Mohon tunggu...
Natasha Adelia
Natasha Adelia Mohon Tunggu... Pelajar

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Maklor dan Cilor, Camilan Favorit Anak Muda Surabaya

13 Oktober 2025   12:00 Diperbarui: 13 Oktober 2025   12:58 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sekitar sekolah, khususnya SMPN 35 Surabaya, selalu ada cerita menarik tentang jajanan sederhana yang mampu memikat banyak orang. Dua di antaranya adalah maklor (makaroni telor) dan cilor (aci telor). Kedua camilan ini bukan hanya sekadar makanan ringan, melainkan juga bagian dari gaya hidup anak muda yang ingin menikmati sesuatu yang gurih, praktis, dan ramah di kantong.

Seorang bapak pedagang kaki lima yang baru merintis usaha empat bulan lalu kini berhasil menarik perhatian banyak pelajar. Meski lapak yang ia dirikan sederhana, setiap harinya selalu ramai pembeli. Saat ditemui, bapak ini menceritakan awal mula usahanya dengan penuh semangat.

"Awalnya yang nyaranin bapak jualan cilor dan maklor itu teman bapak sendiri. Dia bilang jajanan ini lagi banyak digemari anak-anak sekolah dan masyarakat sekitar. Dari situ bapak mulai tertarik, apalagi teman bapak juga kasih masukan tentang cara bikin dan peluang pasarnya. Akhirnya bapak coba, dan ternyata benar, banyak yang suka," tuturnya.

Mencari Lokasi Strategis

Memulai usaha tidaklah mudah. Tantangan pertama yang bapak hadapi adalah menentukan lokasi berjualan. Ia sempat mencoba beberapa tempat berbeda, namun belum menemukan titik yang benar-benar cocok. Hingga akhirnya, ia menetap di dekat SMPN 35 Surabaya, sebuah lokasi yang dianggap paling tepat.

"Waktu awal-awal memang ada cerita menarik, karena bapak masih bingung menentukan tempat yang pas untuk berjualan. Bapak mencoba beberapa lokasi sebelum akhirnya menemukan spot yang strategis di dekat SMPN 35 Surabaya. Di situ pas banget, banyak anak ngaji, anak sekolah, dan anak-anak yang baru pulang les. Dari situ bapak merasa jualannya jadi lebih ramai dan menyenangkan karena bisa langsung bertemu banyak pembeli," ujarnya.

Keramaian area tersebut menjadi kunci dagangannya cepat dikenal. Setiap jam pulang sekolah, lapaknya dipenuhi anak-anak yang ingin menikmati maklor dan cilor hangat.

Resep dari Eksperimen dan Tradisi

Selain lokasi yang tepat, resep juga menjadi daya tarik tersendiri. Bapak pedagang ini menjelaskan bahwa resep maklor dan cilor yang ia buat merupakan perpaduan antara inspirasi tradisional dan hasil eksperimen pribadi.

"Resep cilor dan maklor bapak sebagian terinspirasi dari resep tradisional yang ada di daerah asal, tapi bapak juga banyak belajar sendiri sambil mencoba-coba supaya rasanya sesuai dengan selera anak-anak dan pembeli di sekitar sini," jelasnya.

Dengan kombinasi ini, cita rasa gurih dan kenyal berhasil ia hadirkan. Anak-anak sekolah pun tidak pernah bosan, bahkan sering kembali untuk membeli lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun