Mohon tunggu...
Nathania Nova Fitrianti
Nathania Nova Fitrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

memiliki hobi menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Skill Communication sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Mahasiswa dalam Dunia Perkuliahan

1 Oktober 2022   15:14 Diperbarui: 1 Oktober 2022   15:19 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era revolusi industri 4.0 diperlukan suatu keterampilan yang dapat mengantarkan sesorang untuk sukses dalam kehidupannya. Keterampilan tersebut meliputi Communication, Collaboration, dan Problem Solving. Keterampilan ini sangat dibutuhkan di abad 21. 

Communication dapat diasah melalui menyusun laporan hasil kegiatan, presentasi tugas proyek, diskusi kelompok/kelas, pembelajaran daring, dan kegiatan lain yang didalamnya terjadi proses interaksi. 

Collaboration atau bekerjasama dapat diasah melalui strategi pembelajaran Cooperative Learning dan strategi pembelajaran lain yang dilaksanakan  secara berkelompok dengan menanamkan nilai-nilai pembelajaran kooperatif. Problem Solving  dapat diasah dengan fokus pada solusi bukan masalah, meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan menggunakan metode mind mapping.

Keterampilan berkomunikasi (Communication Skills) merupakan keterampilan untuk menyampaikan pemikiran, gagasan, ide, dan pengetahuan, yang dimiliki kepada orang lain melalui lisan, tulisan, ataupun gambar. Sebagai mahasiswa kita dituntut untuk aktif  bertanya dan mengemukakan pendapat. 

Berkomunikasi dikatakan berhasil jika orang lain memahami atau sepakat dengan gagasan yang disampaikan. Keterampilan kolaborasi (Collaboration Skills) merupakan keterampilan bekerjasama, beradaptasi dalam berbagi peran dan tanggung jawab, serta menghormati perbedaan. Sedangkan Keterampilan Problem Solving merupakan keterampilan untuk mencari solusi di dalam suatu masalah. 

Sebagai mahasiswa kita harus bisa memecahkan masalah dengan cara yang kreatif dan efektif. Contohnya kita dapat mencoba menempatkan diri kita dalam situasi yang tidak biasa, seperti bergabung organisasi ataupun menjadi sukarelawan agar kita terbiasa untuk menyelesaikan suatu masalah.

Di penghujung tahun 2019, munculnya virus yang sering disebut Corona atau Covid-19 dari Wuhan, China, mengganggu semua proses kehidupan. Virus ini dapat menyebabkan penyakit pernapasan, bahkan kematian. Hal ini berdampak juga pada kegiatan perkuliahan di Pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia, dimana seharusnya prodi Pendidikan Sosiologi ini melakukan praktik dengan lebih sering terjun langsung ke lapang dan berinteraksi dengan masyarakat secara intens. 

Untuk mencegah penyebaran Covid-19, WHO mengumumkan penghentian acara termasuk kegiatan kuliah yang dapat menyebabkan orang banyak berkumpul. Oleh karena itu, metode pembelajaran tatap muka yang melibatkan lebih banyak mahasiswa di kelas akan dialihkan menjadi pembelajaran daring (dalam jaringan). 

Penggunaan teknologi digital dapat memungkinkan mahasiswa dan dosen untuk melakukan proses pembelajaran meskipun mereka berada di tempat yang berbeda. Gaya belajar konvensional yang biasa digunakan oleh dosen di masa lalu, ada beberapa perubahan, seperti waktu belajar yang lebih singkat dan materi yang lebih sedikit.

Setelah hampir satu tahun lebih pembelajaran daring dilaksanakan, akhirnya Virus Covid-19 itu perlahan lahan semakin memudar dan baru-baru ini pemerintah mengeluarkan kebijakan baru dimana setiap siswa/mahasiswa yang tinggal tidak jauh dari tempat mereka menuntut ilmu (sekolah/kampus), bisa melakukan pembelajaran secara Hybrid Learning atau pembelajaran secara campuran yang dimana beberapa dari siswa/mahasiswa tetap melakukannya secara daring dan beberapa sudah mulai bisa bertatap muka lagi, asal dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan memenuhi syarat untuk bisa belajar secara tatap muka.

Dalam hal ini Indonesia memasuki era new normal. New normal adalah kehidupan baru, dimana masyarakat tetap melakukan berbagai aktivitas seperti biasa namun tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti menggunakan masker, sering cuci tangan, dan jaga jarak. 

Di era new normal ini, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sejumlah kebijakan terkait pelaksanaan tahun ajaran baru, dan pelaksanaan proses pembelajaran yaitu salah satu kebijaakannya dilaksanakannya pembelajaran hybrid. 

Pelaksanaan kenormalan baru berdampak pada dunia pendidikan dimana mahasiswa kini menerapkan proses pembelajaran secara hybird. Dengan ditetapkannya pembelajaran daring di era new normal, maka kuliah secara Hybrid menjadi solusi untuk tetap melanjutkan kegiatan belajar mengajar di tengah merebaknya virus Covid-19. Pembelajaran hybrid menjadi solusi untuk melanjutkan kembali kegiatan kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran daring dilakukan melalui berbagai platform seperti, zoom, google meet, dan banyak lagi. Perubahan metode pembelajaran dari tatap muka menjadi online menimbulkan reaksi beragam dari mahasiswa. Permasalahan yang dihadapi membuat sejumlah mahasiswa/mahasiswi dan juga dosen mengalami berbagai kesulitan saat melakukan proses belajar mengajar di era new normal. Hal ini cenderung membuat mereka merasakan perubahan yang sangat drastis terhadap metode pembelajaran daring, terlebih dalam proses keefektifan komunikasi yang terjadi saat proses belajar mengajar.

Kendala yang dihadapi mahasiswa/mahasiswi dan dosen selama pembelajaran metode hybrid di era new normal ini diantaranya yaitu gangguan koneksi, pemahaman yang kurang terhadap penggunaan media, keterbatasan kuota, dan lain-lain. Kekurangan dari pembelajaran hybrid ini menjadikan kita jarang melakukan interaksi secara langsung dengan teman, dan ini membuat kami sebagai mahasiswa menjadi kesulitan akan melakukan diskusi kelompok dan melakukan penyelesaian masalah dalam kelompok ataupun organisasi. 

Oleh karena itu beberapa mahasiswa menjadi terbebankan sehingga membuat semangat belajar menurun. Dan ini adalah salah satu efek yang membuat komunikasi, kolaborasi dan penyelesaian masalah pembelajaran di seluruh universitas yang ada di Indonesia terkhusus Universitas Pendidikan Indonesia pada era new normal ini menjadi kurang efektif.

Meskipun banyak sekali hambatan dalam pembelajaran hybrid ini, ada beberapa solusi yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan cara menyiapkan properti belajar seperti mengecek konkesi internet sebelum digunakan, memanfaatkan media sosial untuk berdiskusi dengan kelompok, dosen maupun organisasi, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun