Mohon tunggu...
BaksoLahar Nasrulloh
BaksoLahar Nasrulloh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Owner Bakso Lahar, Channel Youtube Dengerin Hati

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mesin Parpol di Pilgub Jawa Barat

26 Juni 2018   19:09 Diperbarui: 26 Juni 2018   19:17 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ridwan Kamil sosok yang sangat dikenal di dunia maya. Keterkenalannya cukup tinggi. Pendukungnya di dunia maya cukup tinggi. Namun bagaimana fenomena mesin partainya?

Saya mencoba mengamati pilkada bupati di daerah saya yang pengusungnya sama dengan RK. Terlihat jelas bahwa partai pendukungnya tidak membackup RK secara maksimal. Yang dimanfaatkan justru kebalikannya. Sang calon Bupati di dunia maya justru ingin mendompleng kekuatan figur RK.

Keefektifan mesin partai dapat dilihat dari sebaran alat peraga kampanye. Bagaimana cara memasangnya? Dan daerah-daerah yang dipasang alat peraga.

Kebanyakan pemasangan alat peraga RK, terlihat bukan kader atau simpatisan yang memasangnya tetapi ada lembaga khusus yang memfasilitasinya. Jaringannya pun tidak terlihat hingga ke pelosok. Tapi cendrung hanya di kota saja.

Tb Hasanuddin kurang terkenal figurnya, namun memiliki pendukung parpol yang sangat kuat. Namun mesin politik parpol pendukungnya terlihat kurang bergerak. Seperti tidak ada nadi yang menggerakkan di tingkat akar rumput.

Gebrakan di awal sangat efektif. Namun kemudian melemah dan cendrung tidak ada gebrakan di pertengahan dan akhir. Saya melihat gerakan kader pendukungnya tidak sepanas saat pilgub 2013.

Sudrajat-Syaikhu bukan figurnya terkenal. Namun memilik mesin politik yang bergerak secara konsisten dan berkelanjutan. Di awal cukup memberikan gebrakan lalu melemah. Mesin Parpol mulai panas saat Syaikhu membuka kaos #2018AsyikMenang2019GantiPresiden. Geliat mulai ada.

Di saat survei menunjukkan angka yang tidak bagus. Mesin politik digerakan secara maksimal diseluruh wilayah. Inilah yang membuat suaranya terus merangkak naik.

Dedi Mizwar dan Dedi Mulyadi, dua sosok yang sangat terkenal. Namun  mesin politiknya tidak bergerak seirama. Mesin politik Demokrat sebagai pengusung calon gubernur tidak maksimal. Inilah yang membuat mesin Golkar kurang bersemangat karena kurang bergeraknya mesin Demokrat.

Saya melihat di beberapa daerah mesin politiknya cukup efektif. Namun tidak merata di setiap daerah. Inilah yang menyebabkan antara tinggal keterkenalannya tidak sebaik tingkat keterpilihannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun