Mohon tunggu...
Irfan Tamwifi
Irfan Tamwifi Mohon Tunggu... Pengajar

Bagikan Yang Kau Tahu

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Waspada Penipuan Mengatasnamakan Pajak

4 Agustus 2025   19:41 Diperbarui: 4 Agustus 2025   19:41 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Screenshoot Nomor Penelpon

Beberapa hari ini saya dihubungi dua buah nomor whatsapp 0813-7745-6267 dan 0852-7411-2259 dengan foto profil yang sama Tadinya tidak saya hiraukan, karena saya tidak pernah mengangkat telepon atau membalas pesan dari nomor tidak dikenal.  

Saya mulai percaya yang menghubungi saya benar-benar petugas pajak dan membalasnya. Saya mengira mereka benar-benar petugas pajak karena mereka menunjukkan data-data detail usaha saya, mulai nama, alamat, NPWP, NIK, Nomor telepon, email dan berbagai jenis usaha saya karena mestinya tidak ada yang tahu selain petugas pajak.  

Karena beberapa kali chat dengan nada sopan, saya sempat mengira pesan whatsapp ini benar-benar dari petugas pajak. Apalagi di saat yang sama saya tengah meng-update data pajak saya. Saya memang berencana meng-update NIK dan NPWP, yang beberapa waktu selalu tertunda, sehingga saya berfikir mungkin petugas pajak berbaik hati menghubungi saya. 

Setelah telepon saya angkat, petugas pajak meminta video call dengan cara berbagi layar dan mengarahkan saya untuk mengubah stelan handphone. Beberapa saat saya ikuti, tetapi saya mulai curiga karena penelpon minta saya mematikan fitur-fitur keamanan handphone, seperti mematikan google playstore. 

Sumber: Screenshoot pesan penipu 
Sumber: Screenshoot pesan penipu 

Kemudian saya diarahkan untuk masuk ke google chrome dan membuka situs pajak.kdjid.cc. Di sini saya mulai curiga, karena sambil melayani telepon saya browsing situs ini tidak sama dengan alamat situs pajak, yang artinya ini hanya hyperlink, yang membuat saya langsung masuk situs djp. Padahal alamat situs yang sama buka tidak sama dengan alamat yang harus saya tekan.

Setelah itu, saya diminta download link yang bertuliskan google playstore, padahal aplikasi itu disuruh matikan sejak awal, yang berarti itu bukan google playstore beneran. Setelah terdownload, handphone saya langsung keluar peringatan, "Awas, malware, jangan instal", tetapi sang penelpon memaksa saya tetap instal.

Saya bilang, "saya besok urus di kantor saja", tetapi penipu malah memaksa saya lanjut menginstal malware yang sudah pasti berbahaya buat HP saya. Di sinilah, saya mulai berdebat. Bagaimana mungkin saya harus menginstal malware di hp saya? 

Bagaimana mungkin pemerintah memasang aplikasi malware di HP warganya? Kalian pasti penipu, begitulah kalimat terakhir yang saya ucapkan. Dengan berbagai dalih bahkan memaksa saya tetap menginstal. Dari sikapnya yang memaksa, saya jadi semakin yakin bahwa ini penipuan dan saya langsung memutuskan telepon.

Sesaat kemudian penelpon mencoba kembali menelpon dan saya jawab, "Apa nggak bisa sih cari kerjaan lain, selain menipu?" dan teleponpun saya tutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun