Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menciptakan Daya Tahan

4 Agustus 2018   07:02 Diperbarui: 4 Agustus 2018   08:15 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saat tak ada lagi alasan untuk bertahan. Apakah harus bertahan? Atau menciptakan alasan baru untuk tetap bertahan? Bagaimana menciptakan seribu argumen untuk bertahan?

Alasan yang menyentuh prinsip hidup. Alasan yang menyentuh idealisme. Alasan yang menyentuh ketentraman. Masih adakah? Bila masih ada, tetaplah untuk bertahan. Buatlah ribuan alasan untuk bertahan.

Andai alasannya hanya pragmatis. Andai alasannya tanpa bersentuhan dengan obsesi akhirat. Tandanya tak ada lagi alasan untuk menciptakan ribuan alasan. Bersegeralah untuk berhenti bertahan.

Soekarno-Hatta, Mahatma Ghandi dan Nelson Mandela memiliki sejuta alasan untuk bertahan  menghadapi siksaan para penjajah. Sayid Qutb memiliki sejuta alasan untuk tetap rela menghadapi tiang gantungan. Mereka memang telah terpilih untuk menunaikan tugas tersebut. Mereka pun telah memilih tugas tersebut dengan segenap resikonya.

Daya tahan bukan berbicara kekuatan diri. Tetapi berbicara obsesi masa depan. Imajinasi masa depan yang kuat. Seolah hadir detik ini juga, itulah yang menyebabkan kokohnya daya tahan  pada setiap jiwa. Itulah mengapa obsesi Surga begitu dikokohkan.

Obsesi masa depan untuk siapa? Bisa jadi untuk dirinya sendiri. Namun yang lebih kokoh adalah untuk generasi berikutnya. Apa yang kita persiapankan untuk generasi esok hari? Itulah yang menyebabkan Rasulullah saw rela berbolak-balik menghadap Allah untuk meringankan jumlah rakaat shalat agar umatnya lebih ringan dalam beribadah.

Itulah mengapa Rasulullah saw memohonkan seluruh kesulitannya hanya menimpa dirinya, agar umatnya bisa hidup dalam kemudahan. Andai tidak ada Siti Hajar yang rela bertahan di padang yang tandus, gersang dan terisolir. Apakah akan ada Mekkah sebagai titik awal dakwah Rasulullah saw? Daya tahan selalu berbicara obsesi masa depan.

Apa yang menyebabkan Al Qhutuz mampu bertahan sebagai budak, padahal dia adalah keturunan seorang raja yang kerajaannya dihancurkan oleh bangsa Mongol? Dia berobsesi mengalahkan bangsa Mongol. Itu terealisasi saat dia menjadi Sultan di era kesultanan dinasti Malmuk. Semakin kuat obsesi masa depannya, semakin kuat daya tahannya.

Walt Disney mampu menuntaskan pekerjaannya, karena obsesi masa depannya sudah tuntas terrealisasi dalam pikirannya. Sudah tuntaskan gambaran akhir obsesi masa depan kita? Semakin tuntas dan kuat obsesinya semakin kuat daya tahannya.

Merubah obsesi menjadi energi hidup. Merubah imajinasi masa depan menjadi jiwa yang membara. Merubah kemaslahatan generasi berikutnya menjadi energi untuk bergerak melakukan apa yang harus dilakukan di hari ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun