Mohon tunggu...
Natalia Maloringan
Natalia Maloringan Mohon Tunggu... Editor - Pekerja Sosial Profesional

Telah menyelesaikan studi Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial di Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung pada 2017. Sekarang bekerja sebagai Pekerja Sosial Supervisor Program Keluarga Harapan di Kementrian Sosial dengan penempatan Kabupaten Bandung. Tahun 2019, memulai melanjutkan studi Magister Terapan Pekerjaan Sosial di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung semester 2 dan tengah menganalisis teknologi-teknologi pekerjaan sosial yang bisa diupdate serta bisa dipergunakan. Pada Agustus nanti masuk pada semeter 3 dimana melakukan kajian dan pembelajaran untuk pengelolaan kebijakan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Modul Covid-19 untuk P2K2 di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

18 Juli 2020   19:46 Diperbarui: 18 Juli 2020   19:35 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Isu ketiga ini dibahas karena lini pendidikan tidak bisa dihentikan seluruhnya, adaptasi pada kebiasaan baru yang dilakukan dengan menerakan belajar jarak jaruh atau daring atau online dengan memanfaatkan berbagai teknologi. Banyak pihak bisa melaksanakan tapi bagi KPM PKH mungkin itu kesulitan yang lain. 

Orangtua dari anak KPM PKH berlatar pendidikan SD hingga SMA yang mungkin pada masa mereka belum mengenal apa itu belajar online, namun kini dituntut untuk mendampingi anaknya belajar dirumah. Tak jadi soal bila sekolah yang mereka tempati telah menyiapkan menu-menu belajarnya tapi akan jadi persoalan kalau menu-menu itu tidak bisa di"telan" oleh anak KPM PKH. 

KPM PKH harus dulu dikenalkan dengan istilah belajar dirumah, memahami apa perannya dan kemudian membimbing anaknya melaksanakan tugas. Dan bila sekolah tidak menyediakan menu maka gunakan menu pengganti yang tidak merusak esensi pendidikan anak. 

Salah satunya dengan menonton TVRI yang telah menjadwal siaran untuk mendukung belajar dirumah. Kalau masih kesulitan juga bisa dengan membuat kegiatan-kegiatan yang membuat anak belajar, nah itulah yang diharapkan oleh kami bisa tumbuh pada diri KPM PKH dengan bimbingan pendamping PKH.

4. Mental Health untuk KPM PKH

Urusan kesehatan jiwa juga menjadi isu yang menarik bukan perkara muda untuk mengajarkan mengelola emosi terlebih kondisi yang serba tidak pasti bahkan cenderung menekan. Banyak pekerja di PKH, banyak mata pencaharian yang tadinya ada jadi tidak ada. Banyak hal berubah dan itu menuntut kemampuan "penerimaan diri" yang baik. 

Kondisi yang sama juga dirasakan KPM PKH, misalnya saja KPM awalnya ia masih bisa bekerja dengan gaji yang cukup untuk makan sekeluarga namun kini untuk makan pun jadi mengandalkan sepenuhnya pada bantuan pemerintah. Ini akan memberikan tekanan pada psikisnya karena stress. 

Kami harapkan dengan pemberian materi setidaknya KPM PKH yang mengalami gejala-gejala tertentu sadar dirinya perlu ditolong profesional dan sadar harus dibantu. 

Kami tidak mulk-muluk mengharapkan KPM PKH sehat secara psikis tapi yang kami harapkan KPM PKH sadar kapan waktunya membutuhkan bantuan untuk kesehatan mentalnya. Serta beberapa saran untuk mengelola emosi juga disampaikan agar semakin mempermudah KPM PKH memahami masa ini sulit namun bisa dilewati. Menumbuhkan semangat itu bukan perkara mudah tapi bisa diupayakan.

Keempat inilah yang kemudian saya coba satukan dalam satu buku, namun tak berarti pendamping PKH tidka bisa bereksplorasi. Kami pekerja sosial memberikan gambaran minimal dari materi yang bisa disampaikan dan pendamping PKH bisa memaksimalkan itu dari pengalaman, pengetahuannya dan caranya untuk bisa membuat KPM PKH berdaya secara mandiri untuk membantu pemerintah mencegah penyebaran Covid-19. Ini masih langkah kecil yang perlu dukungan semua pihak agar bisa terlaksana sesuai harapan.

Silahkan copy link dibawah untuk bisa mendownload ide saya terkait modul Covid-19 untuk P2K2 / FDS bagi Pendamping PKH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun