Mohon tunggu...
Narwan Eska
Narwan Eska Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemahat Rupadhatu

Berkelana di belantara sastra, berliterasi tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Keris Luk Pitu

23 Agustus 2019   17:28 Diperbarui: 23 Agustus 2019   17:31 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kemudian kakekmu memintaku membantu mengubur semua keris miliknya. Berharap suatu saat dapat diambil kembali."

"Lalu keris ini?"

"Aku ambil salah satu keris dan kubungkus rapi dengan beludru merah. Rapi layaknya membungkus keris sakti. Kumasukkan ke kotak jati berukir. Lalu kutanam di kebun kakekmu."

"Jadi keris ini?"

Kang Karep duduk di tanah. Lemas. Keris luk pitu diletakkan di antara dua kakinya. Dipandangi keris sambil menggeleng-gelengkan kepala. Seolah membuang khayalan menjadi orang kaya yang menyelimuti pikirannya sejak menemukan keris luk pitu. Aku dan ayahku pun ikut menggelengkan kepala. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun