Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Kader Partai Islam

7 Februari 2019   08:12 Diperbarui: 7 Februari 2019   08:30 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Amal nyata yang membuat orang menjadi pemimpin. Amal nyata yang membuat orang menang dalam mendulang suara. Orang Islam tak membutuhkan kampanye pemilihan. Lahirnya pemimpin dari proses perjalanan dakwah." Begitulah Dr Abdullah Azzam, Ulama Jihad Afghanistan, berkata.

Andai pendulangan partai Islam bermasalah. Jangan salahkan masyarakat. Tandanya, dakwahnya tidak nyata di tengah masyarakat. Dakwahnya bergeliat di saat musim kampanye. Hari-harinya berdiam di rumah menikmati kemalasannya.

Kepemimpinan Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, bukan kepemimpinan yang lahir dari kampanye. Bukan dari pendulangan suara. Bukan dari obral janji. Tetapi dari kerelaan kaum muslimin terhadap kiprah jihad dan dakwahnya. Tak ada yang menyamai amal ibadah, karya dan perjuangannya.

Apakah Abu Bakar pernah berkampanye? Apakah Umar pernah berkampanye? Karena kampanye mereka setiap hari dengan amal nyata, kontribusi dan kemaslahatan. Mereka bergerak bukan atas nama pendulangan suara tetapi atas nama dakwah. Dakwahnya menuntut pengorbanan dan perjuangan.

Apa yang telah disumbangkan untuk ruhmu, dirimu, masyarakatmu, dan negrimu? Itulah yang terus berkecamuk setiap hari. Amal kebajikan apa dan jejak terpuji apa yang telah ditorehkan dalam catatan amalmu? Berapa buah batu bata yang telah kamu pasang untuk membangun Jiwamu? Itulah yang seharusnya bergejolak setiap hari oleh para aktifitas partai Islam sebagai bentuk dakwah hariannya. Begitulah Dr Abdullah Azzam berujar.

Abul Hasan An Nadawi memaparkan karakter para aktifis partai Islam yang dinukil oleh Sayid Qutb, "Tatkala Allah menguji mereka, dan mereka bersabar serta terbebas dari pamrih pribadi. Allah mengetahui bahwa mereka tidak menghendaki sesuatu apa pun atas amal yang mereka kerjakan untuk Din ini, Allah tahu bahwa mereka adalah orang yang terpercaya. Kemudian Allah memberikan kekuasaan kepada mereka di atas bumi dan menjadikan mereka sebagai tirai bagi kekuasaan-Nya."

Para aktifis partai Islam tidak peduli dengan kemenangan. Kemenangan dan perolehan suara bukan tujuan akhir. Tak harus ditangannya diraihnya kemenangan. Tugasnya hanya berdakwah. Ini diungkapkan oleh Abul Hasan An-Nadawi, "Sampai mereka tidak menunggu-nunggu kemenangan Din Islam, baik itu melalui tangan Mereka, atau melalui tangan putra-putri Mereka, atau melalui tangan generasi yang akan datang, yang penting Allah memenangkan dakwah ini."

Para aktifis partai Islam harus juga meyakini bahwa perjuangan dakwahnya bukan penentu kemenangan. Perjuangannya hanya upaya untuk mengetuk pintu langit agar Allah mencurahkan rahmat-Nya. Kita harus belajar hal ini kepada Imam Ibnu Taimiyah. Manakala dia dipuji karena telah memberikan hidayah kepada banyak manusia dengan sebuah ungkapan, "Tidak ada sesuatu pun yang datang dariku, tidak ada sesuatu pun yang ada padaku, tidak ada sesuatu pun yang aku punya. Semuanya dari Allah dan akan kembali kepada-Nya."

Dr Abdullah Azzam, Abdul Hasan An Nadawi dan Sayid Qutb telah mengajarkan bagaimana budaya kader partai Islam dalam menapaki jalannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun