Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Korelasi Keimanan dan Kekayaan dalam Surat Al-Mudatsir

5 Desember 2021   17:13 Diperbarui: 5 Desember 2021   17:27 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid di Pulau Sabunten, Kabupaten Sumenep - Madura. (Dok. Pribadi)

Ustadz favorit kami di Masjid Nurul Hayat, Ustadz Muhammad Yahya mengaji surat Alquran Al - Mudatsir. Surat Alquran yang membahas tentang seorang Quraisy, Walid bin Mughirah. Seorang petinggi Quraisy yang diberi keluasan rezeki kekayaan, keturunan, dan kejeniusan oleh Allah.

Walid bin Mughirah ini penentang Islam, Alquran, dan Rasulullah meski pernah mengakui kebenarannya. Dia nyaris masuk Islam namun kemudian menentangnya untuk mempertahankan posisi pentingnya di kalangan Quraisy.

Dengan sombong Walid bin Mughirah berkata: Andai kata Muhammad benar, maka surga pun tidak akan diciptakan melainkan untuk saya akan masuk di dalamnya. Karena Walid bin Mughirah mengkorelasikan kekayaannya di dunia adalah rahmat Tuhan, maka demikian pula kelak di akhirat.

Ustadz Muhammad Yahya kemudian menyambungkannya pola pikir Walid bin Mughirah dengan hasil penelitian Maximilian Weber alias Max Weber.

Max Weber pernah meneliti tentang penyebab negara-negara Eropa Barat lebih maju dari negara di wilayah lainnya termasuk Eropa Timur, Eropa Utara, dan Eropa Selatan. 

Nyatanya, banyaknya sumber daya manusia dan alam bukan penyebab kemajuan negara-negara. Karena negara dengan banyak penduduk dan sumber daya alam tidak semaju negara-negara di Eropa Barat yang relatif sedikit penduduknya dan kekayaan alamnya.

Max Weber akhirnya menemukan indikator yang paling menentukan. Yaitu agama yang dianut masyarakat Eropa Barat. Orang-orang Eropa Barat banyak beragama Kristen Protestan. Yang memiliki pola pikir seperti Walid bin Mughirah.

Penganut Kristen Protestan di Eropa Barat adalah religius yang percaya bahwa kekayaan di dunia adalah bentuk kasih sayang Tuhan pada mereka. Dan jika di dunia saja Tuhan menyayangi mereka, maka di akhirat pun mereka akan disayangi dengan dimasukkan ke surga. Sehingga, mereka sangat percaya korelasi keimanan dengan kekayaan.

Tak heran, orang-orang di Eropa Barat sangat tinggi etos kerjanya untuk mencapai kekayaan. Lalu, setelah kekayaan itu mereka dapatkan, mereka akan hidup sederhana. Kekayaan yang didapat dari etos kerjanya tidak dihambur-hamburkan, tetapi mereka investasikan dan dikembangkan di bidang lain agar kekayaan itu makin banyak. Investasi itu kemudian mendorong kemajuan ekonomi di banyak sektor dan terdistribusi ke semua bidang di Eropa Barat.

Demikianlah kesimpulan Max Weber. Penyampaian Ustadz Yahya mematahkan pernyataan-pernyataan orang antikapitalisme yang selama ini sering saya baca bahwa kapitalisme tidak beragama.

Bagaimana dalam Islam? Sebenarnya terlalu remeh temeh jika kekayaan di dunia dikorelasikan dengan keimanan. Tapi di antara muslim sering terjadi korelasi itu. Orang miskin sering disebut karena jauh dari Allah dan orang kaya disebut karena kedekatannya dengan Allah.

Ustadz Yahya mengatakan, andai kekayaan ada korelasinya dengan keimanan, maka tidak mungkin Allah menjadikan Nabi Ilyas yang sangat miskin itu sebagai nabi-Nya. Dan Allah pasti akan menjadikan Nabi Sulaiman sebagai rasul-Nya karena sangat kaya, bukan menjadikan Rasullullah Muhammad sebagai kekasih-Nya yang beralas tidur pelepah kurma. 

Wallahu a'lam bishawab. (nra)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun