A. Pendahuluan
Bukan sebuah rahasia lagi bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam luar biasa.Baik di darat maupun di laut, sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau dan wilayah laut yang sangat luas, mencapai sekitar dua pertiga dari total luas wilayahnya. Kekayaan tersebut mencakup hasil-hasil laut seperti ikan, rumput laut, serta biota laut lainnya yang sudah lama menjadi andalan masyarakat pesisir dan industri perikanan. Namun, kekayaan laut Indonesia tidak hanya terbatas pada sumber daya hayati saja.
Salah satu aspek yang sering luput dari perhatian adalah keberadaan sedimen laut, yakni material padat yang mengendap di dasar laut. Meskipun terlihat sederhana dan kurang menarik dibanding ikan atau terumbu karang, sedimen laut memegang peran penting dalam sistem ekologi laut, rekonstruksi geologi masa lalu, serta potensi ekonominya yang kian terbuka. Pemahaman tentang sedimen laut penting tidak hanya bagi ilmuwan, tetapi juga bagi para pengambil kebijakan dan masyarakat umum yang menggantungkan hidup dari laut.
1. Pengertian Sedimen Laut
Sedimen laut adalah material padat berupa partikel halus, sisa organisme, mineral, maupun zat kimia yang mengendap di dasar laut. Sedimen ini terbentuk dari berbagai sumber dan proses, seperti pelapukan batuan, aktivitas biologi, reaksi kimia dalam air laut, serta jatuhnya benda-benda luar angkasa ke bumi. Sedimen laut berperan dalam membentuk dasar laut, menjaga keseimbangan ekosistem, dan juga menjadi arsip alami yang menyimpan informasi ribuan hingga jutaan tahun ke belakang.
Sedimen laut  dapat diklasifikasikan berdasarkan asal-usulnya menjadi empat kelompok besar: Lithogeneous, Biogeneous, Hydrogenous, dan Cosmogeneous.
2. Lithogeneous (Sedimen Litoral/Batuan)
Lithogeneous (atau lithogenik) adalah sedimen yang berasal dari pelapukan batuan di daratan. Proses ini bisa terjadi karena erosi oleh air hujan, sungai, angin, hingga aktivitas vulkanik. Partikel yang terbentuk terbawa ke laut oleh arus sungai atau angin, lalu mengendap di dasar laut. Sedimen jenis ini sering mengandung mineral seperti kuarsa, feldspar, dan mika.
Lithogeneous sendiri bisa dibagi menjadi dua sub-kategori yakni :
- Terrigenous: berasal dari daratan dan terbawa ke laut melalui sungai atau angin. Biasanya ditemukan di sekitar pantai dan landas kontinen. Contohnya adalah batu halus dan tanah liat yang merupakan pelapukan dari batu yang terkikis yang tervawa oleh arus air
Red Clay: terbentuk dari partikel halus, biasanya hasil pelapukan gunung api di dasar laut. Kandungan mineralnya sangat kecil, yakni dominan berupa lempung dan oksida besi. Contoh dari red clay adalah red pelagic clay, yakni sebuah tanah liat berwarna merah yang kaya akan mineral lempung