Mohon tunggu...
Nathanael Giorgio
Nathanael Giorgio Mohon Tunggu... Pelajar

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Di Era Ketidakpastian, Perasaan Merana Generasi Z Bertumbuh

24 September 2025   14:40 Diperbarui: 24 September 2025   14:40 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan Mental Generasi Muda (Sumber: Modern Psychiatry and Wellness)

Generasi Z, mereka yang lahir antara tahun 1990 hingga 2010, tumbuh di era ketidakpastian.

Gempuran teknologi digital dan globalisasi yang begitu cepat menjadikan dunia akhir-akhir ini lebih sulit ditangani mereka. Karakter generasi Z digambarkan sebagai adaptif, kreatif, dan kritis. Namun, apakah semua generasi Z betul-betul bisa beradaptasi? Atau mereka hanya memaksakan dirinya untuk seolah-olah mampu beradaptasi, meski kesehatan mentalnya terus merosot?

Media sosial memberikan standar tidak realistis

Filter Instagram (Sumber: The New Yorker)
Filter Instagram (Sumber: The New Yorker)

Bisa dikatakan bahwa apa yang dilihat bukanlah keseluruhan potret.

Beberapa tahun akhirnya, masalah kesehatan mental pada generasi Z menjadi perhatian besar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Media sosial, sebagai faktor yang paling sering disebut, memang memberikan kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi secara luas-luasan. Namun, juga memunculkan tekanan psikologis yang hebat. 

Banyak anak muda yang terjebak dalam kebiasaan membandingkan diri dengan kehidupan orang lain yang tampak sempurna di layar. Mereka melihat gaya hidupnya, pencapaiannya, dan kebahagiaan orang lain tanpa menyadari bahwa hal yang ditampilkan itu sering kali hanya kenyataan sebagian. 

Contohnya sederhana, pengguna media sosial meng-upload kemenangannya dalam kejuaaran tertentu. Namun, tidak memperlihatkan usaha dan kerja keras yang dituangkannya. Bisa dikatakan bahwa apa yang dilihat bukanlah keseluruhan potret.

Dengan itu, perasaan minder, tidak puas, serta hilangnya kepercayaan terhadap dirinya sendiri muncul. Apabila masalah ini berlangsung tanpa henti, kondisi ini dapat membuat jiwa mereka semakin merana dan menderita. Kehilangan semangat hidup dan terjebak dalam siklus negatif yang sulit diputus

Kondisi ekonomi meluruh di depan mata mereka

Ketidakstabilan Ekonomi (Sumber: Penser)
Ketidakstabilan Ekonomi (Sumber: Penser)

Keadaan ini diperparah oleh berbagai kabar tentang krisis global, ancaman resesi, serta problem-problem dalam negeri.

Kondisi ekonomi masa kini juga berperan besar terhadap masalah ini. Generasi Z hidup dalam situaasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Kesenjangan sosial semakin prominan, biaya hidup semakin tinggi, dan peluang kerja yang layak semakin sulit didapatkan.

Mereka merasa bahwa masa depannya suram karena susah membayangkan jalur kehidupan yang stabil secara finansial. Apakah lebih baik mencari pekerjaan yang memenuhi kebutuhan finansial tetapi kondisi kerjanya tidak layak? Atau mencari pekerjaan sesuai passion mereka walau belum tentu memenuhi kebutuhan tersebut?

Selain itu, pandemi yang melanda pada tahun 2020 juga menjadi tantangan bagi mereka. Mereka melihat orang tuanya kesusahan bekerja atau bahkan mereka yang sudah punya dan hilang pekerjaan pasti berdampak pada kondisi mentalnya.

Keadaan ini diperparah oleh berbagai kabar tentang krisis global, ancaman resesi, serta problem-problem dalam negeri. Ketidakpastian ekonomi ini menimbalkan kecemasan kronis yang menggerogoti kesehatan mental mereka.

Stabilitas politik yang meragukan

Demonstrasi di Nepal atas Kebijakan Media Sosial (Sumber: Narendra Shrestha/EPA)
Demonstrasi di Nepal atas Kebijakan Media Sosial (Sumber: Narendra Shrestha/EPA)

Mereka bertanya-tanya: apakah suara rakyat benar-benar didengarkan atau hanya menjadi alat legitimasi segelintir elite?

Rasa skeptis terhadap masa depan bangsa oleh generasi Z adalah hal yang wajar. Ketika mereka menyaksikan praktik korupsi, drama politik, kebijakan yang tidak konsisten, dan pemerintah yang mengabaikan rakyatnya, timbullah rasa kecewa sekaligus putus asa.

Mereka bertanya-tanya: apakah suara rakyat benar-benar didengarkan atau hanya menjadi alat legitimasi segelintir elite? Lihat saja demo besar-besaran terkait tunjangan perumahan DPR yang terjadi di awal-awal bulan September 2025. Apakah anggota parlemen mendengarkan suara rakyat dengan penuh keterbukaan? Atau justru terbang ke luar negeri tanpa rasa empati terhadap massa yang berunjuk rasa?

Kasus lain, pagar laut ilegal di Tangerang yang lama ditangani pemerintahan. Laporan terkait pagar laut ilegal sudah didapatkan sejak Agustus, 2024, tetapi baru mulai dibongkar bulan Januari, 2025. 

Kasus pagar laut itu merugikan nelayan sekitar dan juga warga lainnya dengan memunculkan perubahan kondisi lingkungan. Presiden Prabowo memerintah TNI untuk membongkar pagar laut itu, sedangkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan bahwa hal itu memunculkan masalah baru, yaitu hilangnya bukti fisik dalam proses investigasi.

Kepala Korps Kepolisian Perairan dan Udara Polri Inspektur Jenderal, Mohammad Yassins, mengatakan masih menunggu keputusan KKP dalam menyelidiki pelaku pemasangan pagar laut itu. Namun, Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan mereka hanya berwenang dalam hal administrasi.

Percakapan bulak-balik tersebut berarti tindakan lanjut kasus menjadi lamban. Wajar jika generasi Z khawatir akan masa depan pemerintahan Indonesia. Situasi seperti ini menambah beban mental dan beban pikiran karena harapan terhadap negara, yang seharusnya menjamin masa depan rakyatnya, justru menghilang.

Jadi, bagaimana menyelesaikan masalah ini?

Kebersamaan dengan Sahabat (Sumber: Skyland Trail)
Kebersamaan dengan Sahabat (Sumber: Skyland Trail)

Dari kondisi merana menuju kehidupan yang penuh semangat dan keberanian untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Tentunya, masalah ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pertama-tama, perlu ada peningkatan literasi digital agar anak muda lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Pembekalan pemahaman bahwa dunia maya tidak selalu menggambarkan realita, serta belajar menerima dan mencintai diri sendiri apa adanya. 

Kedua, akses layanan kesehatan mental perlu diperluas. Sudah baik ada fasilitas konseling di sekolah dan kampus. Namun, fasilitas publik perlu ditingkatkan juga agar ruang aman generasi muda semakin luas.

Selain itu, dukungan sosial dari orang-orang terdekatnya juga sangat penting. Mereka membutuhkan lingkungan yang membiarkan mereka menluapkan keluh kesahnya tanpa dikucilkan. 

Di sisi lain, pemerintah juga berperan penting dengan memastikan kebijakan ekonomi dan politik lebih berpihak pada rakyat. Jangan sampai mengambil kebijakan yang hhanya menguntungkan segelitinir masyarakat.

Pada akhirnya, perasaan merana yang seolah-olah tak berhenti bukan ciptaan mereka sendiri. Perasaan gelisah itu dimunculkan akibat faktor-faktor eksternal yang menekan mereka setiap saat. Jika mereka dibiarkan tenggelam dalam rasa cemas, minder, dan kehilangan arah, maka masa depan itu betul-betul akan rapuh.

Kesehatan mental bukan hanya urusan pribadi, melainkan isu bersama. Apabila kita bersama-sama peduli, menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung, kita semua bisa terus bertumbuh dan bangkit kembali, tidak hany generasi Z. Dari kondisi merana menuju kehidupan yang penuh semangat dan keberanian untuk membangun masa depan yang lebih baik. Inilah masa depan yang perlu kami perjuangkan bersama-sama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun