A. KutipanÂ
Kutipan, atau dalam istilah yang lebih formal disebut kutip, merupakan suatu teknik yang sangat umum digunakan dalam berbagai konteks penulisan. Hal ini melibatkan pengambilan langsung dari kata-kata atau gagasan seseorang yang diperoleh dari sumber aslinya. Fungsi utama kutipan adalah untuk memberikan dukungan, mengilustrasikan, atau memperkuat argumen yang tengah dibangun oleh seorang penulis. Keberadaannya sangat penting dalam dunia akademis, jurnalisme, dan beragam karya tulis lainnya, memungkinkan penulis untuk mengaitkan karyanya dengan pemikiran atau riset sebelumnya.
Menelusuri pandangan beberapa ahli, kutipan memiliki makna yang lebih luas daripada sekadar menampilkan kata-kata orang lain. John Smith, seorang penulis terkemuka, menegaskan bahwa kutipan bukan hanya sekadar penggunaan kata-kata asli, tetapi juga menjadi bentuk bukti atau dukungan untuk argumen yang sedang dibangun. Sementara itu, Maria Rodriguez menambahkan dimensi lain bahwa kutipan bukan hanya tentang memberi kredit kepada pemikir asli, melainkan juga menyediakan wadah bagi penulis untuk menunjukkan dukungan terhadap posisi atau argumen tertentu. Pendapat Ahmad Ibrahim menyoroti aspek retoris dalam kutipan dengan menegaskan bahwa penggunaan kutipan memperkuat otoritas tulisan seseorang dengan merujuk pada pemikiran atau penelitian sebelumnya.
Dari kerangka pemikiran para ahli ini, tergambarlah gambaran yang lebih komprehensif tentang esensi kutipan. Hal ini mengindikasikan bahwa kutipan bukan hanya sekadar meminjam kata-kata atau ide, melainkan merupakan cara yang sangat kaya dalam memberikan dukungan dan legitimasi terhadap argumen seorang penulis. Dalam esensinya, kutipan tidak hanya memperkuat tulisan tetapi juga mengaitkannya secara kuat dengan kesimpulan atau riset yang telah ada sebelumnya. Terdapat beberapa jenis kutipan yang sering digunakan dalam penulisan. Berikut adalah beberapa di antaranya beserta penjelasannya:
1. Kutipan langsungÂ
Kutipan langsung merupakan teknik dalam penulisan yang mempergunakan kata-kata dari sumber asli tanpa melakukan perubahan pada esensi atau struktur kalimatnya. Secara umum, kutipan langsung ditandai dengan penggunaan tanda kutip ("…") dan dilengkapi dengan rujukan atau sumber asal dari mana kutipan tersebut diambil. Teknik ini sangat penting dalam menegaskan autentisitas informasi yang disampaikan, mempertahankan keakuratan dari sumber yang dikutip, serta memberikan penghargaan kepada penulis asli.
Ketika menggunakan kutipan langsung, penting untuk menulis kata-kata yang sama persis seperti yang terdapat dalam sumbernya, termasuk tata bahasa ejaan, dan gaya penulisan yang digunakan. Hal ini membantu dalam mempertahankan integritas informasi yang dikutip serta memungkinkan pembaca untuk merujuk kembali ke sumber asli dengan mudah.
Selain itu, kutipan langsung seringkali digunakan untuk memberikan dukungan pada argumen yang disampaikan dalam sebuah tulisan, memberikan wawasan dari sumber yang terpercaya, atau untuk menghadirkan suara langsung dari sumbernya sendiri. Penggunaan yang tepat dari kutipan langsung juga membantu menegaskan keseriusan penulis dalam mempresentasikan informasi yang telah ditemukan dalam penelitian atau kajian yang dilakukan.
Dalam melakukan kutipan langsung, sangat penting untuk menghormati aturan etika penulisan, termasuk memberikan kredit kepada penulis asli dengan mencantumkan sumber secara jelas dan akurat. Hal ini tidak hanya mendukung integritas akademik, tetapi juga menjaga kejujuran dalam penggunaan informasi dari sumber luar dalam suatu karya tulis. berikut adalah contoh kutipan langsung dari sumber yang disertai dengan tanda kutip dan mencantumkan sumbernya:
Sumber: Buku "The Great Gatsby" karya F. Scott Fitzgerald.
Contoh kutipan langsung: "Untunglah, dalam hati kita, kita semua adalah manusia yang sama." - F. Scott Fitzgerald, "The Great Gatsby"
Dalam contoh tersebut, kutipan langsung "Untunglah, dalam hati kita, kita semua adalah manusia yang sama." diambil langsung dari buku "The Great Gatsby" karya F. Scott Fitzgerald. Kutipan tersebut diberi tanda kutip dan disertai dengan nama penulis serta judul bukunya untuk memberikan informasi mengenai sumber asal dari kutipan tersebut.
2. Kutipan tak langsung
Kutipan tak langsung, juga dikenal sebagai indirect quotation atau paraphrase, merupakan cara untuk menyampaikan ide atau informasi dari sumber asli dengan menggunakan kata-kata kita sendiri. Ini adalah cara untuk mengungkapkan gagasan atau konsep yang berasal dari orang lain dengan gaya penulisan yang berbeda. Perbedaannya dengan kutipan langsung adalah dalam kutipan tak langsung, kita tidak perlu menggunakan tanda kutip untuk menandai langsung kata-kata sumbernya. Namun, meskipun tidak menggunakan kutipan langsung, penting untuk tetap mencantumkan sumber asli dari informasi yang kita sampaikan.
Dalam menggunakan kutipan tak langsung, kita dapat mengekspresikan ulang ide atau informasi dari sumber asli dengan cara yang lebih ringkas atau dengan mengubah kalimatnya, tetapi tetap mempertahankan makna yang sama. Ini memberikan kebebasan untuk menginterpretasikan dan menyampaikan informasi dengan gaya penulisan kita sendiri, sambil tetap menghormati sumber dari mana informasi tersebut berasal. Penting untuk memberikan kredit kepada penulis asli agar karya tersebut tetap diakui.
Menyajikan kutipan tak langsung adalah keterampilan penting dalam menulis akademis dan penelitian. Ini memungkinkan penulis untuk mengintegrasikan ide-ide dari berbagai sumber ke dalam tulisan mereka dengan cara yang jelas dan sesuai dengan gaya penulisan mereka sendiri. Proses ini juga membantu pembaca untuk memahami konteks I informasi yang disampaikan tanpa harus secara harfiah menyalin kata-kata dari sumber asli. Dengan demikian, kutipan tak langsung menjadi alat yang berharga dalam menyampaikan informasi yang relevan dan mendukung argumen tanpa hanya mengandalkan kutipan langsung. Misalkan kita memiliki kutipan langsung dari sebuah artikel yang menyatakan, "Menurut penelitian terbaru, olahraga rutin dapat meningkatkan kesehatan jantung secara signifikan."
Sebagai kutipan tak langsung atau paraphrase dari kutipan tersebut, kita bisa menuliskannya dengan menggunakan kata-kata kita sendiri, namun tetap menyampaikan inti dari informasi tersebut. Contohnya bisa seperti ini: "Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat memiliki dampak positif yang signifikan pada kesehatan jantung."
Dalam contoh ini, kita menggunakan kata-kata yang berbeda untuk menyampaikan informasi yang sama seperti dalam kutipan langsung. Meskipun tidak ada tanda kutip yang menandai langsung dari sumbernya, tetapi esensi dari informasi yang disampaikan tetap terjaga.
Penting untuk diingat bahwa ketika melakukan paraphrase atau kutipan tak langsung, Anda harus tetap setia pada makna dan pesan dari sumber asli. Jangan mengubah maknanya secara substansial atau menambahkan informasi yang tidak ada dalam sumber aslinya. Selalu sertakan referensi atau sumber asli untuk memberikan kredit pada pemilik informasi tersebut.
Jadi Kutipan langsung digunakan jika kita ingin menegaskan atau menampilkan pernyataan penting secara apa adanya dari sumber asli. Sedangkan Kutipan tak langsung cocok untuk menjelaskan gagasan dengan lebih fleksibel, sesuai gaya kita, tapi tetap menjaga inti maknanya. Keduanya sama-sama penting, tergantung konteks dan tujuan penulisannya. Yang paling utama adalah selalu mencantumkan sumber agar tetap menghargai karya orang lain dan menjaga integritas akademik.
B. Cara menulis kutipanÂ
1. Cara Membuat Kutipan Langsung
Kutipan langsung yang terbilang pendek (<4 baris) dilakukan dengan sebagai berikut.
- Digabung atau diintegrasikan dengan teks.
- Spasi dan ukuran huruf sama dengan teks.
- Menggunakan tanda kutip ("...").
- Menyebutkan sumber kutipannya (nama penulis dan tahun penulisan).
Kutipan langsung yang terbilang panjang (>4 baris) dilakukan dengan sebagai berikut.
- Dipisahkan dari teks, diletakkan di tengah halaman.
- Diberi jarak sebanyak 1 baris, ukuran huruf sama atau lebih kecil dari ukuran huruf teks utamanya.
- 3. Tanda kutip ("...") boleh digunakan atau tidak digunakan.
- Menyebutkan sumber kutipannya (nama penulis dan tahun penerbitan
2. Cara Membuat Kutipan Tidak Langsung
- Digabungkan atau diintegrasikan dengan teks.
- Spasi dan ukuran huruf sama dengan teks.
- Tidak menggunakan tanda kutip.
- Menyebutkan sumber kutipannya (nama penulis dan tahun penerbitan).
C. CARA MENULIS SUMBER KUTIPAN
1. Jika sumber kutipan berada sebelum kutipan, maka sumber kutipan ditulis dengan nama penulis, diikuti dengan tahun penerbitan buku, dan nomor halaman letak teks yang dikutip. Tahun penerbitan dan halaman yang dikutip berada dalam tanda kurung. Contoh:
Damono (2005: 18) menyatakan bahwa "sudah menjadi konvensi yang disepakati oleh banyak pengamat bahwa lawan romantisisme adalah klasikisme".
2. Jika sumber kutipan berada setelah kutipan, maka sumber kutipan ditulis dengan nama penulis, diikuti dengan tahun penerbitan buku, dan nomor halaman letak teks yang dikutip. Tahun penerbitan dan halaman yang dikutip berada dalam tanda kurung. Contoh:
"Sudah menjadi konvensi yang disepakati oleh banyak pengamat bahwa lawan romantisisme adalah klasikisme" (Damono, 2005: 18).
3. Jika pengutipan dengan menghilangkan sebagian teks yang dikutip (di depan atau belakang kutipan langsung), maka penulisan bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan tiga buah titik. Contoh:
Damono (2005: 18) menyatakan bahwa "...lawan romantisisme adalah klasikisme."
4. Jika sumber kutipan (1) merujuk dari sumber sebelumnya (2) atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis adalah sumber kutipan yang ditemukan dahulu (1), tetapi dengan juga menyebutkan sumber sebelurnnya (2) atau yang mengemukakan pendapat tersebut. Contoh:
Menurut Alisjahbana (dalam Damono, 2005: 17), puisi baru menjadi pancaran masyarakat baru, yaitu perubahan yang disebabkan oleh pertemuan masyarakat kita dengan masyarakat Eropa.
5. Jika penulis dari sumber kutipan terdiri atas satu orang, maka sumber kutipan ditulis dengan nama akhir penulis, diikuti dengan tahun penerbitan buku, dan nomor halaman. Penggunaan tanda kurung mengikuti penulisan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan. Contoh:
Damono (2005: 18) menyatakan bahwa "sudah menjadi konvensi yang disepakati oleh banyak pengamat bahwa lawan romantisisme adalah klasikisme".
6. Jika penulis dari sumber kutipan terdiri atas dua orang, maka sumber kutipan ditulis dengan menyebutkan nama belakang kedua penulis tersebut. Contoh:
Arifin & Tasai (2015) mengemukakan bahwa...
7. Jika penulis dari sumber kutipan terdiri lebih dari tiga orang atau lebih, maka sumber kutipan ditulis dengan hanya mencantumkan nama belakang penulis pertama, kemudian menambahkan "dkk." atau "et al." (kawan-kawan) di belakang nama penulis pertama. Contoh:
Jika penulis pertama adalah Arif Budi Sanjaya, penulis kedua adalah Agus Karimun, dan penulis ketiga adalah Bambang Sulaiman, maka penulisannya adalah:
Sanjaya, dkk. (2024) mengemukakan bahwa......
8. Jika sumber kutipan merupakan terjemahan, maka sumber kutipan ditulis dengan menyebutkan penulis asli, kemudian diikuti "terjemahan", nama lengkap penerjemah, dan tahun penerbitan. Contoh:
Menurut Wellek & Warren (terjemahan Melani Budianta, 1989),...
9. Jika beberapa sumber kutipan berasal dari penulis yang sama, tetapi dari buku yang berbeda, maka sumber kutipan ditulis dengan memberikan label huruf kecil "a" "b" "c" dan seterusnya untuk setiap buku. Contoh:
...(Sanjaya, 2024a, 2024b, 2024c).
10. Jika sumber kutipan tidak mencantumkan nama penulisnya, maka sumber kutipan menuliskan judul bukunya dengan dicetak miring. Contoh:
...(Modul Bahasa Indonesia, 2024)
11. Jika sumber kutipan berasal dari dokumen resmi lembaga/organisasi, maka sumber kutipan menuliskan nama lembaga/organisasi tersebut. Contoh:
…(Kementerian Kesehatan RI, 2004)
12. Jika sumber kutipan berasal dari daring seperti situs web, maka sumber kutipan ditulis dengan mencantumkan nama penulis dan tanggal-bulan-tahun diunggahnya tulisan tersebut. Contoh:
…(Sanjaya, Maret 1, 2024)
Daftar Pustaka
Rully, R. S. (2020). "Bahasa Indonesia" Poliban Press Anggota APPTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia), Banjarmasin.
Antono, M. N., Fatmawati, I., Hani’ah, Rohmah, N., & Rahman, B. (2023). Bahasa Indonesia Keilmuan (Cet. 1). PT Literasi Nusantara Abadi Grup.
Kemal, F., Gustianti, A., & Ghozali, A. S. (2024). Bahasa Indonesia. Makeda.
Ardiansyah, A. (2023). Telisik Bahasa Indonesia (Cet. 1). Ruang Karya.
Werdiningsih, D. (2021). Bahasa Indonesia ilmiah. PT Literasi Nusantara Abadi Group.
Anna Tasya, Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH A. R. FACHRUDDIN.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI