Mohon tunggu...
Nathis Dzata
Nathis Dzata Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang Mahasiswa, tidak kurang dan tidak lebih

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kunci Kesuksesan Israel Menjadi Salah Satu Negara dengan Teknologi Termaju di Dunia

7 Juli 2022   17:38 Diperbarui: 7 Juli 2022   17:41 2562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imigrasi merupakan salah satu keistimewaan lain yang dimiliki Israel (Hacohen, 1998). Terdapat konstitusi hukum yang memberikan hak bagi masyarakat keturunan Yahudi di seluruh dunia untuk pindah ke Israel dan mendapatkan kewarganegaraan Israel, yang bernama "Law of Return". Hukum yang telah berlaku sejak tahun 1950 tersebut hingga hari ini memainkan peran penting dalam pembangunan negara Israel, bahkan menjadi salah satu alasan utama dibalik eksistensi Israel. Salah satu syarat agar kedaulatan suatu negara diakui negara lain adalah adanya populasi. 

Dalam memenuhi syarat tersebut, Israel mengandalkan sepenuhnya pada imigrasi yang dijalankan oleh hukum "Law of Return". Oleh karena itu, besar kemungkinan Israel mendapatkan tenaga kerja keterampilan khusus dan tinggi yang berasal dari seluruh penjuru dunia secara cuma-cuma. Kemudian, masyarakat dengan keterampilan tinggi tersebut akan menurunkan bakatnya pada generasi selanjutnya dan akan terus berlanjut seperti itu. Dengan kata lain, hukum "Law Of Return" secara tidak langsung memberikan Israel sebuah previlege sumber daya manusia dengan kualitas tinggi sejak awal berdirinya tanpa harus menempa masyarakatnya dari nol agar bisa berintegrasi dengan dunia modern (Hacohen, 1998).

Selain "Law of Return", terdapat program unik yang juga mendorong arus imigrasi ke Israel, yaitu program beasiswa yang membantu mengakomodasi siapapun yang sedang belajar bahasa Ibrani sebelum menempuh studi akademik di Israel (Hacohen, 1998). Selain mendorong arus imigrasi, program beasiswa tersebut juga mempromosikan bahasa Ibrani yang merupakan bahasa nasional Israel. Maka dari itu, memberikan akses bagi siapapun, terutama masyarakat berpendidikan untuk membantu memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Israel.

Dengan demikian, adanya pertumbuhan populasi yang merata serta imigrasi penduduk dari seluruh dunia membuat Israel memiliki persediaan tenaga kerja yang cukup ditambah dengan latar belakang keterampilan yang istimewa. Berdasarkan data dari World Bank pada tahun 2021, terdapat 140 ilmuwan dari setiap 10.000 tenaga kerja. Angka tersebut jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki 85 ilmuwan dari setiap 10.000 tenaga kerja.   

Program IDF: "Atuda"

Suatu program dari Angkatan Bersenjata Israel (IDF), yaitu program "Atuda" yang juga berkontribusi besar dalam banyaknya jumlah ilmuwan dan penduduk berpendidikan tinggi di Israel (Ben-Israel dan Baram, 2019). Sebagai informasi penting, Israel memiliki kebijakan wajib militer yang harus diikuti oleh lulusan sekolah menengah atas yang berusia minimal 18 tahun. Umumnya, generasi muda Israel menuntaskan program wajib militer selama tiga tahun bagi laki-laki dan dua tahun bagi perempuan, baru setelah itu mereka bisa melanjutkan studi di perguruan tinggi bagi yang memiliki minat. Akan tetapi, program Atuda menawarkan kesempatan bagi lulusan sekolah menengah atas untuk menunda kegiatan wajib militernya demi memprioritaskan studi akademik lanjutan. Program ini hanya dapat diikuti oleh peserta yang terbaik dan terpilih. Biaya dan kebutuhan selama menjalankan studi akademik di bawah program Atuda ditanggung sepenuhnya oleh IDF. Selain untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang memprioritaskan hal akademis, alasan IDF menciptakan program ini adalah untuk menaikkan kualitas dari keanggotaan IDF itu sendiri. Di samping itu IDF juga membutuhkan tenaga kerja di berbagai bidang dalam lingkungan militernya. Para peserta program Atuda setelah lulus menjadi sarjana akan kembali menjalankan program wajib militernya hingga tuntas dengan ditempatkan pada bidang yang sesuai dengan latar belakang studi yang ia ambil selama mengikuti program Atuda. Dengan demikian,  program Atuda memainkan peran penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga memberikan jalur yang cepat bagi kesuksesan sektor sains dan teknologi Israel (Ben-Israel dan Baram, 2019).

  • Modal

Setiap perusahaan memerlukan modal finansial yang cukup agar bisnis dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana. Selayaknya sebuah perusahaan, Israel juga memerlukan modal finansial dalam menghasilkan inovasi. Gelar "Start-up Nation" tidak sembarangan diberikan kepada Israel sebagai negara yang dianggap berdiri dan dibangun oleh sekelompok orang seperti sedang membangun sebuah perusahaan rintisan (Kellerman, 2000). Alasan lain di balik gelar "Start-up Nation" yang dimiliki Israel adalah begitu banyaknya perusahaan rintisan atau "Start-up" baru yang bergerak di bidang teknologi di Israel. Adapun mengapa sekarang perusahaan rintisan banyak ditemui di Israel adalah karena berkenaan dengan kualitas sumber daya manusia Israel yang di atas rata-rata. Dengan banyaknya perusahaan rintisan yang digerakkan oleh tenaga kerja dengan keterampilan di atas rata-rata, maka semakin mudah bagi Israel untuk menarik investor dari seluruh dunia untuk menandatangani cek dan berinvestasi di perusahaan Israel (Kellerman, 2000)

Pada dekade ke 90-an, pemerintah Israel menerapkan kebijakan "Yozma", di mana pemerintah Israel memberikan bantuan dana bagi warga asing yang ingin berinvestasi di Israel. Bantuan dana tersebut diciptakan dari kumpulan dana hasil pajak masyarakat Israel. 

Tujuan dari diterapkannya kebijakan ini adalah sebagai investasi jangka panjang Israel dalam rangka upaya untuk memajukan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang sains dan teknologi. Selain untuk menarik investor asing, kebijakan ini juga dirancang untuk mendorong masyarakat Israel agar berbondong-bondong berani merintis perusahaan sendiri sehingga meningkatkan jumlah entrepreneur di antara penduduk Israel. 

Ini merupakan langkah yang sangat beresiko, namun tetap dilakukan oleh pemerintah Israel. Oleh karena itu, kebijakan investasi jangka panjang ini hanya dilakukan Israel selama lima tahun. Meski dilakukan dalam jangka waktu yang singkat, kebijakan Yozma memberikan hasil yang begitu signifikan bagi perkembangan negara Israel sampai pada hari ini, terutama di bidang sains dan teknologi. Terbukti dengan Israel sekarang menduduki peringkat kedua dalam urutan negara dengan presentase dana yang digunakan dari total GDP demi kepentingan riset dan pengembangan, berdasarkan data dari World Bank 2022. Di mana Israel menggunakan sebanyak 4,5% dari total GDP untuk aktivitas riset dan pengembangan, hanya tertinggal oleh Korea Selatan yang menempati peringkat pertama.

  • Standar Hidup yang Tinggi

Faktor ketiga dibalik kesuksesan bidang sains teknologi Israel adalah standar hidup yang tinggi. Jika suatu komunitas memiliki seseorang dengan keterampilan yang hebat, maka ia komunitas tersebut beruntung karena memiliki senjata yang dapat ia gunakan untuk mengalahkan komunitas lain. Namun, komunitas tersebut tidak dapat memberikan perawatan yang baik pada senjatanya, maka besar kemungkinan senjatanya jatuh ke tangan komunitas lain sehingga senjata tersebut menjadi tidak terlalu berguna bagi komunitas tersebut (Felsenstein, 2005). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun