Mohon tunggu...
Natania Ajeng Kusumawardhani
Natania Ajeng Kusumawardhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Bersama Natania disini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Test Self-Diagnose Tanpa Peran Ahli? Valid atau Tidak?

27 September 2021   19:36 Diperbarui: 27 September 2021   19:59 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Test Self-Diagnose Online Tanpa Peran Ahli ? Valid atau Tidak ?

Kita pasti sudah tidak asing dengan sebutan self-diagnose, apalagi para remaja yang sedang berada di tahap pencarian jati diri. Pertama-tama kita harus mengetahui, apa itu self-diagnose? 

Self diagnose adalah upaya mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi yang di dapatkan secara mandiri, misalnya dari teman atau keluarga, bahkan sakitnya pengalaman masa lalu juga dapat digunakan. 

Selain dari sumber tersebut, saat ini kita juga bisa mendapatkan jasa untuk mediagnosis diri melalui internet dan aplikasi. Saat di internet kita bisa mengaksesnya seperti di mhanational.org dan depression.org.nz. 

Sedangkan jika ingin menggunakan aplikasi, kita dapat mengunduh aplikasi yag bernama Mental Health Test yang dirancang oleh Mind Diagnostic, Inc. 

Menurut data yang didapat dari survey yang dilakukan The Tinker Law Firm menghasilkan bahwa 44% dari 3000 warga Amerika melakukan self diagnose. 

Dari data tersebut dapat dikalkulasikan menjadi 3000 orang terdapat 1320 orang yang melakukan test self diagnose online. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak sekali orang yang melakukan dan mempercayai test self diagnose online tersebut.

Alasan banyaknya orang yang mengakses dan mempercayai informasi yang berasal dari internet maupun aplikasi tentang mental illness ternyata adalah, mereka takut jika datang ke psikolog atau psikiater maka akan mendapatkan hasil yang buruk tentang keluhannya tersebut. 

Mereka memiliki ketakutan jika nantinya keluhan yang mereka sampaikan merupakan gejala dari suatu penyakit mental yang buruk. Kurang percaya kepada psikolog dan juga psikiater yang akan menangani, juga termasuk alasan dari ketakutan mereka (Kim & Kim, 2009). 

Dibalik banyaknya orang yang mengakses test tentang self-diagnose, ternyata cara tersebut dinilai kurang efektif dan jika terlalu mempercayai cara tersebut tanpa adanya pengawasan dari psikolog atau psikiater, pasti akan ada kemungkinan untuk terjadinya dampak buruk bagi permasalahan mental seseorang. 

Perlu diingat bahwa kesehatan mental serta mental illness bukan permasalahan sepele yang hanya bisa diselesaikan menggunakan test online juga aplikasi mengenai mental health.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun