Mungkin sekarang kita belum bisa merasakan keuntungan signifikan dari Metaverse. Namun, coba anda bayangkan jika di masa depan nanti, miliaran orang akan mulai mengikuti zaman dan memasuki Metaverse. Tentunya harga tanah yang kita miliki tadi akan melambung tinggi, dan papan iklan yang anda pasang di Mall virtual tersebut, akan menjadi incaran brand-brand besar yang ingin mempromosikan barang mereka.
Lalu siapa yang akan mendapatkan keuntungan paling besar di Metaverse ini?
Tentu saja para pemilik tanah dan pengusaha yang masuk ke dalam Metaverse paling awal. Mereka dengan mudah dapat memonopoli harga pasar dan menentukan harga barang sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Dan ketika nantinya Metaverse akan jauh berkembang dan lebih banyak pemain-pemain baru semakin banyak memenuhi Metaverse, maka ketimpangan ekonomi akan terjadi. Ratusan hingga jutaan orang akan mencoba untuk membuka bisnis disana. Para pemilik lahan virtual itu pun akan menetapkan harga sewa lapak yang bisa jadi tidak masuk akal. Tentunya, hal ini akan mengancam perekonomian dunia menjadi tidak stabil.
Jutaan pencari kerja tentu saja akan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan di dalam Metaverse. Dengan sedikitnya lapangan pekerjaan dan semakin banyaknya pekerja yang membutuhkan pekerjaan, para pekerja pun terpaksa menerima tawaran pekerjaan dengan gaji yang rendah. Tentu saja hal ini akan membuat yang kaya semakin kaya, dan yang miskin menjadi semakin miskin.
Berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi seperti tadi, menurut anda akankah Metaverse menjadi sebuah masa depan yang cerah, atau malah menjadi ancaman yang bisa menghancurkan dunia?
Untuk itu kita harus bijak dan mengerti lebih dalam tentang Metaverse, sehingga nantinya kita tidak akan tenggelam ke dalam lubang yang salah, yang akan membawa kita ke masa depan yang penuh dengan kehancuran.