Sejak 1 tahun yang lalu, gue menyadari bahwa pentingnya men-challege diri sendiri. Maksudnya bukan challege ala tiktok yang kebanyakan hanya sekedar untuk hiburan dan main-main. Men challege diri disini maksudnya adalah membuat tantangan untuk diri kita sendiri supaya bisa berkembang jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.
Sejak awal 2020 gue men challege diri gue untuk beberapa hal. Misalnya, challege puasa medsos, nyatet arus keuangan, dan challege one month one book ini.
Semua challage yang gue lakukan tujuannya untuk membuat diri gue disiplin dan lebih baik lagi. Gak gampang ngelakuin challage yang udah gua sebutin diatas. Terutama soal konsistensi nya.
Kali ini gue akan sedikit sharing soal challege one month one book ini.
Pertama soal jumlah buku yang dibaca orang Indonesia pertahun.
Riset Perpusnas tahun 2017 menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia hanya menamatkan sekitar 5-9 buku per tahun nya.
Data dari databoks juga menyebutkan hasil Survei indeks kajian membaca pada Maret-November tahun 2020 yang dilakukan oleh perpusnas yang melibatkan 10.200 responden dari 34 provinsi, masih sama dengan riset perpusnas tahun 2017, yaitu hanya dua buku per tiga bulan atau sekitar 8 buku per tahun.
Dengan jumlah segitu, minat baca masyarakat Indonesia belum bisa dibilang tinggi dan harus terus ditingkatkan lagi.
Kalau kita berpegangan pada riset perpusnas diatas. Yang rata-rata masyarakat Indonesia menamatkan 5-9 buku pertahun dan Indonesia masih menempati posisi bawah soal minat membaca versi survei-survei internasional.
Berarti kalau gue gak bisa menamatkan minimal 5 buku pertahun, bisa dibilang gue dibawah rata-rata masyarakat Indonesia yang minat baca nya juga masih rendah. Dibawah rata-rata dari minat baca yang rendah.
Kedua, membaca itu adalah kebutuhan bukan hanya sekedar hobi