Mohon tunggu...
Nathanael Erlando Putra
Nathanael Erlando Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Metaverse, Masa Depan atau Ancaman?

8 Juni 2022   23:19 Diperbarui: 9 Juni 2022   12:08 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metaverse. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Akhir-akhir ini, istilah Metaverse tengah hangat dibicarakan di berbagai media sosial di penjuru dunia. Sejatinya, saat ini Metaverse masih belum ada dan sedang dalam tahap pengembangan. Metaverse diprediksi akan menjadi trend di tahun 2022 ini. Prediksi yang diberikan bukanlah sebuah pernyataan tanpa dasar belaka. 

Faktanya, perusahaan-perusahaan besar seperti Facebook Meta, Apple, Microsoft, dan Google tengah bersiap untuk merilis produk berupa perangkat keras dan layanan perangkat lunak baru untuk menunjang operasional Metaverse.

Lalu apa itu Metaverse?

 

Mathew Ball, seorang venture capitalist sekaligus penulis buku "The Metaverse", mendefinisikan Metaverse sebagai jaringan luas dari dunia virtual tiga dimensi yang bekerja secara real-time dan persisten serta mendukung kesinambungan identitas, objek, sejarah, pembayaran, dan hak, yang mana dunia itu dialami secara serempak oleh jumlah pengguna yang tidak terbatas. Secara singkatnya, Metaverse adalah sebuah dunia digital tiga dimensi yang mana kita nanti bisa hidup di dalamnya, dan melakukan banyak hal yang biasa kita lakukan di dunia nyata ini, seperti belajar, bekerja, sosialisasi, dan lain sebagainya.  

Michael Budi, CEO & Co-founder WIR Group mengatakan kalau Indonesia juga sedang berfokus untuk mengembangkan Metaverse yang akan menghasilkan lapangan pekerjaan yang nantinya masyarakat dapat bekerja secara digital nomad atau virtual di dalam dunia Metaverse. Pemerintah Indonesia juga sedang berfokus untuk mengembangkan Metaverse yang akan memberikan manfaat untuk masyarakat Indonesia. Contohnya adalah layanan publik, seperti memperpanjang SIM dan KTP, nantinya semua ini dapat dilakukan di dalam Metaverse.

Tidakkah terbayang di pikiran kita, betapa indahnya jika kita bisa bertemu dengan banyak orang dari berbagai belahan dunia hanya dari kamar kita sendiri. Bahkan, kita bisa melakukan berbagai kegiatan yang kita inginkan.

Dilihat dari gaya hidup kita yang semakin melekat dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, sesungguhnya kita tidak perlu menunggu lama untuk Metaverse terwujud menjadi kenyataan. Saat ini pun, kita sudah melihat anak-anak di sekitar kita yang lebih banyak menghabiskan waktu bermain di dunia virtual dengan teman-temannya dari berbagai negara, dibandingkan bermain dengan anak-anak tetangga di sekitar rumah mereka. Bahkan tidak hanya itu, sebagian dari kita pun merasa lebih senang hidup di lini masa media sosial, daripada di dalam kehidupan nyata kita sehari-hari. Melihat fenomena tersebut, sepertinya Metaverse akan terwujud lebih cepat daripada yang kita duga.

Mungkin tidak pernah terpikirkan di kepala kita, mengapa banyak sekali perusahaan besar teknologi yang ingin untuk mengembangkan Metaverse dengan sangat cepat. Bahkan pada tahun 2021 yang lalu, Facebook berencana menghabiskan USD 10 miliar (setara Rp 141,6 triliun) untuk Facebook Reality Labs, yaitu sebuah divisi metaverse Facebook yang bertugas mengembangkan komponen-komponen dalam Metaverse. Salah satu alasannya adalah karena Metaverse bisa menjadi lahan baru yang tidak terbatas untuk menghasilkan uang sebanyak-banyaknya.

Di dalam Metaverse, kita bisa melakukan perdagangan virtual terhadap barang dan hal-hal lainnya. Teknologi NFT (Non-Fungible Token) yang dilekatkan pada setiap asset di Metaverse, memastikan bahwa aset itu unik milik anda, memiliki nilai dan dapat diperjualbelikan. NFT sendiri adalah berkas digital unik yang identitas kepemilikannya diverifikasi pada blockchain atau buku besar digital yang mencatat transaksi antara dua pihak secara efisien.

Dalam Metaverse, kita bisa membeli atau menyewa tanah virtual. Membangun apapun di atas tanah tersebut dan mengambil keuntungan atas hal itu. Kita bisa saja membangun museum virtual ataupun konser virtual dan menarik biaya dari setiap pengunjung yang datang. Atau kita juga bisa membangun mall virtual, dan menarik komisi dari semua penjualan yang terjadi di dalam mall virtual tersebut. Bahkan, anda juga bisa membangun billboard atau papan iklan di dinding bangunan anda dan menyewakannya kepada brand yang ingin menaruh iklan mereka.

Mengapa Metaverse lebih menarik?

Metaverse membuka peluang bebas bagi sebagian orang yang berkarya hingga berbisnis dalam berbagai cara yang baru. Anggap saja, ada sebuah brand kecil yang berkembang sedang mencari papan iklan untuk mempromosikan produk mereka. Mereka kesusahan memasang papan iklan di dunia nyata, dikarenakan harga pengiklanan yang begitu mahal. Metaverse, bisa mereka jadikan alternatif lebih murah dan mudah untuk mereka dapat mempromosikan produk-produk mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun