Penggunaan Bahasa Indonesia dalam karya ilmiah membuka akses pengetahuan yang lebih luas dan merata. Ketika hasil riset ditulis dalam bahasa nasional, maka guru, petani, pelaku UMKM, pengambil kebijakan, dan masyarakat umum bisa ikut memahami, mendiskusikan, dan bahkan menerapkan temuan tersebut. Dengan demikian, ilmu pengetahuan tidak hanya berputar di lingkaran elit akademik, tetapi juga membumi di tengah kehidupan rakyat.
Menjaga Kedaulatan Bahasa
Kita tidak boleh lupa bahwa bahasa juga merupakan bagian dari kedaulatan bangsa. Ketika kita membiarkan Bahasa Indonesia terpinggirkan dalam dunia akademik, secara tidak langsung kita juga melemahkan jati diri dan daya saing bangsa sendiri. Sebaliknya, bangsa yang bangga dan percaya diri terhadap bahasanya akan lebih mandiri secara intelektual.
Menulis karya ilmiah dalam Bahasa Indonesia juga merupakan bentuk perlawanan terhadap kolonialisasi linguistik. Kita tentu tidak menolak pentingnya belajar dan menggunakan bahasa asing, terutama untuk publikasi internasional. Namun, kita juga tidak boleh lupa bahwa kontribusi terhadap bangsa sendiri harus tetap menjadi prioritas. Karya ilmiah dalam Bahasa Indonesia adalah bentuk kontribusi itu.
Langkah-Langkah yang Dapat Diambil
Agar Bahasa Indonesia semakin mengakar dalam dunia ilmiah, perlu ada upaya yang sistematis dari berbagai pihak:
Penguatan Kurikulum Bahasa Indonesia
Perguruan tinggi perlu menjadikan penulisan ilmiah dalam Bahasa Indonesia sebagai bagian penting dari kurikulum. Mahasiswa harus dibekali kemampuan menulis yang tidak hanya benar secara gramatikal, tetapi juga ilmiah dan argumentatif.Peningkatan Kualitas Jurnal Ilmiah Nasional
Banyak jurnal ilmiah nasional masih belum terindeks dan dianggap kurang kredibel. Pemerintah dan institusi akademik harus berinvestasi dalam pengembangan jurnal-jurnal tersebut, baik dari sisi kualitas naskah, sistem editorial, maupun aksesibilitas.Penghargaan terhadap Karya Ilmiah Berbahasa Indonesia
Dosen dan peneliti yang mempublikasikan karya ilmiah bermutu dalam Bahasa Indonesia perlu diberikan apresiasi setara dengan mereka yang menulis di jurnal internasional. Ini bisa berupa insentif penelitian, kenaikan jabatan, atau pengakuan dalam akreditasi institusi.Pelatihan Bahasa Ilmiah Berkelanjutan
Baik mahasiswa maupun dosen perlu mengikuti pelatihan menulis ilmiah berbahasa Indonesia yang berkelanjutan. Keterampilan menulis adalah hal yang harus dilatih terus-menerus, bukan diajarkan sekali lalu dilupakan.
Penutup