Fenomena ini berpotensi menjadi penyakit masyarakat jika dibiarkan tanpa edukasi dan penanganan. "Mungkin awalnya hanya merugikan diri sendiri, tapi bisa berdampak lebih luas. Misalnya, karena kehabisan uang, seseorang bisa nekat mencuri atau melakukan tindakan ilegal lainnya," ungkap Mintarsih.
Menurutnya, solusi terbaik adalah dengan menstabilkan kondisi psikologis dan ekonomi penyawir. "Kalau jiwanya stabil, tekanan ekonomi tidak terlalu berat, dan ada dukungan dari keluarga, maka dia tidak akan sampai terjerumus terlalu jauh," katanya.
Fenomena penyawir digital ini menjadi cerminan bagaimana era digital membawa perubahan besar dalam pola konsumsi hiburan masyarakat. Di satu sisi, ini menjadi peluang baru dalam dunia hiburan, tetapi di sisi lain, jika tidak disikapi dengan bijak, bisa menjadi jebakan yang membawa dampak buruk, baik bagi individu maupun masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI