Di balik gerobak cilok yang berkeliling di Godean, Sleman, terdapat kisah inspiratif seorang ayah yang gigih memperjuangkan masa depan lima anaknya. Pak Suroto, seorang penjual cilok keliling, membuktikan bahwa dengan kerja keras dan ketekunan, impian untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak bukanlah hal yang mustahil.Â
Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Pak Suroto sudah memulai aktivitasnya. Dengan sepeda ontel kesayangannya, ia berkeliling dari desa ke desa, menjajakan cilok yang telah ia buat sendiri di rumah. Meskipun penghasilannya tidak menentu, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya.Jatim Satu News
"Saya ingin anak-anak saya bisa sekolah tinggi, tidak seperti saya yang hanya tamat SD," ujar Pak Suroto dengan penuh harapan. Meskipun hidup dalam keterbatasan, ia selalu menanamkan nilai-nilai penting kepada anak-anaknya, seperti kejujuran, kerja keras, dan pentingnya pendidikan.
Perjuangan Tanpa Henti
Pak Suroto memiliki lima anak yang saat ini sedang menempuh pendidikan di berbagai jenjang. Meskipun biaya pendidikan semakin tinggi, ia tidak pernah menyerah. Setiap hari, ia berusaha keras agar anak-anaknya bisa tetap bersekolah.
"Kadang saya harus menabung dari hasil jualan cilok untuk membayar uang sekolah mereka," tambahnya. Meskipun penghasilannya tidak selalu cukup, ia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya.
Masyarakat sekitar sangat mendukung perjuangan Pak Suroto. Banyak warga yang menghargai usahanya dan membeli ciloknya sebagai bentuk dukungan. Selain itu, beberapa tetangga juga membantu dengan memberikan bahan baku atau sekadar memberikan semangat.
"Pak Suroto itu orangnya ramah dan jujur. Kami semua mendukungnya karena dia tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha keras," kata salah seorang warga setempat.
Pak Suroto berharap, kelak anak-anaknya bisa sukses dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Ia ingin mereka bisa meraih cita-cita mereka tanpa harus mengalami kesulitan seperti yang ia alami.
"Saya tidak ingin mereka mengikuti jejak saya sebagai penjual cilok. Saya ingin mereka bisa bekerja di kantor, menjadi guru, atau profesi lainnya yang lebih baik," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.