Mengenal Identitas Nasional Indonesia sebagai Jati Diri Bangsa
Identitas nasional merupakan suatu penanda atau jati diri suatu bangsa yang dapat membedakan ciri khasnya dengan bangsa lain, karena ciri khas suatu bangsa terletak pada konsep bangsa itu sendiri. Secara etimologis, istilah identitas nasional berasal dari kata "identitas" dan "nasional". Identitas bersal dari kata identity yang artinya memiliki tanda, ciri atau jati diri yang melekat pada suatu individu, kelompok atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan nasional berasal dari ka nation yang artinya bangsa.
Menurut Kaelan (2007), identitas nasional pada hakikatnya merupakan manisfestasi nilai nilai budaya yang bertumbuh dan berkembang dalam kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas yang menimbulkan suatu bangsa berbeda dengan bangsa lainnya. Dalam hal ini adala bangsa Indonesia dengan berbagai macam nilai luhur budayanya. Nilai-nilai budaya yang berada dalam sebagian besar masyarakat dalam suatu negara dan tercermin di dalam identitas nasional bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang terbuka dan cenderung terus menerus berkembang agar mengwujudkan keinginan untuk kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
Identitas nasional tentu harus dijaga agar tidak terhapus oleh perkembangan zaman. Semua warga negara wajib mempertahankan identitas nasional, salah satunya mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi muda yang memegang tongkat estafet kepemimpinan dan agen perubahan haruslah sadar akan tanggung jawabnya untuk menjaga identitas nasional bangsa. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menjaga tanggung jawab tersebut dalam diri mahasiswa, contohnya dengan adanya pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Tantangan Identitas Nasional Indonesia Bagi Mahasiswa di Era GlobalisasiÂ
Globalisasi adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya yang kemudian menyebar secara luas dari suatu sisi dunia ke sisi dunia lain sehingga tidak adanya lagi batas- batas yang jelas di suatu negara. Secara luas globalisasi didefinisikan sebagai suatu kegiatan masyarakat dunia yang menyebar ke suatu negara bahkan daerah-daerah terpencil dengan berbagai cara. Proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti dari pada dipahami untuk kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat, oleh rasa takut yang berlebih-lebihan itu. Antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif membangun benteng-benteng pertahanan dan merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam proses perubahan (Kusumawati 2018).Â
Globalisasi dianggap memberikan kesempatan berkompetisi bagi negara-negara maju (seperti halnya Amerika, Eropa, dan Jepang) yang memiliki kuasa secara global dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, serta keamanan militer, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, bagi Indonesia sebagai negara dunia ketiga yang kaya akan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya melekat padanya, globalisasi akan menghadirkan peluang dan tantangan yang harus diwaspadai. Beberapa bentuk tantangan di era globalisasi, antara lain liberalisasi, westernisasi, internasionalisasi, dan universalisasi. Tantangan lainnya adalah bagi pertahanan dan keamanan bangsa, lemahnya rasa identitas nasional, menyebabkan mudahnya paham ekstrimis untuk mempengaruhi dan menyusup pada remaja-remaja Indonesia sehingga mudah disusupi oleh pola pikir dan kepentingan dari pihak--pihak yang tidak bertanggung jawab dan menjadi rentan terhadap perpecahan.
(Syarifah and Kusuma 2016) Kehadiran globalisasi ditengah kehidupan masyarakat dunia, termasuk Indonesia, tentunya memberikan dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positif dari adanya globalisasi ialah mudahnya masyarakat dalam mencari informasi atau fenomena yang tejadi diseluruh dunia dengan mudah dan cepat. Dampak negatif dari adanya globalisasi munculnya tantangan terhadap identitas nasional Indonesia. Tantangan terhadap identitas nasional Indonesia di tengah mahasiswa tersebut, seperti:
1. Hedonisme.
Hedonisme adalah suatu pandangan hidup yang mengutamakan kesenangan dan kepuasan. Sehingga adanya hedonisme membuat mahasiswa dengan mudahnya menghabiskan hal-hal yang berkaitan dengan materi hanya untuk kesenangan dan kepuasan. Keberadaan hedonisme ini dapat dilihat dari munculnya cafe, restoran cepat saji, mall, dan lainnya.
2. Memudarnya sikap gotong royong