Dunia sedang berada di era perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Â Setiap negara di dunia berlomba untuk membangun negara yang lebih berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik. Namun, upaya itu tidak serta merta mudah untuk dilakukan. Banyak tantangan pembangunan dalam negeri yang sulit untuk dipecahkan. Selain itu, masih banyak negara yang membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah-masalah internalnya. Melihat isu ini, pada tahun 2015 yang lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Agenda ini dirancang sebagai bentuk dorongan bagi setiap negara untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan memastikan tidak ada negara yang tertinggal. Di dalamnya ada 17 tujuan utama dalam mencapai tahun 2030 yang berkelanjutan. Tujuan itu termasuk: tanpa kemiskinan; tanpa kelaparan; kehidupan sehat dan sejahtera; pendidikan berkualitas; kesetaraan gender; air bersih dan sanitasi layak; energi bersih dan terjangkau; pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; industri, inovasi, dan infrastruktur; berkurangnya kesenjangan; kota dan komunitas yang berkelanjutan; konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; penanganan perubahan iklim; ekosistem laut; ekosistem darat; perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh; dan kemitraan untuk mencapai tujuan.
Dalam hal menerapkan Tujuan Pembangunan Keberlanjutan, Indonesia juga dalam proses implementasi. Poin nomor 4 dan 13—pendidikan berkualitas dan penanganan perubahan iklim—misalnya, sebagai dasar yang cukup penting dalam kehidupan, Indonesia tampaknya masih harus berjuang untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Berdasarkan laporan pembangunan PBB terbaru (2015), Indonesia menempati urutan ke 110 dari 187 negara dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan nilai 0,684, masih di belakang Malaysia dan Singapura (diambil dari website Kementerian PPN/Bappenas).
Selain itu, masalah lingkungan di Indonesia juga harus menjadi sorotan. Salah satunya adalah masalah pencemaran air, tanah, dan udara yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2018, berdasarkan data terbaru dari PODES, dilaporkan bahwa jumlah polusi air meningkat 14,42 poin dari 2014, dan jumlah polusi tanah meningkat 1,11 poin dari 2014. Meskipun jumlah polusi udara menurun 2,77 poin dari 2014 , kondisi lingkungan ini masih sesuatu yang harus dianggap serius (dikutip dari Statistik Lingkungan Indonesia 2018, Badan Pusat Statistik Indonesia).
Data ini adalah peringatan kuat bagi Indonesia untuk terus mengatasi semua tantangan yang ada. Diharapkan dengan adanya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, Indonesia dapat memberikan solusi dan membentuk strategi yang tepat untuk mengatasi semua masalah dengan visi utama untuk membangun bangsa yang terus tumbuh untuk masa depan yang lebih baik.
---
Penulis: Natasya Aline Limarga
Penyunting: Catleya Ayundasari
