnya, Enrique Penalosa, seorang arsitek muda yang pada pemilu 1994 dikalahkan Mockus. Tokoh intelektual inilah yang mengubah wajah infrastruktur kota dari tahun 1998 dan seterusnya. Penalosa menginisiasi penciptaan jalur sepeda (bike lane), taman-taman kota untuk warga, lapangan olahraga, taman bermain, perpustakaan, dan proyek angkutan umum ambisius kala itu Transmillennio, yang kemudian diadaptasi menjadi busway di Jakarta.

REFLEKSI PEMBANGUNAN BOGOTA DAN KESUKSESAN MASA DEPAN KOTA

Keberhasilan di Bogota dapat dikaitkan sebagian sinergi antara kampanye pendidikan sosial dan peningkatan moral ala Antanas Mockus dan program perbaikan infrastruktur kota ala Enrique Penalosa.

[caption id="attachment_302167" align="aligncenter" width="566" caption="Berpolitik bukan untuk hasrat tapi untuk perubahan, Antanas Mockus dan Penalosa (Sumber: http://www.eltiempo.com/politica/ARTICULO-WEB-NEW_NOTA_INTERIOR-8782783.html)"]

1388329307204357151
1388329307204357151
[/caption]

Prestasi besar kedua walikota adalah buah hasil dari pemerintahan baru yang berpusat pada isu-isu dan bukan partai politik atau ideologi! Kedua pemimpin mampu beradaptasi baik, bertindak sebagai ideologis kanan, kiri, maupun poros tengah, dan kadang-kadang menjadi sangat ekstrem.

Antanas Mockus dan Enrique Penalosa mengubah Bogota, salah satu kota paling kacau di dunia, menjadi model kota maju dengan pembangunan perkotaan dan transportasi terintegrasi. Berbagai lembaga di PBB telah mengakui perbaikan besar dalam infrastruktur dan administrasi dan pengurangan kekerasan. Amerika Serikat dan organisasi pembangunan internasional Swedia memberikan hadiah bergengsi untuk sistem perpustakaan umum dan sistem bus Transmilenio. Dalam 10 tahun, warga merasakan kepemilikan baru dan pengalaman menakjubkan dalam berkota hingga bangga akan kotanya sendiri. Kebanggaan akan Bogota sempat dirayakan dalam acara kota seperti "ciclo - vía nocturna" (malam ciclo-vía), malam pada bulan Desember 2002 ketika lebih dari 3 juta orang merayakan kesuskesan kota mereka di jalan-jalan Bogota.

[caption id="attachment_302169" align="alignnone" width="717" caption="Bogota hari ini, sering disebut sebagai Athena-nya Amerika Selatan (Sumber http://geeksonaplane.com/destinations/2013-destinations/latin-america-2013/bogota/)"]

13883295751987272103
13883295751987272103
[/caption]

[caption id="attachment_302171" align="aligncenter" width="580" caption="Transmienio, transformasi angkutan di era Penalosa, ini pulalah yang mengilhami busway di Jakarta (sumber http://www.mundonets.com/actualidad/transmilenio-tendra-servicio-wi-fi/)"]

13883297711812350986
13883297711812350986
[/caption]

MENCIPTAKAN SEJARAH BARU DALAM BERKOTA

Bagaimana dengan Bandung? Tampaknya walikota baru kita harus mampu menduplikasi dan mengadaptasi dua peran sekaligus, menganalogikan kemampuan mendidik ala Antanas Mockus dan kemampuan mendesain kota ala Enrique Penalosa. Untuk yang terakhir, saya tidak sangsi dengan kemampuan Kang Emil, namun untuk yang pertama, Ia tidak bisa sendiri, dan kita sebagai warga yang waras (geng motor adalah warga yang gila) harus ikut ambil bagian mendidik masyarakat berkota dengan baik.

Tidak sedikit tentu bahwa keadaan suatu daerah akan sangat dipengaruhi keberhasilan pola pendidikan yang diterapkan. Mungkin inilah bukti bahwa pendidikan baik itu akademik maupun sosial tidak turun secara merata di masyarakat. Tidak bisa kita berharap pada sistem pendidikan yang terus menerus diubah setiap tahunnya oleh para birokrat Pendidikan, justru keistimewaan kota yang memiliki kreativitas dan beragam komunitas inilah yang harus menambah, menyuntikkan nilai, dan menganekaragamkan pola pendidikan yang sudah ada dan terlanjur kacau. Saya ingin menambahkan bahwa inilah Bandung, kota 1000 bahkan sejuta talenta.

[caption id="attachment_302174" align="alignnone" width="720" caption="BragaFest, kegiatan eventual ini adalah ajang konsolidasi menuju pengalaman berkota yang kompak (Sumber http://www.indonesia.travel/id/travelers-stories-detail/all/162/braga-festival-pesta-kreativitas-anak-muda-bandung)"]

1388330401639352861
1388330401639352861
[/caption]

Bandung dengan keadaan sakit dan stress seperti saat ini masih jauh jauh lebih baik daripada keadaan Bogota di kurun 1994-1995. Keberadaan geng motor, perampokan, dan lainnya memang meresahkan, dan semoga cukup sampai di sinilah memang puncak kengerian berkota di Bandung ketika Anda sudah tidak lagi nyaman berkota di atas pukul 12 malam. Ketika fasilitas primer publik dipakai diduduki berandalan anak muda yang menjadi korban kegagalan pendidikan, dan lain sebagainya.

Tidak bisa instan, tapi perubahan pasti akan datang dari kota sakit untuk bertransformasi menjadi kota terhebat di Indonesia yang mungkin tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya. Bagaimanapun tentu warga Bogota era 1990-an tidak akan pernah sejauh itu membayangkan kotanya akan mampu melakukan perubahan fantastis.

Semoga semoga dan semoga!!!

Selamat Tahun Baru 2014.. Bandung Juara!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun