Mohon tunggu...
NATALIA
NATALIA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa yang mengemban tugas guna mencapai tujuan-tujuan positif.

Bersama memajukan Indonesia dengan turut berkontribusi melalui yang diri punya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Strategi Preventif, Persuasif, dan Represif dalam Menghadapi Berbagai Kasus

30 Januari 2022   21:58 Diperbarui: 30 Januari 2022   22:06 6896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam kasus yang tertera menggambarkan adanya pelanggaran terhadap Pancasila khususnya sila kelima. Nilai yang terukir pada sila kelima dalam kasus di atas mengandung makna agar masyarakat dapat memiliki sikap peduli terhadap sesama, memiliki sikap empati tanpa bermaksud menguntungkan diri sendiri, serta dapat mewujudkan keadilan sosial dengan selalu berusaha menunjukan diri melalui kepatuhan terhadap aturan pemerintah.

Jadi dengan sikap masyarakat yang enggan menerima vaksin, telah menjadi cerminan dari sikap ketidakpedulian akan keselamatan bersama. Yang kedua, jika melihat dari sisi kesalahan dari hadirnya joki, maka terdapat pelanggaran terhadap nilai Pancasila, yaitu ketika sang joki menerima tawaran untuk membatalkan vaksin yang seharusnya diterima oleh beberapa warga, sehingga kehadiran joki sama saja memperluas potensi penularan virus Covid-19 di Indonesia.

  • Bagaimana cara mengatasinya baik secara preventif, persuasive, dan represif?

-Preventif : Secara preventif, pemerintah dapat membentuk tim pengawas dalam rangka memberikan pendataan yang lebih spesifik terkait absensi peserta vaksin covid-19. Sehingga dengan dibentuknya tim-tim pengawas ini diharapkan dapat mencegah kehadiran joki-joki di waktu vaksinasi Covid-19 berikutnya.

-Persuasive : Pemerintah dapat meluncurkan tim-tim yang melakukan pendekatan bagi setiap keluarga di rumah-rumah warga. Dalam hal ini, pihak kelurahan yang mencakup RT dan RW mengutus setiap kelompok perwakilan pemerintah untuk membuka dialog bagi setiap masyarakat terkait pentingnya melakukan vaksinasi Covid-19.

-Represif : Pemerintah mempertegas hukuman berdasarkan Undang-Undang bagi masyarakat yang kedapatan tidak melakukan vaksinasi Covid-19 secara sengaja sampai batas waktu yang ditentukan, juga pemerintah boleh menyebarluaskan bukti pelaksanaan sanksi atau hukuman bagi pelanggar Vaksinasi Covid-19 di hadapan khalayak ramai, sehingga memberikan efek jera bagi rakyat yang menolak vaksinasi. Pemerintah juga harus mempertegas sanksi bagi para joki yang kedapatan telah melakukan tugasnya demi keuntungan pribadi. Ide-ide represif ini diharapkan dapat memberikan pencegahan terhadap lunturnya efektivitas pelaksanaan nilai-nilai Pancasila.

  • Relevansi Pancasila di era saat ini untuk mengatasi hal-hal tersebut.

Mengingat kondisi kehidupan saat ini yang sedang dilanda wabah covid-19 sesungguhnya esensi dari nilai Pancasila dapat menjadi pijakan yang tepat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa kebijakan pemerintah mengadakan vaksinasi covid-19 merupakan bentuk pelaksanaan dari sila kelima dalam Pancasila untuk mencapai keadilan sosial, yang mana pelaksanaan vaksinasi covid-19 tentu memiliki kaitan yang erat dengan pelaksanaan nilai Pancasila dalam hal ini sila kelima.

Jadi, terciptanya keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia yang sejahtera dan aman terkait tujuan dari hadirnya Pancasila, kebijaksanaan pemerintah dalam memberantas joki-joki nakal dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi covid-19 di masa kini merupakan cerminan dari relevansi Pancasila di era sekarang untuk mengatasi adannya kasus-kasus di atas, sebab Pancasila adalah dasar teguh yang tidak pernah ketinggalan zaman, Pancasila sebagai agenda bangsa Indonesia yang terus belajar dan berkembang.

Kesimpulan dan Penutup :

Indonesia dengan berpegang teguh pada Pancasila harus berperan aktif dalam menyelesaikan segala perkara di wilayah Nusantara demi menghalau kasus-kasus yang dapat merugikan warga negara sebagai korban dari tindak pelanggaran nilai-nilai Pancasila. Maka dari itu, perlu adanya peran yang strategi diupayakan baik secara preventif, persuatif, maupun represif guna tercapainya tujuan-tujuan baik sebagaimana Pancasila ada.

Daftar Pustaka :

Jurnal PEKAN Vol. 6 No.1 Edisi April 2021. Devyanne Oktari, Dinie Anggraeni Dewi. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Daerah Cibiru Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun