Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

LSM Asing Bakal Serbu Indonesia untuk Urus Sampah

21 Januari 2022   14:33 Diperbarui: 21 Januari 2022   14:37 1537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu campur tangan asing kelola sampah Indonesia dengan skema kerjasama antarkota. (Dokumentasi pribadi)

Dalam hal sampah, lihatlah bagaimana peneliti dari Amerika Serikat, Dr. Jenna Jambeck yang meneliti sampah di Indonesia pada 2015 silam. Hasil penelitian itu sangat mengejutkan dan membuat Indonesia stress. 

Dalam artikel ilmiah hasil penelitiannya, Jenna Jambeck mengemukakan Indonesia sebagai penghasil sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah Cina. Pernyataan itu membuat Indonesia stress. Bukan hanya pemerintah, rakyat Indonesia juga ikut stress. 

Maka sejak itulah pemerintah dan rakyat Indonesia bersatu dalam soal sampah. Pemerintah menyatakan masalah sampah disebabkan rakyat tak sadar lingkungan. Sejak 2016 itu pula LSM-LSM asing berdatangan ke Indonesia mengurusi sampah. LSM asing yang sebelumnya tak pernah perhatikan sampah, akhirnya ikut urus sampah juga.

LSM asing yang urus sampah itu pada gilirannya melahirkan LSM lokal yang urus sampah juga. Tapi dengan cara yang sama dengan LSM asing. Targetnya hanya program, kegiatan, dan acara kolosal, media catching, dan menyerap CSR dari perusahaan-perusahaan besar penimbul sampah atau pencemar lingkungan.

Sampai sekarang sudah banyak sekali LSM asing dan lokal mengurus sampah. Tapi masalah sampah tetap tak bergerak, masih sama seperti sebelum ada LSM turun mengurus sampah. 

Kondisi inilah yang menjadi pemancing LSM asing lebih banyak lagi datang ke Indonesia. Mirisnya, pemerintah tidak sadar diri bahwa banyaknya campur tangan asing adalah bukti buruknya kinerja pemerintah. Pemerintah justru bangga bisa diperhatikan oleh asing, baik pemerintah asing maupun LSM asing.

Kita boleh saja berharap LSM asing bisa membawa manfaat bagi Indonesia. Tapi, sebagus-bagusnya mereka, Indonesia bukan tanah air mereka. Di samping itu, kalau kita ingat pada ungkapan "tidak ada makan siang gratis", kita harus bersiap-siap untuk membayar. 

Entah apa yang harus Indonesia bayarkan untuk perhatian asing itu.(nra)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun