Mohon tunggu...
Natasya Rida Syafitri
Natasya Rida Syafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya

A little progress is still a progress.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Seruan HAM dan Demokrasi oleh Generasi Z di Thailand

6 September 2022   09:39 Diperbarui: 6 September 2022   09:52 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: Gemunu Amarasinghe/Associated Press

Pada bulan November tahun 2019, dua anak muda Thailand, Ford dan James, meluncurkan kampanye #FreeYouth di grup Facebook yang mereka namakan "Free Youth". Grup Facebook Free Youth yang ditujukan untuk menjadi ruang virtual bagi kaum muda untuk berdiskusi dan bertukar ide tentang masa depan Thailand ini tanpa disangka memicu salah satu protes anti-pemerintah terbesar dalam sejarah kontemporer Thailand. 

Grup Free Youth kemudian tumbuh menjadi Free Youth Movement (FYM), yang mencari perubahan politik dan sosial yang luas (Sinpeng, 2021). FYM beserta aliansinya kemudian melancarkan sebuah gerakan protes yang dipimpin anak-anak muda Thailand dengan tuntutan atas reformasi monarki, dan mengakhiri kudeta militer. 

Para pengunjuk rasa ingin kekuasaan dan pengeluaran Raja Vajiralongkorn untuk dibatasi (BBC, 2020). Gerakan pro-demokrasi yang dipimpin oleh mahasiswa sebagai bagian dari Gen Z ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah Thailand modern dengan kenyataan bahwa monarki Thailand telah dibicarakan secara terbuka dengan cara yang kritis. 

Gerakan ini menuntut tiga perubahan utama pada pemerintah Thailand saat ini, yaitu pembubaran parlemen, konstitusi baru yang akan melayani rakyat, serta ditiadakannya intimidasi dan penangkapan sepihak terhadap individu-individu yang menggunakan hak demokratis mereka dalam mengkritik pemerintahan (Bamrungchok, 2020).  

Gerakan ini berkemungkinan besar dipicu oleh kekesalan penduduk Thailand terhadap pemerintah akibat semakin kacaunya perekonomian di Thailand selama pandemi berlangsung, dan diperparah dengan tindakan Pemerintah Thailand yang menandatangani dekrit darurat mengenai pelarangan aksi demonstrasi anti-pemerintah dengan alasan agar COVID-19 tidak mengalami penyebaran.

Gen Z di Thailand memanfaatkan teknologi untuk mengatur strategi serta jalannya protes, sekaligus menjembatani jarak antara aktivisme online dan offline. Pandangan anti-pemerintah dan ketidakpuasan mereka terhadap politik menyebar dengan cepat ke seluruh dunia melalui media sosial seperti Twitter dan TikTok. 

Mereka menggunakan bentuk sindiran berupa sarkasme dan menyampaikan protes secara tersirat dalam trend yang sedang viral. Gerakan ini menghasilkan respons berupa pemberian izin oleh pemerintah Thailand kepada para rakyatnya untuk menyatakan pendapat serta keinginan demi kepentingan reformasi, namun pemerintah Thailand masih menangkap para pelaku protes yang dianggap melanggar batasan-batasan yang dipayungi oleh berbagai undang-undang represif di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Thailand.

Ambisi Gen Z di Thailand terhadap perubahan positif atas pemerintahan setelah beberapa dekade lamanya semenjak protes terakhir dilakukan, menjadi salah satu bukti bahwa generasi ini tidak bisa dipandang sebelah mata.

 Perpaduan antara rasa penasaran yang tinggi, pemikiran yang kritis, serta kecakapan akan teknologi menciptakan kekuatan yang berpengaruh besar terhadap demokrasi, khususnya HAM, dan dunia perpolitikan.

REFERENSI

Bamrungchok, D. (2020, Agustus 28). #WhatsHappeningInThailand? Thai youth activists rally to protect democracy, freedom of speech. Retrieved Oktober 1, 2021, from EngageMedia: https://engagemedia.org/2020/thailand-youth-democracy-freedom-speech/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun