Naiknya Jokowi ke tapuk eksekutif tertinggi, tidak lain berkat pencitraan kartu saktinya. Kartu Jakarta Sehat, Kartu Indonesia Sehat dan beragam kartu-kartu lainnya.
Kartu-kartu ini menghipnotis masyarakat. Karena semua ini dianggap jaminan keyakinan dari janji-janji politiknya. Karena itulah saat terpilih menjadi gubernur dan Presiden, langkah pertama adalah merealisasi pencairan kartu-kartu tersebut.
Publik pun terpukau. Dalam hitungan hari, janji politiknya terpenuhi. Walau saat itu anggarannya belum jelas tapi sudah jalan.
Kartu dilawan kartu pula. Saat dies natalis Universitas Indonesia. Tiba-tiba Jokowi diserang kartu kuning. Seorang mahasiswa memberikan kartu kuning setelah Jokowi memberikan pidatonya.
Apakah ini awal sebuah awal perlawanan terhadap rezim Jokowi  ? Yang memang kurang bersahabat dengan kritik mahasiswa ?  Sudah beberapa mahasiswa ditahan karena berdemonstrasi.
Jokowi pun merespon. Akan mengirimkan mahasiswa ke suku Asmat. Alumni UI pun menjawab. Ke dalam Papua untuk mengabdi memang sudah biasa.
Pemberian kartu kuning ini menjadi perbincangan publik. Saat ini ada yang sudah berani memberikan kartu merah pada kinerja Jokowi.
Menurut pengamat politik, apa yang dilakukan mahasiswa UI adalah hal biasa. Kritikan mahasiswa tidak saja tertuju pada rezim ini saja. Namun disetiap rezim. SBY pun merasakan kritikan juga.
Tidak hanya mahasiswa. Wartawan luar negeri pun memberikan "Kartu Peringatan" pada Jokowi. Banyak keburukan dan kebohongan  yang ditutupi. Tentu, ini sebuah koreksi positif bagi peningkatan kinerja pemerintah Jokowi.
Bagaimana arah kartu ini ? Mari kita lihat.