Mohon tunggu...
Natalia
Natalia Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga

Menyukai membaca cerita cerita pendek baik fiksi maupun non fiksi, menyukai puisi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Buah hasil disiplin diri

16 Februari 2025   15:57 Diperbarui: 16 Februari 2025   15:57 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa mengerjakan tugas (Sumber:  istockphoto.com)

Pagi itu, Winnie dan Ratri berjalan bersama menyusuri desanya yang hijau, asri dan penuh kedamaian. Mereka berbincang ringan di sepanjang jalan itu, mulai dari topik sehari - hari, tugas sekolah mereka dan juga masalah remaja.

Winnie : "Ratri...gimana menurutmu hari-hari kita belakangan ini, aku lelah tau..tugas-tugas kok semakin numpuk ya"

Ratri mendengus ringan dan berkata "huft..begitulah, sudah mau selesai bukannya diberi waktu untuk lebih tenang malah dikasi tugas yang bejibun tiap harinya"

" Tapi Rat...sejujurnya itu membantu kita untuk lebih paham lo" kata Winnie

"Ya iya..tapi mbok ya ga tiap hari gitu lo..kan aku jg mau napas..." saut Ratri...

"Hahahaa...emang ga napas ta kamu, kalo ga napas ga ada di sini kamu..." kekeh Winnie

Begitulah mereka terus bercerita hingga akhirnya tiba di gerbang sekolah dan selanjutnya mereka bergegas menuju ke ruang kelasnya karena bel tanda masuk sudah hampir berbunyi.

Sesaat setelah bel berbunyi bu Riska pun masuk ke kelas "Selamat pagi anak-anak", sapanya. "Selamat pagi bu" ucap para siswa dengan kompak. Kemudian bu Riska menjelaskan bahwa pagi itu mereka akan belajar tentang bagaimana menyampaikan kalimat berita. Suasana kelas begitu sunyi, hanya terdengar suara bu Riska yang sedang menjelaskan materi hingga tiba-tiba "gubrak...klontang" suara kotak pensil yang jatuh memecah kesunyian itu, "Suara apa itu tadi anak-anak?", tanya bu Riska. "Kotak pensil Ratri jatuh bu", kata Winnie. "Salah sendiri tidur pagi-pagi , jadi ngegelosor kan hahahaha...", teriak Ari. Sontak teriakan itu membuat wajah Ratri memerah malu dan bu Riska langsung menatapnya dengan tajam, kemudian berkata "Nanti jam istirahat kamu saya tunggu di ruangan ya." lalu meneruskan pelajarannya. Akhirnya bel istirahat pun berbunyi, Bu Riska mengakhiri pembelajarannya dengan berdoa dan segera melangkah keluar dengan diikuti Ratri. Sesampai di depan ruangan bu Riska, Ratri berhenti dan ragu-ragu untuk masuk, namun suara lembut bu Riska memanggilnya "Kemarilah Ratri, jangan takut ibu tidak akan marah kok, hanya ingin berbincang sebentar saja denganmu"

"Tapi bu, aku malu dengan teman-temanku." ucap Ratri

"Semua kejadian memiliki konsekuensinya Ratri.., jadi kemarilah", lanjut bu Riska dan akhirnya Ratri pun memasuki ruangan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun