Mohon tunggu...
Inovasi

Sel Punca Pengganti Ginjal yang Rusak?

23 Oktober 2017   19:49 Diperbarui: 24 Oktober 2017   04:37 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo bertemu lagi dengan saya Natasha, pada kesempatan kali ini saya akan membahas dan mengungkapkan opini saya mengenai topik "Sel Punca dapat menggantikan jaringan atau organ ginjal yang mengalami kerusakan". Sebelum itu mari kita mengenal sel punca terlebih dahulu.

            Sel punca atau stem cell berasal dari kata punca yang berarti awal mula. Sel punca merupakan sel awal yang berarti sel tersebut belum mengalami diferensiasi dan memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi berbagai macam sel penyusun tubuh organisme.  Sel punca sudah ada saat awal kehidupan kita, dan kemudian sel punca ini akan membentuk sekitar 200 jenis sel yang berbeda pada tubuh. Sel punca terdapat pada sum sum tulang belakang.

            Sel punca memiliki ciri khas diantaranya: Belum terdiferensiasi sehingga belum memiliki bentuk dan fungsi yang spesifik seperti sel sel lain yang menyusun organ tubuh. Fungsinya baru terlihat pada waktu dan kondisi tertentu. Mampu memperbanyak diri dengan cara bereplikasi untuk menghasilkan sel sel yang berkarakteristik sama dengan sel induknya. 

Dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari saju jenis sel. Sel punca bersifat pluripoten yaitu kemampuan sel untuk berdiferensiasi menjadi sel tubuh apapun yang berasal dari ketiga lapisan embrional (ektoderm, mesoderm, endoderm) atau multipoten yaitu kemampuan sel untuk berdiferensiasi hanya menjadi beberapa jenis sel yang berada pada suatu golongan contohnya sistem saraf atau sistem hematopoietik (pembentukan darah).

            Berdasarkan tingkat maturisasi, sel punca dibedakan menjadi dua jenis yaitu sel punca embrionikdan sel punca dewasa. Sel punca embrionik adalah sel yang ada saat individu berada pada tahap embrio yaitu berusia 3-5 hari, yaitu saat blastosis akan melakukan tahap implantasi di dinding rahim pada perkembangannya sel punca embrionik ini akan berdiferensiasi menjadi sel sel dewasa. Sel punca embrionik bersifat pluripoten. Karena sifat tersebut, secara logis tidak ada satu pun penyakit degeneratif yang tidak dapat diobati. Namun sel punca embrionik juga memiliki daya poliferasi yang tinggi sehingga terapi sel menggunakan sel punca ini dapat beresiko tinggi menyebabkan penyakit tumor.

            Sel punca dewasa adalah sel punca yang ditemukan di antara sel sel lainnya yang telah mengalami diferensiasi dalam suatu jaringan dewasa. Sel sel tersebut dalam keadaan belum terdiferensiasi atau inaktif. Sel punca dewasa bersifat multipoten yang hanya mampu berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel yang segolongan. Kemampuan berdiferensiasi sel punca dewasa lebih rendah dibandingkan sel punca embrionik, dan jumlah selnya juga lebih sedikit yaitu 1 : 105 dari jumlah sel yang ada, sehingga susah untuk diisolasi. Contoh sel punca dewasa yaitu: sel punca hematopoietik yang berdiferensiasi menjadi seluruh sel darah yaitu eritrosit, trombosit, neutrofil, limfosit B, limfosit T. 

Sel punca neural atau jaringan saraf yang berdiferensiasi menjadi tiga jenis sel saraf utama yaitu astrosit, oligodendrosit, neuron, Sel punca jaringan kulit yang berdiferensiasi menjadi keratinosit, dan sel sel lapisan epidermis kulit. Sel punca mesenkimal yang berdiferensiasi menjadi osteosit, kondrosit, adiposit, sel sel jaringan ikat. Sel punca jantung yang berdiferensiasi menjadi tiga jenis sel jantung utama yaitu endotel, kardiomiosit, sel otot polos.

            Baru baru ini sel punca dewasa dikatakan dapat melakukan transdiferensiasi seperti sel punca mesenkimal berdiferensiasi menjadi sel sel saraf, sel punca hematopoietik menjadi sel sel jantung dan sel punca hati berdiferensiasi menjadi sel B pankreas yang menghasilkan hormon insulin.

            Kemampuan sel punca dalam aplikasi klinis. Sel punca dipercaya dapat menjadi solusi dari kerusakan sel sel dalam jaringan maupun organ. Kerusakan yang dimaksudkan di sini adalah kerusakan yang permanen, penggunakan obat obatan hanya untuk memperlambat atau mencagah terjadinya kerusakan yang lebih luas. Contoh penyakit degeneratif yaitu: Stroke (terganggunya pasokan darah ke otak), Alzheimer (otak mengerut dan mengecil), diabetes melitus (gangguan metabolisme insulin), Aterosklerosis (peradangan pembuluh darah), Infark Miokard (serangan jantung).

            Setelah mengetahui apa itu sel punca dan fungsi sel punca sekarang saya akan mengungkapkan opini saya mengenai topik kali ini. Telah disebutkan penyakit penyakit yang dapat diatasi menggunakan sel punca tapi apakah bisa jika sel punca digunakan untuk memperbaiki jaringan maupun organ ginjal yang mengalami kerusakan?. Sebelumnya saya akan memberikan pengertian singkat dari ginjal serta apa pengertian dari gagal ginjal.

            Ginjal merupakan organ ekskresi dalam vertebrata yang memiliki bentuk menyerupai kacang. Ginjal berjumlah satu pasang dan berukuran masing masing satu kepalan tangan, terdapat pada bagian belakang perut bagian atas di kedua sisi tulang belakang. Fungsi darah secara umum yaitu untuk menyaring darah, membentuk urin, menjaga keseimbangan air dalam tubuh, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa, mengatur kadar kalium dalam darah, mengekskresikan zat zat yang tidak digunakan oleh tubuh, memproses ulang zat, mengatur volume cairan dalam darah, mengatur keseimbangan kadar kimia dalam darah, mengendalikan kadar gula dalam darah, penghasil zat dan hormon, menjaga tekanan osmosis, menjaga pH darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun