Dari ayah untuk anaknya. Itulah  salah satu yang dilakukan oleh Hamka saat di penjara. Dari balik penjara Hamka mengetik tulisan sejarah  dan pertumbuhan Islam di Minangkabau dan tanah Batak. Tulisan ini bukan untuk publik tetapi untuk anaknya agar mengenal sejarah leluhurnya.
Saat publik terkesima dengan buku Tuanku Rao yang ditulis oleh Mangaradja Onggang Perlindungan tentang kaum Padri dan sejarah Islam di Nusantara. Dari balik penjara, tahun 1964, Hamka mencoba menulis sanggahan buku tersebut berdasarkan referensi yang dia miliki di balik penjara.
Hamka menulis sejarah kaum Padri dan Islam di tanah Batak untuk anaknya yang saat itu baru berumur 9 dan 7 tahun. Agar anaknya menjadi umat Islam yang mengerti latarbelakang dari sejarah Islam di Indonesia. Untuk anaknya, itulah tulisan yang ditulis Hamka dari balik penjara. Kemudian tulisan ini di bukukan dengan judul Fakta dan Khayal Tuanku Rao. Hanya beliau kah?
Ada yang kenal Pandit Nehru? Di 1930 dari balik penjara dia menulis buku yang ditujukan hanya untuk anaknya. Buku yang berisi tentang sejarah. Bukunya diberi judul Glimpse Of World  History. Buku ini ditujukan untuk putranya yang bernama Indira, yang saat itu baru berusia 9 tahun.
Kini buku itu sang masyhur. Walau sudah berusia puluhan tahun dan ditulis dari jeruji penjara, namun hingga kini buku itu cukup berpengaruh dan terus menerus merangsang penyelidikan sejarah. Dari buku untuk anaknya, sekarang melenggeda.
Sekarang mari melihat jejak-jejak yang lebih lama lagi, tentang persembahan sang ayah untuk anak-anaknya. Kita mencoba untuk menengok Imam Ahmad bin Hambal. Dari semua imam Mazhab, kedekatan Imam Ahmad  cukup sering diceritakan bersama anaknya dibandingkan imam yang lainnya.
Ada dua anak Imam Ahmad bin Hambal yang sering menjadi rujukan kehidupan beliau yaitu Abdullah dan Shaleh. Banyak keteladanan beliau yang diabadikan oleh kedua anaknya. Bukan itu saja, bagaimana sang ayah menceritakan berbagai rahasia kepribadian ulama shaleh seperti Imam Syafii dan Abdullah Ibnu Mubarak. Â Bukankah ini bagian pelajaran sejarah bagi kedua anaknya?
Al Musnad adalah karya terbaik imam Ahmad bin Hambal. Menurut Abu Bakar Al-Muththawi'i saat Abdullah bin Ahmad bin Hambal mengajarkan anak-anaknya, Abdullah bin Ahmad bin Hambal menggunakan kitab Al Musnad karya ayahnya. Ini berarti buku karangan Imam Ahmad selalu dipelajari dan kaji oleh anak dan cucunya. Karya leluhurnya diwariskan ke generasinya.
Hamka, Nehru dan Imam Ahmad telah mengajarkan warisan karya buku untuk anak-anaknya. Warisan pemikiran dan cara pandang hidupnya kepada anak-anaknya. Apakah terbesit untuk mewariskan hal yang sama?
Andai belum bisa, minimal akun medsos dan blog pribadi kita sudah  berisi berbagai sikap dan gagasan terhadap yang terjadi di kehidupan ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI