Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Penyesuaian Diri, Sakit di Awal Puasa Itu Wajar

9 April 2022   00:04 Diperbarui: 9 April 2022   00:43 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maag sering kambuh saat awal-awal Ramadhan sebagai penyesuaian tubuh. (Foto dream.co.id)

Memasuki Ramadhan di sepanjang sejarah selalu dibarengi dengan perpindahan cuaca. Dari musim hujan ke musim kemarau. Dari suasana dingin ke suasana panas. Situasi itu membuat tubuh akan melakukan penyesuaian.

Dalam penyesuaian itu tubuh akan mengalami sedikit perubahan untuk mengadaptasi kondisi alam. Ditambah lagi tubuh juga mengadaptasi perubahan pola hidup di bulan puasa. Yang biasanya makan pagi/sarapan, makan siang, makan malam dan ngemil-ngemil, menjadi makan sahur dan berbuka puasa.

Maka di awal-awal Ramadhan ada tubuh yang mengalami sakit ringan. Sering tiba-tiba flu, demam, batuk, tenggorakan sakit, dan asam lambung akan naik bagi penderita maag. Namun, kondisi itu tidak akan bertahan lama. Biasanya masuk minggu ke dua atau sepuluh hari kedua kondisi tubuh sudah mulai baik-baik saja. Sebab, tubuh sudah mulai beradaptasi dan terbiasa dengan perubahan pola hidup.

Puasa pada dasarnya sangat membantu tubuh dalam mendetoksifikasi racun-racun yang selama 11 bulan masuk melalui makanan dan minuman. Dalam 1 bulan puasa tubuh memiliki kesempatan untuk beristirahat dan memperbaiki fungsi-fungsinya. Sehingga setelah Ramadhan, bukan hanya jiwa yang diharapkan bersih tapi juga tubuh menjadi sehat.

Itulah yang disebut kembali ke fitrah, lahir dan batin. Tubuh menjadi lebih sehat untuk menghadapi 11 bulan selanjutnya di mana semua fungsinya akan kembali bekerja maksimal. Bekerja untuk menerima kembali racun-racun yang bakal masuk ke tubuh. Dan jiwa juga kembali siap menjalani tantangan hidup yang harus dihadapi.

Selama Ramadhan memang sebaiknya kita dapat menahan diri dari berbagai godaan. Baik godaan untuk menikmati bermacam-macam makanan dan minuman maupun macam-macam perbuatan yang mengurangi pahala puasa.

Menahan godaan berarti tidak "balas dendam" makan dan minum saat berbuka puasa. Dan meningkatkan ibadah sesuai kemampuan di malam-malam Ramadhan. Semuanya pada dasarnya untuk keperluan dan kepentingan jiwa dan raga, lahir dan batin kita sendiri.

Namun, meski puasa sesungguhnya adalah penting untuk diri kita sendiri, Allah justru memberikan bonus besar pada siapa saja yang menjalankan puasa dengan baik. Di mana secara hakikat, Allah memberikan kita bonus besar atas kemauan manusia beriman untuk menjaga dan memperbaiki dirinya sendiri di Bulan Suci Ramadhan.

Jika diperhatikan dan diresapi, sakit di awal-awal Bulan Ramadhan mungkin adalah salah satu tanda puasa dan ibadah kita diterima. Adaptasi tubuh menghadapi Ramadhan bisa jadi adalah bukti bahwa badan dan jiwa kita siap menjalani sisa Ramadhan dengan sehat dan khusuk.

Bukan berarti mereka yang sehat saat memasuki Ramadhan puasanya ditolak. Karena sesungguhnya mereka yang sehat telah mendapatkan nikmat yang tidak ternilai karena telah diberi kesiapan menghadapi Ramadhan. Dan itu harus benar-benar disyukuri dengan kata serta perbuatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun